21 Maret 2024
19:15 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan hasil rekapitulasi suara Pemilu 2024. Hasilnya, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dibandingkan dua kandidat lainnya.
Lantas, bagaimana pengaruhnya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki mengatakan, momen pilpres dari sebelum sampai pengumuman semua terpantau dalam kondisi kondusif, sehingga membuat pasar optimistis.
Oleh karena itu, pasca pengumuman hasil rekapitulasi suara Pemilu 2024, dirinya memproyeksikan IHSG pada kisaran level 7.237 hingga 7.421.
"IHSG masih akan bergerak di range 7237-7421," kata Achmad kepada Validnews, Kamis (21/3).
Sementara itu, kepada Validnews, Kamis (21/3), Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana alias Didit menyampaikan bahwa hingga penutupan sesi 1 ini, IHSG bergerak menguat 0,69% ke 7.381 disertai dengan munculnya volume pembelian.
Adapun, penguatan IHSG ini didukung oleh menguatnya IDXTechno dan IDXBasic.
"Secara sentimen kami perkirakan pergerakan IHSG dipengaruhi oleh mayoritas bursa global dan regional Asia yang juga bergerak menguat," ungkap Didit.
Baca Juga: Hasil Riset: Pasar Saham Bisa Positif Pasca Pemilu 2024
Menurutnya, penguatan IHSG ini juga inline dengan report teknikal yang telah dirilis MNC Sekuritas pagi ini, di mana untuk support berada di 7.238 dan resistance di 7.444.
Sebelumnya, pada perdagangan Rabu (20/3) kemarin, IHSG ditutup melemah tipis 0,08% ke posisi 7.331,13. Lantaran, investor cenderung wait and see menanti hasil rekapitulasi suara Pemilu oleh KPU.
Kendati demikian, usai resmi diumumkan, IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis (21/3), langsung dibuka menguat 46,20 poin atau 0,61% ke posisi 7.368,77. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 8,79 poin atau 0,83% ke posisi 1.001,03.
Bahkan, menjelang menutupan perdagangan sesi II, atau tepatnya pukul 14.50 WIB, IHSG menguat 35,41 poin atau 0,48% menjadi 7.366,54.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman menganggap bahwa pergolakan ini sebagai suatu penyesuaian yang normal.
"Kemarin satu minggu terakhir, ketika naik bagus banget kok. Hari ini adjustment biasa saja. Karena kalau kita lihat, valuasi perbankan cukup bagus dibandingkan regional," ujar Iman kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/3).
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Investor Saham Wait and See
Terlepas dari isu politik, Iman melihat, penurunan ini didorong dari realisasi keuntungan menjelang tanggal cum dividen di emiten-emiten keuangan. Pasalnya, kontributor terbesar di IHSG adalah sektor keuangan.
"Sebagian besar daripada sektor keuangan dan perbankan sudah bagi dividen. Saya agak melihat bahwa sebagian juga ada faktor itu, bahwa ketika mereka mau mengejar kumnya, mereka berlomba-lomba punya banyak, karena perbankan kasih dividen cukup bagus. Nah, sekarang setelah nggak ada dividennya, sehingga pricing-nya disesuaikan," jelas dia.
Sementara itu, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy tak mengelak bahwa para investor cenderung wait and see menunggu hasil Pemilu 2024.
"Investor masih wait and see untuk hasil pemilu yang mudah-mudahan diumumkan hari ini dan dampaknya seperti apa kami sih terus terang berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja, sehingga market kita atau investor kita juga bisa kembali aktif bertransaksi dengan optimisme yang lebih besar terhadap kondisi kita," terang Irvan.
Selain Pemilu, ia menyebut, beberapa faktor lain, yaitu rally IHSG yang sudah cukup panjang. Sehingga, saat ini sudah waktunya realisasi keuntungan dan aksi korporasi dari emiten-emitennya.