09 April 2025
14:11 WIB
Prabowo Bahas Situasi Geopolitik Dan Geoekonomi Dalam Kunjungan Di Timur Tengah
Presiden Prabowo Subianto memulai lawatan ke lima negara, yakni Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Jordania.
Penulis: Al Farizi Ahmad
Editor: Rikando Somba
Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan saat sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (23/10/2024). Antara Foto/Hafidz Mubarak A |
JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto memulai lawatan ke lima negara, yakni Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Jordania. Kunjungan Presiden akan dimulai dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, untuk bertemu dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan.
Prabowo menyebutkan pertemuan ini untuk melakukan konsultasi dan untuk tukar-menukar pikiran tentang perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia saat ini.
Presiden Prabowo dan rombongan lepas landas dari Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (9/4) pukul 01.05. Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya ikut serta dalam rombongan tersebut.
Dari Abu Dhabi, Presiden akan melanjutkan perjalanan menuju Turki untuk melakukan kunjungan kenegaraan sebagai balasan dari kunjungan kenegaraan Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia pada 12 Februari lalu.
Selain itu, Presiden juga akan menghadiri Antalya Diplomacy Forum sekaligus menjadi pembicara pada sesi leader’s talk.
"Saya juga akan melaksanakan konsultasi dengan beliau (Presiden Erdogan) tentang beberapa hal, juga menyangkut geopolitik dan geoekonomi, juga kerja sama industri dan perdagangan, dan pendidikan serta kebudayaan. Kita punya hubungan yang cukup luas dan komprehensif dengan Turki,” tuturnya.
Dari Turki, Prabowo melanjutkan ke Kairo, Mesir. Presiden Prabowo dijadwalkan akan bertemu Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, Sabtu (12/4). Setelahnya, Presiden direncanakan menuju Doha, Qatar untuk bertemu dengan Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani.
“Saya akan terbang ke Doha, Qatar untuk melaksanakan kunjungan kenegaraan dan untuk menyelesaikan kesepakatan-kesepakatan antara Qatar dan Indonesia, juga tanda tangan berbagai perjanjian dan kesepakatan yang cukup strategis bagi kedua negara kita,” jelas Kepala Negara.
Negara terakhir yang dikunjungi kali ini adalah Jordania. Di sana Presiden Prabowo akan bertemu dengan Raja Abdullah II.

Pasar Potensial
Terkait dengan Timur Tengah, Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengungkapkan kawasan Timur Tengah dan Afrika dapat menjadi tujuan potensial baru bagi perluasan pangsa produk Indonesia di tengah perang dagang global yang terjadi saat ini.
"Timur tengah bisa menjadi tujuan potensi produk-produk Indonesia. Selain itu, pangsa pasar benua Afrika bisa menjadi tujuan potensial juga," ujar Nailul Huda yang dikutip dari Antara di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Airlangga Yakin Ekonomi RI Kokoh Dan Tangguh Hadapi Ketidakpastian Global
Menurut dia, di tengah kondisi perang dagang global dan pemberlakuan kebijakan tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pemerintah dan pelaku usaha di Indonesia perlu melakukan perluasan pangsa pasar produk Indonesia di perekonomian internasional.
"Pemerintah perlu melakukan perluasan pangsa pasar produk Indonesia tidak bergantung pada traditional market seperti China, AS, dan Eropa," katanya.
Nailul Huda juga menambahkan perluasan pangsa pasar ini membutuhkan optimalisasi peran dari perwakilan-perwakilan diplomatik dan perdagangan Indonesia di masing-masing negara yang menjadi tujuan.
"Perlu optimalisasi peran dari kedutaan besar (Kedubes) Indonesia di masing-masing negara," katanya.
Di agenda pertemuan pelaku usaha dengan Presiden Prabowo kemarin, Kepala Negara menyebut Indonesia harus berani mencari pasar tujuan ekspor yang baru, terutama setelah terkena tarif timbal balik impor 32% ditambah tarif impor umum 10% dari Amerika Serikat.
Kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dinilai, membuat situasi perekonomian global berubah sehingga Indonesia perlu mengatur strategi untuk melindungi kepentingan dalam negeri.
Baca juga: Maret 2025, Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Merosot 0,57%
Presiden mendukung pengusaha-pengusaha Indonesia mulai menjajaki pasar-pasar non-tradisional yang juga potensial, misalnya negara-negara Afrika. “Afrika itu the new emerging market of the world. Afrika memiliki jumlah penduduk. sumber daya, dan kebutuhan yang banyak,” katanya.
Prabowo kemudian menyebut saat ini ada beberapa pengusaha Indonesia yang telah menggarap pasar di Afrika, misalnya Salim Group dengan produk mie instannya.