c

Selamat

Kamis, 28 Maret 2024

EKONOMI

08 April 2021

16:07 WIB

PLTU Jawa 9 dan 10 Jadi Role Model Pembangkit Ramah Lingkungan

PLTU Jawa 9 dan 10 menjadi pembangkit yang ramah lingkungan, karena mampu menekan emisi jenis polutan SOx, partikulat, dan NOx jauh di bawah ketentuan pemerintah.

Editor:

PLTU Jawa 9 dan 10 Jadi <i>Role Model</i> Pembangkit Ramah Lingkungan
PLTU Jawa 9 dan 10 Jadi <i>Role Model</i> Pembangkit Ramah Lingkungan
Wakil Menteri KLHK Dr. Alue Dohong bersama Ketua Panitia Indonesia Green Award dan Chairman The La Tofi School of CSR memberikan penghargaan kepada Presiden Direktur Indo Raya Tenaga Peter Wijaya dan Direktur Keuangan Moch Chairul, di Jakarta, Rabu malam (7/4). IGA untuk inisiatif pelestarian lingkungan dengan teknologi maju diberikan kepada PLTU Jawa 9&10 yang dikelola IRT. Validnews/Dok

JAKARTA – Upaya PLTU Jawa 9 dan 10 dalam menyelenggarakan bisnisnya dengan memperhatikan kelestarian lingkungan telah mendapatkan pengakuan dalam Indonesia Green Award (IGA) 2021. Pembangkit dinilai berinistiatif ramah lingkungan karena teknologi maju yang digunakan.

Dengan inisiasi tersebut, PT Indo Raya Tenaga (IRT) sebagai pengelola pembangkit tersebut, mampu menekan emisi jenis polutan SOx, partikulat, dan NOx hingga jauh di bawah ketentuan maksimal yang disarankan pemerintah.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pun menilai, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 patut menjadi role model untuk pengembangan pembangkit yang ramah lingkungan. Menurutnya, Indo Raya Tenaga selaku pengembang pembangkit tersebut serius berkomitmen menciptakan PLTU yang ramah lingkungan.

“Ini bisa mengubah kesadaran para pengusaha tentang tanggung jawab,” tegas Wakil Menteri KLHK Alue Dohong yang ditemui wartawan usai menghadiri IGA 2021 di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Rabu (7/4) malam.

Baca juga: Pemerintah Resmikan PLTU 4.000 MW

Ia mengatakan, keberadaan perusahaan seperti IRT, memunculkan kesadaran para pengusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dengan tujuan utama, mencegah kerusakan alam akibat emisi atau gas buang yang keluar dari PLTU atau pabrik. Apalagi, menurut dia, saat ini masih banyak pengusaha yang abai akan hal tersebut. Alue pun mendorong para pengusaha untuk berani mengeluarkan terobosan baru, mencegah kerusakan lingkungan tersebut, seperti pengelola PLTU ini.

“Dan itu bisa membuat branding usaha nya lebih bagus. Sebab, tidak hanya mengejar keuntungan saja. Tapi juga memperhatikan sosial juga,” tandasnya.

Bila tak ada perubahan dalam upaya bisnis lebih memperhatikan lingkungan, Alue khawatir, hal tersebut akan menyebabkan perubahan iklim secara drastis. Bahkan, bisa menyebabkan terjadinya bencana alam seperti banjir, kekeringan, hingga peningkatan muka air laut.

Teknologi PLTU Jawa 9 dan 10

Penyelenggara IGA kali ini memberikan penghargaan kepada IRT dengan kategori perusahaan yang Memelopori PLTU Nan Ramah Lingkungan dengan Teknologi Maju. Teknologi seperti Flue Gas Desulfurization (FGD), Electro Static Precipitator (ESP), Low Nox Burner, dan Selective Catalytic Reduction (SCR) pun dipakai untuk menekan emisi udara berupa SOx, partikulat, dan NOx.  

Konstruksi PLTU yang juga memasang Ultra Super Critical (USC) dan menggunakan peralatan utama buatan Organization of Economic Co-operation and Development (OECD) ini, diresmikan Presiden Joko Widodo melalui groundbreaking pada 2017 lalu. Sejak tahap pembangunan, PLTU 9 & 10 dinilai KLHK dan penyelenggara IGA, sudah melakukan sejumlah upaya pelestarian lingkungan, termasuk penghijauan dan konservasi alam.

Baca juga: PLTU Penyebab Kanker Otak Perlu Pembuktian Ilmiah

Penyematan penghargaan sebagai pelopor PLTU berteknologi maju yang ramah lingkungan terhadap PLTU Jawa 9 dan 10 adalah hal yang disyukuri oleh manajemen IRT. Penghargaan ini juga diartikan sebagai wujud gambaran komitmen pemeliharaan lingkungan yang merupakan prinsip dasar berbisnis PLTU ini.

“Kami satu-satunya di Indonesia yang pakai teknologi paling lengkap, termasuk SCR. Jerih payah komitmen kami itu bisa diakui paling tidak oleh pemerintah yakni KLHK. Selain itu ada juga sense of achievement secara pribadi, boleh dibilang orang menggadang-gadangkan green, we are trying to make it as green as possible untuk base load yang reliable,” tegas Presiden Direktur Indo Raya Tenaga Peter Widjaya di sela-sela acara malam penganugerahan Indonesian Green Award 2021, Rabu malam (7/4).

Menurut peraturan, standar baku mutu SOx, Partikulat, dan NOx untuk PLTU dalam tahap konstruksi ini masing-masing adalah 550 mg/Nm3, 100 mg/Nm3, 550 mg/Nm3. Namun dengan teknologi yang digunakan pembangkit Jawa 9 dan 10, angka-angka tersebut dipangkas menjadi dibawah 350 mg/Nm3, 30 mg/Nm3, dan 128mg/Nm3, secara berurutan untuk SOx, Partikulat, dan NOx.

“Memang sudah cukup rendah, namun kami yakin akan bisa jauh di bawah itu apabila bahan bakar yang disuplai sesuai standar pabrikan,” tegas Peter yang didampingi Direksi IRT lainnya, Jinyoung Jeong dan Moch. Chairul.

Ia melanjutkan, PLTU yang 51% kepemilikannya pada PLN adalah showcase keberhasilan pemerintah dalam menggaet pihak swasta dan bank-bank internasional untuk mendanai mega proyek tanpa jaminan pemerintah dan tanpa membebani APBN. 

“Proses Project Financing sangat melelahkan, belum ada preseden joint venture yang seperti ini, apalagi tahun lalu kami FC (Financial Closing - red.) waktu pandemi,” tandasnya. (Zsazya Senorita)


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER