31 Mei 2025
13:49 WIB
PLN Butuh Bantuan Swasta Sukseskan RUPTL 2025-2034
Kolaborasi antara PLN dan IPP memegang peran vital untuk menjalankan proyek kelistrikan yang tertuang di RUPTL 2025-2034.
Penulis: Yoseph Krishna
Petani menanam padi dengan latar belakang Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis (9/1/2025). AntaraFoto/Hasrul Said
JAKARTA - PT PLN membuka peluang bagi perusahaan swasta untuk menyuntikkan modal mereka pada proyek-proyek ketenagalistrikan yang termaktub dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo lewat keterangan tertulisnya menyebut pihaknya butuh kolaborasi dengan swasta dalam rangka menyukseskan proyek-proyek di dalam RUPTL teranyar itu.
"Kami siap menjalankan arahan Menteri ESDM Bapak Bahlil Lahadalia dalam menyukseskan RUPTL PLN 2025-2034 dengan bersinergi dengan pihak swasta untuk pengembangan pembangkit," imbuhnya, Sabtu (31/5).
Ditegaskannya, kolaborasi antara PLN dengan perusahaan swasta memegang peran yang vital dalam rangka merealisasikan target-target berkelanjutan yang tertuang pada RUPTL.
Baca Juga: RI Butuh Lebih Dari Rp17 Kuadriliun Untuk Bangun Kelistrikan Sampai 2060
"Ini merupakan wujud kolaborasi bersama tidak hanya dalam menciptakan kedaulatan energi nasional tapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi," ungkap Darmawan.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan salah satu proyek ketenagalistrikan yang akan dibangun sampai tahun 2034 mendatang ialah pembangkit dengan total kapasitas 69,5 giga watt (GW).
Proyek pembangkit listrik sampai tahun 2034 itu bakal ditopang oleh perusahaan swasta atau Independent Power Producer (IPP) yang porsinya dialokasikan sebesar 73% atau sekitar 50,7 GW.
Tak tanggung-tanggung, nilai investasi dari IPP pada sektor pembangkit listrik itu mencapai Rp1.566,1 triliun dari keseluruhan investasi sejumlah Rp2.133,7 triliun.
"Investasi (pembangkit) Rp2.000 triliun lebih. IPP-nya sebesar Rp1.566,1 triliun (atau sekitar 73%), ini yang diswastakan," sebut Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM beberapa waktu lalu.
Adapun peluang investasi itu dibagi menjadi dua periode per lima tahun, yakni 2025-2029, serta 2030-2034. Pada lima tahun pertama, Eks-Ketua Umum HIPMI itu menyebut total investasi diproyeksikan mencapai Rp1.173,94 triliun.
Sampai 2029 mendatang, investasi sektor ketenagalistrikan terbesar datang dari proyek pembangkit milik swasta atau IPP dengan porsi 38% atau Rp439,6 triliun, diikuti pembangkit milik PT PLN sebanyak 26% atau Rp306,3 triliun.
Baca Juga: RUPTL Disahkan, 76% Tambahan Pembangkit Listrik Sampai 2034 Bersumber EBT
Pemerintah pada RUPTL 2025-2034 secara gamblang membuka ruang selebar mungkin bagi IPP untuk membangun pembangkit listrik. Tahun ini saja, investasi pembangkit milik IPP diharapkan bisa menyentuh Rp114 triliun atau lebih besar dibanding investasi dari PT PLN sebesar Rp72,4 triliun.
Meski begitu, seluruh proses pengembangan bakal tetap berada dalam naungan PT PLN sebagai perusahaan pelat merah sektor ketenagalistrikan lewat skema Engineering, Procurement, and Construction (EPC).
"Sekalipun ini nanti PLN juga akan mentenderkan, untuk EPC-nya siapa tapi ini domain semuanya ada pada PLN," tandas Menteri Bahlil.