c

Selamat

Sabtu, 20 April 2024

EKONOMI

24 September 2021

18:38 WIB

PLN Akan Pasok Listrik Ke Kilang Tuban Pertamina Rosneft

Total kebutuhan listrik GRR Tuban rencananya akan dipasok melalui kombinasi antara self power generation dan grid system milik PLN

Penulis: Zsasya Senorita

Editor: Dian Kusumo Hapsari

PLN Akan Pasok Listrik Ke Kilang Tuban Pertamina Rosneft
PLN Akan Pasok Listrik Ke Kilang Tuban Pertamina Rosneft
Petugas PLN melakukan perawatan jaringan listrik di Suka Hati, Kabupaten Bogor. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya.

JAKARTA – PT PLN (Persero) siap memasok listrik sebesar 678 megawatt (MW) untuk mendukung produksi BBM di Grass Root Refinery (GRR) kilang Tuban milik PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia atau PRPP.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menuturkan, pasokan listrik ke GRR Tuban merupakan salah satu bentuk sinergi BUMN dalam menjaga ketahanan energi nasional.

Melalui nota kesepahaman (MoU) dengan PT PRPP, PLN berkomitmen akan memasok listrik yang dibutuhkan GRR Tuban mulai dari pembangunan hingga beroperasi. PT PRPP merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft Singapore Pte Ltd yang merupakan afiliasi perusahaan migas Rosneft asal Rusia.

“Proyek GRR Tuban ini merupakan salah satu proyek strategis nasional untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Untuk itu, PLN mendukung tersedianya pasokan listrik dengan keandalan tinggi, berkualitas, dan harga kompetitif,” terang Zulkifli secara tertulis di Jakarta, Jumat (24/9).

Ia menuturkan bahwa PLN siap memenuhi berapa pun kebutuhan listrik di kilang minyak yang akan terintegrasi dengan kompleks petrokimia ini. Diinformasikan saat ini sistem kelistrikan Jawa-Bali memiliki daya mampu netto sekitar 38 gigawatt (GW) dengan beban puncak sekitar 26 GW.

Menurut Zulkifli, dengan memberikan kepercayaan kepada PLN, Pertamina bisa fokus untuk memproduksi BBM dan Petrokimia dengan kualitas tinggi demi memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Setelah PLN ikut memasok listrik ke Blok Rokan dan dilanjutkan ke kilang GRR Tuban, Kami optimistis dapat terus memberikan kontribusi positif dalam menyediakan pasokan listrik bagi industri minyak dan gas nasional,” tandasnya.

Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Djoko Priyono menjelaskan keandalan pasokan listrik sangat dibutuhkan di kilang yang bakal memproduksi BBM 230 ribu barel per hari tersebut. Dengan pasokan listrik yang melimpah dan infrastruktur kelistrikan yang mumpuni, Djoko yakin PLN mampu memenuhi kebutuhan listrik GRR Tuban.

Pertamina membutuhkan pasokan listrik sebesar 20 MW dari PLN sejak konstruksi dimulai pada kuartal III 2023.

Sementara untuk tahap commissioning yang ditargetkan pada kuartal II 2026, Pertamina membutuhkan pasokan listrik sebesar 50 MW. Harapannya pada kuartal I 2027, GRR Tuban sudah beroperasi penuh.

“Dengan beroperasi penuh Pertamina butuh pasokan daya sebesar 678 MW yang ini rencananya akan dipasok melalui kombinasi antara self-power generation dan grid system milik PLN yang direncanakan sebesar 500 MW,” jelas Djoko.

Ia menegaskan bahwa konfigurasi Kilang Pertamina Rosneft saat ini memerlukan kepastian jaminan operasional kilang tanpa terputusnya aliran listrik sehingga diperlukan pasokan listrik yang andal.

“Berhentinya operasi kilang dalam 1 hari sama dengan hilangnya potensi revenue sebesar US$34 juta (setara Rp480 miliar) sehingga dibutuhkan jaminan suplai energi listrik terus menerus yang andal dengan zero total failure,” tandas Djoko.

Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury pun mengapresiasi kerja sama kedua BUMN yang merupakan wujud budaya kolaboratif yang ditekankan dalam BUMN. Ia juga berharap, kerja sama ini bisa memberikan win-win solution bagi dua BUMN.

“PLN bisa meningkatkan penyerapan listrik dari sistem Jawa-Bali sehingga meningkatkan pendapatan. Sedangkan Pertamina bisa fokus untuk menjalankan inti bisnis yaitu pengolahan dan produksi petrokimia,” sambung Pahala.

Pertamina saat ini sedang menjalankan serangkaian Proyek Kilang dan Petrokimia berskala mega. Melalui serangkaian proyek ini, Pertamina diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor produk BBM.

Di antaranya dengan meningkatkan kapasitas kilang dalam rangka optimalisasi produk BBM dan memperbaiki kualitas BBM serta Naptha. Sekaligus memajukan perekonomian negara dengan melakukan ekspansi bisnis secara masif ke industri petrokimia, yang saat ini pun masih sangat bergantung dengan impor.

Bentuk Kerja Sama
GRR Tuban merupakan salah satu mega proyek yang saat ini menjadi perhatian Pertamina. Pembangunan Kilang Minyak yang terintegrasi dengan Kompleks Petrokimia dengan kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 300 ribu barel per hari ini, akan memproduksi petrokimia dan aromatik sebesar 4.1 juta ton per tahunnya. 

Di tengah upaya mempercepat progres pembangunan kilang GRR Tuban, Pertamina melalui anak usaha subholding Refining & Petrochemical yakni PT Kilang Pertamina Internasional, juga berupaya memastikan tersedianya sarana dan prasarana pendukung operasional kilang GRR Tuban. 

Dengan begitu, terciptalah nota kesepahaman terkait rencana kajian bersama dalam penyediaan listrik untuk kebutuhan proyek GRR Tuban.

Melalui nota kesepahaman ini, Pertamina Rosneft dan PLN akan membuka peluang untuk melaksanakan kajian bersama dalam memastikan penyediaan suplai listrik hingga 20 Megawatt (MW) selama fase konstruksi dan commissioning.

Selain itu, dari hasil kajian tersebut nantinya akan ditentukan skema kerja sama yang paling optimal dan menguntungkan dari aspek bisnis serta akan mencakup pada penentuan penyediaan infrastruktur penunjang dan skenario konfigurasi sistem dan peralatan.

Nota kesepahaman ini akan berlaku selama satu tahun dan hasil kajian bersama ini akan dituangkan dalam Kerja Sama penyediaan listrik GRR Tuban dalam format Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBL).

Kerja sama antara Pertamina Group dan PLN terutama untuk operasional kilang BBM, bukanlah yang pertama.

Sebelumnya, Pertamina meneken perjanjian kerja sama dengan PLN dalam penyediaan layanan kelistrikan untuk lima kilang Pertamina di Refinery Unit (RU) II Dumai, RU III Plaju- Sungai Gerong, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, dan RU VI Balongan. Dengan kebutuhan total daya listrik yang disuplai mencapai 217 MVA yang selanjutnya dapat bertambah 104 MVA.

Perlu diketahui, proyek strategis nasional GRR Tuban berdiri di atas lahan seluas 834 hektare. Kilang yang diharapkan menjadi fasilitas petrokimia terbesar di Asia Tenggara ini ditargetkan beroperasi tahun 2027 dan menyerap kurang lebih 27.000 tenaga kerja pada saat konstruksi, serta 2.500 tenaga kerja setelah proyek beroperasi.

Proyek GRR Tuban saat ini telah berada pada tahapan front-end engineering design dengan progres per 17 September 2021 telah mencapai 34,54% vs rencana 17,83% atau ahead +16,71%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar