c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

06 Desember 2024

11:14 WIB

Petani Bawang Merah Keluhkan Harga Tak Kunjung Naik

Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) mengeluh harga bawang merah di petani tak kunjung naik signifikan dari HAP sejak Juli 2024.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Petani Bawang Merah Keluhkan Harga Tak Kunjung Naik</p>
<p id="isPasted">Petani Bawang Merah Keluhkan Harga Tak Kunjung Naik</p>

Petani memanen bawang merah di area sawah tadah hujan Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (18/7/2024). Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah

JAKARTA - Petani bawang merah yang tergabung dalam Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) mengeluhkan harga bawang merah yang mereka panen, sejak Juli 2024 lalu berada di bawah Harga Acuan Penjualan (HAP). Walaupun saat ini ada kenaikan, namun kenaikan harga tersebut belum signifikan.

Bendahara Umum ABMI, Ahmad Soleh menuturkan, pasokan bawang merah yang melimpah menjadi salah satu alasan harga bawang merah tak kunjung naik signifikan. Ia pun mewanti-wanti harga bawang merah rawan anjlok lagi di kisaran Juli-September 2025, sama seperti tahun ini.

"Selama ini bawang merah sejak Juni 2024 belum ada kenaikan signifikan, bahkan belum bisa melampaui HAP yang ditetapkan Bapanas. Justru nanti di bulan Juli sampai September, itu nanti siklus-siklus terjadinya murah. Seperti tahun ini itu akan terjadi lagi," ungkap Ahmad dalam pemaparannya di Rapat Koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan menjelang HBKN Nataru 2024/2025, Kamis (5/12).

Baca Juga: Kementan: Produksi Bawang Merah Aman, Harga Masih Di Bawah Acuan

Ahmad menjelaskan, selama ini produksi bawang merah nasional selalu surplus, yakni melampaui 2 juta ton per tahun. Sementara kebutuhan dalam negeri tiap tahun rata-rata tertinggi 1,8 juta ton. Dari jumlah tersebut, Ahmad menegaskan bahwa artinya Indonesia selalu surplus bawang merah, bahkan hampir 400 ribu ton.

Namun, ia menyoroti harga bawang merah di Indonesia kerap kali tidak stabil. Di beberapa bulan tertentu harganya cenderung naik tinggi, kadang juga rendah seperti sekarang.

Oleh karena itu Ahmad meminta pemerintah agar melakukan penyerapan, terutama oleh BUMN bidang pangan. Dia juga meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bisa menugaskan pemerintah daerah yang bertugas di bidang pangan untuk melakukan koordinasi antardaerah (KAD).

"Terkait KAD, kami dikunjungi dari berbagai daerah yang defisit bawang merah. Tapi, itu sekadar kunjungan. Ini keluhan dari kami-kami di forum ini, supaya Kementerian Dalam Negeri menegur dinas-dinas terkait yang di bawah. Jangan cuma berkunjung selfa selfie, selesai," tutur Ahmad.

Alasan lain yang membuat harga bawang merah tak kunjung naik menurut Ahmad adalah daya beli masyarakat yang mulai menurun sejak Pemilihan Umum (Pemilu) Februari lalu. Bahkan, ia juga menduga adanya bawang merah impor selundupan.

"Kemungkinan disinyalir ada bawang-bawang selundupan dari luar negeri. Walau masih desas-desus, tapi dalam hal ini mungkin Satgas Pangan bisa menyelidikinya," imbuh Ahmad.

Baca Juga: BPS Ingatkan Harga Bawang Merah, Kementan Pastikan Stoknya Aman

Menurut Ahmad, saat ini harga bawang merah Grade A di petani rata-rata sekitar Rp25.000 sampai Rp26.000 per kg. Harga tersebut menurutnya masih jauh dari HAP penjualan.

Berdasarkan Peraturan Badan Pangan (Perbadan) Nomor 12 Tahun 2024, harga bawang merah di level produsen memiliki HAP penjualan yakni jenis konde basah Rp18.000-Rp20.000 per kg, rogol kering panen Rp25.000-Rp30.000 per kg, dan konde kering askip Rp32.000 per kg. Sedangkan HAP pembelian di konsumen untuk jenis bawang merah rogol kering panen di harga Rp36.500-Rp41.500 per kg.

Adapun melihat panel harga pangan Bapanas hari ini, harga bawang merah di produsen kisaran Rp21.460 per kg dan konsumen Rp39.950 per kg. Sedangakn harga bawang merah di konsumen berdasarkan SP2KP seharga Rp42.500 per kg.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar