25 Juli 2023
17:03 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) baru saja menandatangani sales purchase agreement (SPA) untuk 35% hak partisipasi Shell atas Blok Masela. Akuisisi lapangan gas abadi di Kepulauan Tanimbar, Maluku itu dilakukan melalui anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi bersama dengan Petronas.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut usai mencaplok saham Shell, pihaknya langsung gerak cepat melakukan koordinasi dengan manajemen Inpex Corporation selaku partner di Lapangan Masela.
"Pagi ini kita tandatangani akuisisi share-nya Shell oleh Pertamina dan Petronas. Komitmen kami adalah bergerak cepat melakukan pengembangan, jadi kami langsung koordinasi dengan Inpex," ungkap Nicke saat ditemui di sela kegiatan IPA Convex 2023 di ICE BSD, Selasa (25/7).
Koordinasi dengan Inpex itu, sambung Nicke, tak lepas dari harapan pemerintah untuk mengakselerasi segala proses pengembangan Blok Masela.
Baca Juga: Sah! Pertamina dan Petronas Caplok Masela dari Shell
Selain itu, Pertamina juga mengoordinasikan soal regulasi baru terkait kewajiban penerapan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) yang ditetapkan pemerintah pada setiap blok minyak dan gas bumi.
"Ada regulasi baru dimana setiap blok migas harus dilakukan CCUS. Masela mungkin yang pertama kali, sehingga tentu dalam program kerja harus kita tambahkan untuk CCUS," kata dia.
Dia juga menjelaskan sebelum merampungkan Final Investment Decision (FID), Pertamina akan menyelesaikan Front End Engineering Design (FEED). Proses FEED itu ia sebut paling lama memakan waktu hingga dua tahun.
"Jadi kita harapkan 2026 atau sebelum itu ya FID sudah kita jalankan," sebut Nicke.
Baca Juga: Pengamat: Pertamina Bisa Serap Tenaga Kerja Lokal di Blok Masela
Namun demikian, Nicke akan tetap mengupayakan percepatan pada segala proses pengembangan Blok Masela. Pasalnya, pemerintah berharap lapangan gas abadi itu bisa on stream pada tahun 2029 mendatang, atau lebih cepat dari komitmen sebelumnya oleh Inpex dan Shell, yakni di kisaran 2031-2032.
"Jadi ini tantangan luar biasa. Kita perlu berupaya bersama Inpex, Petronas, dan juga pemerintah untuk melakukan effort terbaik dalam akselerasi project ini hingga bisa dimanfaatkan untuk gas dalam negeri," tuturnya.
Terkait kesepakatan dengan Shell, Nicke mengkonfirmasi bahwa harga yang dibayarkan Pertamina dan Petronas kepada perusahaan minyak asal Belanda itu mencapai US$650 juta.
"Nilainya US$650 juta, gabungan Pertamina dan Petronas," tandas Nicke Widyawati.