c

Selamat

Kamis, 25 April 2024

EKONOMI

23 Juni 2022

16:21 WIB

Pertamina Pastikan BBM Dan LPG Bersubsidi Tepat Sasaran

Pertamina menggunakan teknologi digital untuk memastikan BBM dan LPG bersubsidi tepat sasaran, dengan proses yang terpantau command centre Pertamina

Penulis: Wiwie Heriyani

Editor: Fin Harini

Pertamina Pastikan BBM Dan LPG Bersubsidi Tepat Sasaran
Pertamina Pastikan BBM Dan LPG Bersubsidi Tepat Sasaran
Petugas melayani pengisian BBM di SPBU Tol Sidoarjo 54.612.48, Sidoarjo, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

JAKARTA – Pertamina mengadopsi teknologi digital guna memastikan distribusi BBM dan LPG Subsidi tepat sasaran, dan tidak terjadi penyalahgunaan di mata rantai distribusi mulai dari terminal BBM hingga SPBU. 

Hal ini mengingat karena besarnya angka subsidi yang digelontorkan Pemerintah untuk BBM dan LPG.

Adopsi teknologi tersebut, antara lain memperketat pengawasan di SPBU dengan menerapkan sistem digitalisasi dan pemasangan CCTV di setiap pulau pompa. Dalam pengawasan ini, Pertamina juga melakukan koordinasi khusus dengan aparat penegak hukum. 

Di sisi distribusi, Pertamina juga telah menerapkan monitoring GPS Mobil Tangki, khususnya pengangkut BBM bersubsidi jenis Solar. Langkah ini untuk antisipasi potensi mobil tangki berhenti di jalur yang tidak wajar. Pengaturan distribusi BBM ke SPBU juga dilakukan untuk mendukung upaya pembukaan jam operasional serentak.

"Semua proses penyaluran BBM dan LPG Subsidi terpantau dengan ketat melalui sistem digital yang terpusat di command center Pertamina atau dikenal dengan Pertamina Integrated Enterprise Data and Center Command (PIEDCC),” ujar Pjs Vice President Corporate Communication Pertamina, Heppy Wulansari, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, (23/6).

Menurut Heppy, kecanggihan PIEDCC tak terbantahkan. Sebuah inovasi teknologi berbasis digital yang menyajikan data secara real-time dan akan mendukung peran strategis Pertamina sebagai integrator seluruh lini bisnis dari aspek operasional dan komersial.

Teknologi canggih ini berperan penting dalam memonitor proses bisnis Pertamina dari hulu ke hilir, termasuk distribusi energi di seluruh pelosok negeri. 

Semuanya telah dijalankan secara digital, terpusat di kantor Pertamina, Jakarta Pusat. PIEDCC, kata Heppy, merupakan salah satu inovasi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia. 

“PIEDCC hadir sebagai bentuk adaptasi Pertamina terhadap tantangan global yang semuanya telah beralih ke era digital. Dengan digitalisasi, Pertamina bisa menerapkan satu strategi secara menyeluruh sekaligus memberikan efisiensi,” terangnya. 

PIEDCC, sambung Heppy, memiliki dashboard kinerja seluruh subholding, mulai dari Upstream, Gas, Refinery & Petrochemical, Integrated Marine Logistics dan Commercial & Trading dalam mendukung ketahanan energi di Indonesia. 

Di sisi distribusi BBM dan LPG, dashboard menyajikan informasi ketersediaan stok BBM sampai level terminal, depot serta SPBU, termasuk proses penjualan dan pelayanan kepada customer

“Apabila terdapat potensi kekurangan BBM di SPBU Pertamina dapat cepat tertangani, termasuk mendeteksi transaksi anomali atas produk subsidi di SPBU,” imbuh Heppy. 

Heppy juga memastikan Pertamina akan terus meningkatkan pengawasan agar penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran kepada yang berhak. Masyarakat juga bisa turut berpartisipasi menginformasikan ke Call Centre Pertamina 135 jika menemukan indikasi penyalahgunaan atau penyelewengan BBM maupun LPG subsidi di lapangan.

 

Pekerja mengisi gas saat mengecek ketersedian BBM dan LPG di Stasiun Pengisian Bahan Bakar LPG Makassar di kawasan Terminal BBM Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (7/5/2021). ANTARA FOTO/Yusran Uccang. 

 

Gerakan Efisiensi BBM dan LPG
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi ESDM, Tutuka Ariadji memastikan pemerintah menjaga kestabilan harga BBM di dalam negeri melalui kebijakan subsidi dan kompensasi, sehingga harga BBM di bawah keekonomian yang tetap dapat dijangkau oleh masyarakat yang berhak. 

Hal itu dipastikan di tengah melonjaknya harga minyak dunia, dengan harga minyak mentah rata-rata Januari-Mei tahun 2022 telah mencapai US$101,45 per barel, jauh di atas asumsi APBN 2022 sebesar US$63 per barel.

“Kebijakan subsidi diterapkan untuk jenis BBM Minyak Solar yang saat ini dijual dengan harga Rp5.150 per liter, sedangkan kebijakan kompensasi diterapkan untuk jenis BBM Pertalite yang dijual seharga Rp7.650 per liter,” terangnya, Rabu (23/6). 

Tutuka memaparkan, harga BBM mengikuti perkembangan harga minyak dunia. Secara regional jika dibandingkan dengan harga BBM di negara lain terutama di negara Asia Tenggara, harga BBM di Indonesia tergolong lebih murah.

Sebagai contoh, harga BBM di Singapura mencapai Rp36.016 per liter untuk Bensin RON 92 dan Rp34.093 per liter untuk Solar CN 51. Sedangkan harga BBM di Thailand sebesar Rp18.872 per liter untuk Bensin RON 91/92 dan Rp13.654 per liter untuk Solar CN 48. Adapun harga BBM di Vietnam sebesar Rp19.848 per liter untuk Bensin RON 92 dan Rp18.515 per liter untuk Solar CN 51. 

"Dengan demikian, harga BBM Indonesia relatif lebih murah, khususnya di kawasan ASEAN," ungkapnya. 

Sementara terkait LPG 3 kg, Tutuka menjelaskan harga keekonomian LPG 3 kg sebesar Rp17.677 per kg. Angka ini berdasarkan HIP Mei sebesar US$855,8 per MT dan kurs Rp14.535. 

Di sisi lain, harga jual LPG 3 kg ke masyarakat sebesar Rp4.250 per kg, sehingga Pemerintah harus menanggung besaran subsidi sebesar Rp13.427 per kg. Realisasi subsidi LPG 3 kg hingga akhir Mei 2022 sebesar Rp39.192 triliun.

“Seperti halnya BBM tertentu, Pemerintah menerapkan kebijakan subsidi untuk LPG 3 kg dengan tujuan untuk kestabilan harga dan dapat dijangkau oleh masyarakat yang kurang mampu. Sebagai informasi, sejak tahun 2007 atau sudah 15 tahun, harga jual LPG 3 kg tidak mengalami kenaikan,” paparnya.

Subsidi BBM dan LPG ini tentu saja membebani keuangan negara. Beban negara semakin besar seiring harga minyak dan gas bumi dunia terus menunjukkan peningkatan, serta tidak dibarengi dengan kenaikan harga BBM dan LPG bersubsidi di dalam negeri. 

Oleh karena itu, Pemerintah mengharapkan agar masyarakat berperan serta membantu dengan melakukan efisiensi penggunaan BBM dan LPG.

Guna mengurangi beban negara lantaran subsidi BBM dan LPG, Tutuka menghimbau agar masyarakat mampu dan pelaku industri, tidak menggunakan BBM dan LPG bersubsidi. 

Masyarakat juga diimbau untuk memanfaatkan fasilitas transportasi umum seperti bus kota dan kereta api. Bagi masyarakat yang harus menggunakan kendaraan pribadi untuk mobilitasnya, hendaknya menggunakan jenis BBM sesuai dengan spesifikasi kendaraan, melakukan perawatan berkala agar kondisi kendaraan selalu prima, efektif menggunakan AC, serta mengetahui beban maksimal kendaraan. Sebab, kendaraan yang memiliki beban yang berat akan membuat kendaraan melakukan kerja lebih keras, sehingga membutuhkan lebih banyak BBM dibandingkan biasanya. 

Selanjutnya, khusus untuk LPG 3 kg, gunakan peralatan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk memastikan kualitas produk yang digunakan, membersihkan kompor secara teratur, menggunakan api dengan nyala yang cukup, serta memakai alat masak dengan kemampuan panas yang baik seperti aluminium atau tembaga. 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar