c

Selamat

Rabu, 8 Mei 2024

EKONOMI

03 April 2023

13:14 WIB

Pertamina Diminta Kaji Risiko Mendalam dan Audit Kilang

Audit yang dimaksud dapat dilakukan secara internal Pertamina. Dapat juga oleh pihak eksternal, seperti pemerintah, lembaga audit, dan pihak terkait lainnya.

Editor: Faisal Rachman

Pertamina Diminta Kaji Risiko Mendalam dan Audit Kilang
Pertamina Diminta Kaji Risiko Mendalam dan Audit Kilang
Ilustrasi. Presiden Jokowi, Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, meninjau tangki timbun Pertamina Hulu Rokan di Dumai, Riau, Kamis (5/1/2023). Antara/Aswaddy Hamid

JAKARTA- Pertamina diminta mengaudit secara keseluruhan kondisi kilang BBM di Dumai, Riau setelah terjadi ledakan Sabtu (1/4) kemarin. Audit dibutuhkan untuk mencari celah risiko yang ada untuk kemudian dilanjutkan dengan tindakan perbaikan dan pencegahan kecelakaan ke depannya.

Guru Besar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan dan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Prof Dra Fatma Lestari mengatakan, audit yang perlu dilakukan Pertamina tersebut merupakan bagian dari lima langkah yang harus dilakulan Pertamina menyikapi ledakan di kilang miliknya di Dumai.

"Langkah pertama investigasi terhadap kecelakaan yang terjadi dan analisis rootcauses agar diketahui akar masalah penyebab kejadian," kata Fatma Lestari dalam keterangannya, Senin (3/4).

Fatma Lestari yang juga Wakil Ketua Dewan K3 Nasional mengatakan, langkah kedua adalah mengambil lessons learned dari kejadian-kejadian kecelakaan dan kemudian membagikannya kepada publik apa penyebabnya, untuk mencegah kejadian serupa. Setelah itu, baru melakukan audit.

Untuk langkah keempat, lanjut dia, adalah melakukan kajian risiko secara mendalam dengan quantitative risk analysis, agar diperoleh hasil yang mendalam dan detail. Terakhir, kelima, memastikan keandalan sistem dan instalasi yang beroperasi dengan melakukan asset integrity analysis serta safety integrity level.

Dia pun menyarankan juga agar Pertamina melakukan analisis layer of protection serta memastikan hasil analisis tersebut diimplementasikan.

Fatma yang juga Ketua Pusat Pengendalian Risiko Bencana menjelaskan, audit yang dimaksud dapat dilakukan secara internal Pertamina. Dapat juga oleh pihak eksternal, misalnya pemerintah, lembaga audit, dan pihak terkait lainnya.

"Pelaksanaan audit internal sendiri dapat dilakukan sesuai kebutuhan, mulai dari setiap enam bulan sampai satu tahun sekali," tuturnya.

Sementara itu, untuk audit eksternal dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan, misalnya ketika akan sertifikasi atau sesuai program yang ditetapkan. Misalnya saja surveillance audit dan audit pemenuhan.

Sekadar menginbgatkan, Sabtu malam (1/4), Kilang Pertamina Refinery Unit (RU) II Dumai terbakar. Meski tak sebesar ledakan di Depo Plumpang, Jakarta Utara, namun tetap saja ada lima pekerja yang mengalami luka-luka dari kejadian tersebut.

Dentuman keras disertai getaran kuat diduga berasal dari Kilang Minyak Putri Tujuh Pertamina RU II Dumai, Provinsi Riau, sekitar pukul 22.40 WIB, hingga mengakibatkan kebakaran. Area ManagerComm Rel & CSR Kilang Dumai Agustiawan kemudian menegaskan, ledakan yang terjadi tepatnya berada di area gas kompresor.

"Tim keadaan darurat telah berhasil atasi kejadian di area gas compressor Kilang Dumai. Kejadian telah dapat dikendalikan sekitar pukul 22.54 WIB," ungkapnya.

Masalah Sistemik
Sebelumnya, menyikapi kejadian ini, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno juga mendesak Pertamina untuk mengaudit seluruh kilang minyak dan depo BBM.

“Belum sebulan Depo Plumpang terbakar, sekarang ledakan terjadi lagi di Kilang Dumai," serunya.

Menurut dia, kejadian berulang itu, dapat diduga ada masalah sistemik dalam operasional Pertamina, yang harus dibenahi segera. Tak heran, kejadian ledakan dan kebakaran terus berulang di berbagai tempat.
 
“Pertamina harus lakukan audit investigasi dan audit keselamatan secepatnya. Bukan hanya pada Plumpang atau Dumai, tapi seluruh kilang dan Depo Pertamina seluruh Indonesia," tuturnya.

Dia juga meminta Pertamina agar tidak berdalih soal ledakan dan kebakaran di Dumai yang diklaim cepat teratasi.
 
“Pemadaman cepat penting, tapi pertanyaannya adalah kenapa sampai terjadi ledakan. Siapa yang lalai atau sistem apa yang tidak bekerja hingga meledak. Ini harus ditemukan segera penyebabnya, agar tidak terjadi pada kilang dan Depo Pertamina lain,” imbuhnya.
 
Eddy juga meminta Pertamina untuk bertanggungjawab atas korban luka yang dibawa ke rumah sakit dan warga sekitar Kilang Dumai yang terdampak ledakan ini seperti diketahui, warga terdekat kilang minyak yang berada Kelurahan Jaya Mukti dan Tanjung Palas berhamburan keluar rumah begitu mendengar ledakan.

“Plafon rumah warga di belakang kilang minyak juga banyak yang runtuh, dan dinding retak retak, kaca rumah pecah," kata Alex, warga setempat.

General Manager PT Kilang Pertamina International Refenery Unit II (PT KPI RU II) Taufiq Adityawarman di Kilang Minyak Putri Tujuh Dumai, Minggu, tidak menampik ada dampak getaran dari ledakan yang merusak rumah warga atau fasilitas umum lainnya.

"Itu tetap akan kami ganti dan pulihkan fasilitas tersebut, tentu ini harus didampingi oleh tim forum komunikasi pimpinan daerah supaya tepat sasaran dan tepat penanganannya," tuturnya.
 
Dia mengatakan, PT KPI RU II memiliki dua unit, yakni unit 211 dan 212. Satu-satunya unit yang terbakar adalah unit 211 dan saat ini sedang dalam proses pemulihan. Sementara itu, unit yang lain sedang ditinjau dari segi teknis dan keselamatan sebelum dioperasikan.
 
"Jadi, kita bisa operasikan setengah kapasitas untuk memastikan suplai BBM dari RU II terutama saat Ramadan dan Idul Fitri di Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Bagian Utara. Ini sudah cukup untuk ketahanan 60 hari, jadi masyarakat tak usah khawatir untuk Riau dan Sumbagut," cetusnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar