05 Mei 2025
12:56 WIB
Perparah Perang Dagang, Trump Ancam Pajaki Film Asing 100%
Presiden Donald Trump berencana untuk memajaki 100% pada film yang diproduksi di luar negeri. Masih belum jelas bagaimana pajak film akan berlaku.
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Landmark ikonik Hollywood. Antara/commons.wikimedia.org
JAKARTA - Presiden Donald Trump mengumumkan, dirinya berencana untuk memajaki 100% pada film yang diproduksi di luar negeri. Langkah ini dinilai memperluas kebijakan perdagangan restriktifnya pada impor AS ke sektor hiburan untuk pertama kalinya.
Dalam sebuah unggahan di Truth Social, pemimpin AS tersebut mengatakan, dia mengarahkan Departemen Perdagangan dan perwakilan dagangnya untuk 'segera memulai proses pemberlakuan' pungutan terhadap film-film asing.
"Kami ingin film-film dibuat di Amerika, lagi!" tegas Trump melansir Bloomberg, Jakarta, Senin (5/5).
Baca Juga: Peluang Dan Ancaman Dari Perang Tarif AS-China
Presiden AS juga memosisikan produksi film asing sebagai ancaman keamanan nasional, sambil mengatakan negara lain menggunakan film untuk pesan dan propaganda.
Postingan tersebut menyusul pertemuan yang dilakukan Trump selama akhir pekan dengan aktor Jon Voight dan manajernya, Steven Paul. Keduanya bertemu dengan Trump di Klub Mar-a-Lago miliknya, menurut orang-orang yang mengetahui kunjungan mereka yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena pertemuan tersebut bersifat privat.
Voight dan Paul menyampaikan rencana kepada presiden untuk insentif pajak federal yang lebih besar bagi produksi film dan TV AS. Usulan mereka mencakup perluasan keringanan pajak yang ada dan pengembalian keringanan pajak yang telah kedaluwarsa.
Meski demikian, kelompok Voight tidak mengusulkan tarif sebagai bagian dari rencananya. Namun, presiden membicarakan tentang pungutan tersebut dalam rapat tersebut. Tidak ada rincian khusus tentang tarif yang dibahas.
Pada Januari 2025, Trump menunjuk Voight bersama aktor Mel Gibson dan Sylvester Stallone untuk menjadi duta besar khusus untuk Hollywood dengan tujuan meningkatkan lapangan kerja di AS.
Sementara ini, masih belum jelas bagaimana tarif untuk film tersebut akan berlaku, begitu pula bagaimana film-film tersebut akan dinilai untuk tujuan pengumpulan tarif.
Info saja, banyak film dari studio Hollywood melibatkan produksi global, termasuk lokasi pengambilan gambar di luar negeri dan pekerjaan pascaproduksi yang dapat dilakukan di mana saja secara global.
Pertanyaan lain yang belum terjawab termasuk apakah biaya tersebut berlaku untuk film yang sudah direkam tetapi belum dirilis, atau hanya untuk produksi baru.
Baca Juga: Ini Penyebab Banyak Negara Ikut Terseret Perang Tarif 2.0 AS Vs China
Perilisan mendatang yang mencakup lokasi luar negeri yang luas meliputi The Fantastic Four: First Steps dari Walt Disney Co, yang pengambilan gambarnya dilakukan di Inggris dan Spanyol, serta Jurassic World Rebirth dari Universal Pictures dengan setting lokasi di Thailand, Inggris, Malta, dan AS.
Sekilas, tindakan Trump yang berniat memajaki film menyusul langkah yang diambil oleh China di bulan lalu untuk 'mengurangi secara moderat' jumlah film Hollywood yang diizinkan masuk ke negara tersebut, sebagai balasan atas tarif agresif Trump terhadap pesaingnya dari AS.
Administrasi Film China pada April mengatakan, pembatasan tersebut 'pastinya akan semakin mengurangi minat penonton domestik terhadap film-film AS.
Meski industri film AS merupakan yang paling berpengaruh di dunia, film-film asing telah mengalami peningkatan popularitas beberapa tahun terakhir, sehingga menuai banyak pujian. Misalnya, film thriller Korea Selatan Parasite memenangkan empat Academy Awards, termasuk kategori Film Terbaik pada 2020.
Potensi Ekonomi AS Dari Film
Kelompok dagang Motion Picture Association mengestimasi, industri film dan TV mendukung sekitar 2,3 juta lapangan pekerjaan di AS pada 2023. Adapun asosiasi terkait enggan menanggapi permintaan komentar mengenai tarif Trump.
Sekilas, pekerjaan di bidang film dan TV di AS telah menurun dalam beberapa tahun terakhir karena sejumlah alasan. Misalnya, perusahaan media telah mengurangi pengeluaran dalam upaya untuk meningkatkan laba saat beralih dari TV tradisional ke layanan streaming.
Baca Juga: Anggota IMF Melihat Dunia Di Persimpangan Penting Di Tengah Perang Dagang
Sementara itu, layanan streaming tersebut berkembang secara global dan berupaya memproduksi lebih banyak film untuk pasar luar negeri.
Firma riset ProdPro mendata, pengeluaran untuk produksi film dan TV di AS turun 28% antara 2021-2024. Sebaliknya, negara-negara lain, seperti Kanada, Australia, dan Inggris mengalami peningkatan dalam produksi film dan TV, sebagian karena insentif pajak yang menarik dan biaya produksi yang lebih rendah.
Pembuatan film dan TV di wilayah Los Angeles dan sekitarnya menurun 22% pada kuartal pertama, mencerminkan terus hilangnya bisnis California ke wilayah lain.