20 Februari 2023
21:00 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA – Kementerian Perindustrian tmemfasilitasi 11 industri kecil menengah (IKM) kerajinan untuk ikut serta dalam pameran skala internasional, yakni Ambiente yang berlangsung pada 3-7 Februari 2023 di Messe Frankfurt, Jerman.
“Perusahaan IKM yang telah difasilitasi tersebut mampu mencatatkan kinerja ekspornya dan berkesempatan memiliki pasar yang lebih luas dengan menggaet konsumen dari berbagai negara,”kata Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta, Senin (20/2).
Ambiente merupakan pameran dagang di sektor home decor dan kerajinan, yang digelar setiap bulan Februari. Selain itu, menurutnya, pameran yang sama juga merupakan salah satu pameran bergengsi di Eropa yang dapat menjadi peluang bagi IKM nasional untuk membangun jaringan dan kinerja ekspor
Di 2023, Ambiente kembali digelar secara fisik setelah dua tahun terakhir dibatalkan akibat pandemi covid-19. Sebanyak 4.561 industri turut serta dalam Ambiente 2023, termasuk 72 perusahaan yang berasal dari Indonesia.
“Pameran ini juga dikunjungi oleh 154.000 orang dari 170 negara,” ungkap Reni.
Baca Juga: 72 Perusahaan RI Raup Potensi Transaksi Rp 151 M di Pemeran Ambiente
Kemenperin melalui Ditjen IKMA secara rutin memfasilitasi IKM binaannya di sektor kerajinan dan home decor untuk dapat berpartisipasi dalam pameran Ambiente. Adapun 11 IKM yang difasilitasi itu telah melalui serangkaian kurasi dan pendampingan sebelum diberangkatkan ke Jerman.
Kesebelas IKM yang diboyong Ditjen IKMA, yaitu Siji Lifestyle, Jawa Classic Furniture, PT Bana Andaru, Hasibuan Design, PT Indo Risakti, Bambu Mohoi, Yogya Indo Global. Ada pula Art Classic Indonesia, Abbacraft Multi Kreasi, CV.Grandis Home, dan PT Alami Sejahtera Nusantara yang kesemuanya tampil di Paviliun Indonesia.
Selama lima hari pameran, Reni mengiformasikan, total transaksi penjualan dari 11 IKM yang difasilitasi tersebut mencapai US$651.928,65 atau sekitar Rp9,9 miliar. Nilai transaksi diyakininya masih akan meningkat, mengingat terdapat 59 kesepakatan dengan para calon buyer.
“Hal ini menunjukkan, bahwa IKM kita tetap memiliki daya saing cukup tinggi di pasar global, meskipun pameran ini merupakan yang perdana sejak pandemi covid-19,” paparnya.
Reni menilai, kinerja ekspor pelaku IKM yang menjadi peserta pameran Ambiente cukup gemilang setiap tahunnya. Pada 2019, delapan peserta yang terlibat mencatatkan total
Sebelumnya, pada 2018, nilai penjualan dari enam peserta saat pameran tercatat US$705,2 ribu dan nilai ekspor setelah pameran menjadi US$1,2 juta. Sedangkan, pada 2017, delapan peserta mencatatkan nilai penjualan sebesar US$439,6 ribu dengan nilai ekspor setelah pameran mencapai US$950 ribu.
Menurutnya, para pelaku IKM kerajinan di Tanah Air memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Kemenperin mencatat,kinerja ekspor
“Melihat kondisi tersebut, peluang pengembangan industri kerajinan terbentang luas,” imbuhnya.
Pangsa Pasar Masih Banyak
Apalagi, lanjut Reni, pangsa pasar industri kerajinan di Indonesia baru 2,5% dari pasar dunia dan bisa terus berkembang. Oleh sebab itu, Ditjen IKMA Kemenperin semakin aktif mempromosikan beragam produk kerajinan nasional agar mampu menguasai pasar domestik dan internasional.
Pada pembukaan Paviliun Indonesia, Konjen RI Frankfurt Acep Somantri mengungkapkan, pameran Ambiente merupakan gelaran
“Kami berharap, agar Indonesia dapat memanfaatkan Ambiente untuk meningkatkan eksposur dan
Sementara itu, Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan Ditjen IKMA Ni Nyoman Ambareny yang turut mendampingi Konjen RI Frankfurt pada saat pameran tersebut menyampaikan, tahun ini adalah yang ke-14 kalinya Ditjen IKMA Kemenperin berpartisipasi dengan mengikutsertakan para IKM binaannya.
“Fasilitas yang diberikan kepada peserta berupa pengiriman produk dan penyediaan lahan pameran seluas 133 m², dengan konstruksi desain khusus untuk mendorong eksposur display yang optimal,” ungkap Ni Nyoman.