07 Februari 2022
12:43 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Kading mendorong sinergi antara BUMN Inalum dan PLN, dalam rangka meningkatkan produksi aluminium domestik. Peningkatan produksi diperlukan, lantaran kebutuhan dalam negeri yang belum dipenuhi Inalum masih sangat besar.
"Jadi sekarang ini produksi Inalum 250 ribu ton sementara kebutuhan seluruh Indonesia sekitar 700 ribu ton per tahun, artinya masih ada kebutuhan sekitar 500 ribu ton," kata Abdul Kadir Kading di Jakarta, Senin (7/2), dilansir dari Antara.
Menurut dia, agar Indonesia bisa merdeka dari impor aluminium, maka diperlukan peningkatan produksi aluminium dalam negeri. Data Kementerian ESDM menyebutkan dari 1 juta kebutuhan alumunium Indonesia pada 2019, sebanyak 748 ribu ton diperoleh dari impor.
Ia pun menilai, Indonesia memiliki sumber daya untuk mengurangi impor alumunium. Pasalnya, menurut dia, potensi bauksit di Indonesia sangat besar yakni nomor enam sedunia. Dengan demikian, sebenarnya Indonesia mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus impor.
Data Kementerian ESDM menyebutkan cadangan bauksit Indonesia sebesar 1.200 juta ton, atau 4% dari total cadangan dunia sebesar 30.390 juta ton. Sementara, tingkat produksi bauksit Indonesia sebesar 4,3% dari total produksi dunia.
Sementara itu, produksi alumina dan alumunium Indonesia masing-masing sebesar 0,77% dan 0,37% dari total produksi dunia. Konsumsi alumunium Indonesia sebesar 1,54% dari total konsumsi dunia.
Sebagai informasi, diperlukan 2-3 ton bauksit untuk menghasilkan satu ton alumina, yang menjadi bahan baku produksi alumunium.
Untuk meningkatkan produksi alumunium, politisi Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa itu menilai perlunya kerja sama antar-BUMN terkait. PT Inalum (Persero), salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang industri peleburan aluminium tersebut, memerlukan dukungan tambahan energi listrik untuk dapat meningkatkan produksinya.
"Memperbesar produksi ini kuncinya adalah di power-nya, energi di pembakarannya dan sebagainya dari PLN. Oleh karena itu kita akan dorong PLN, Inalum, BUMN untuk melakukan percepatan," sebutnya.
Ia menyatakan agar ke depan Indonesia dapat segera merdeka dari impor aluminium, bahkan bila perlu mengekspor aluminium.
Abdul Kadir mengungkapkan Komisi VII DPR RI rencananya akan membentuk tim yang bertugas untuk mengawal percepatan peningkatan produksi aluminium.
Klaster Alumunium
Sebagaimana diwartakan, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), yang merupakan bagian dari BUMN Holding Industri Pertambangan, MIND ID, berkomitmen mengembangkan klaster industri aluminium nasional melalui anak usahanya PT Indonesia Alumunium Alloy (IAA).
Direktur Operasi dan Portfolio MIND ID Danny Praditya mengatakan, perusahaan akan memproduksi billet aluminium sekunder berkapasitas cetak 50.000 ton per tahun secara bertahap dan berbagai produk aluminium ekstrusi sebagai produk turunan.
“Inisiatif peningkatan nilai tambah dari proses pengolahan aluminium ini berperan strategis untuk mengembangkan klaster industri aluminium di Indonesia. Peningkatan kapasitas sebesar 50.000 ton per tahun mendukung pemenuhan kebutuhan aluminium dan pengembangan klaster industri aluminium nasional," kata Danny dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin (13/12/2021).
Danny menjelaskan inisiatif tersebut ditandai dengan groundbreaking revamping atau Engineering Procurement Construction (EPC) pabrik peleburan billet aluminium sekunder di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatra Utara, pada 8 Desember 2021.
Proyek revamp dilakukan oleh kerja sama IAA dengan Konsorsium Kontraktor PT Rekayasa Industri dan KSO Asahan Citra Win. Perusahaan menetapkan target penyelesaian proyek revamp fasilitas produksi billet aluminium dapat beroperasi penuh pada kuartal IV tahun 2022 dengan target pasar baik domestik maupun global.
IAA tidak hanya mengembangkan pada hilirisasi saja, tetapi juga industrialisasi aluminium di masa depan. Dalam produksinya, IAA akan menggunakan bahan baku scrap yang merupakan proses daur ulang dari barang-barang aluminium bekas.