c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

29 Desember 2023

15:48 WIB

Peringkat Jumlah IPO Secara Bursa Global BEI Turun

Meskipun masuk ke dalam 10 besar, namun peringkat yang ditempati Bursa justru telah turun dari posisi sebelumnya.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Peringkat Jumlah IPO Secara Bursa Global BEI Turun
Peringkat Jumlah IPO Secara Bursa Global BEI Turun
Ilustrasi logo Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022 ). ValidnewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil menyabet peringkat keenam dari sisi jumlah penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) secara bursa global. 

Selain itu, BEI juga menduduki peringkat kesembilan dari segi total penggalangan dana (fund-raised) di antara bursa-bursa global. Hal itu berdasarkan laporan EY Global IPO Trends 2023.

"Berdasarkan laporan EY Global IPO Trends 2023, BEI menduduki peringkat keenam dari segi jumlah initial public offering (IPO), serta peringkat kesembilan dari segi total fund-raised di antara bursa-bursa global," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers, Jumat (29/12).

Berdasarkan laporan EY Global IPO Trends 2023, peringkat jumlah IPO ditempati oleh India, Shenzhen, AS, Shanghai, Tokyo, Indonesia, Korea Selatan, Beijing, Hong Kong, Turki, Saudi, Thailand, dan lainnya.

Sedangkan peringkat dari segi fundraised secara global ditempati oleh Shanghai, Shenzhen, AS, AS, India, Hong Kong, Abu Dhabi, Tokyo, Saudi, Indonesia, Turki, Korea Selatan, dan lainnya.

Meskipun masuk ke dalam 10 besar, namun peringkat yang ditempati Bursa justru telah turun dari posisi sebelumnya.

Berdasarkan laporan EY Global IPO Trends Q3 2023 atau kuartal III/2023, pasar modal Indonesia menempati peringkat kelima dari segi jumlah IPO secara bursa global.

Tak hanya itu, pasar modal Indonesia juga menempati peringkat ketujuh dari sisi total penggalangan dana (fund-raised).

Baca Juga: Cetak Rekor IPO, BEI Catat 68 Emiten Dengan Dana Rp49,60 T

Sementara itu, Iman menyampaikan, dari sisi supply, jumlah perusahaan tercatat saham di BEI telah melampaui angka 900 pada 8 November 2023 lalu. Sampai dengan saat ini, terdapat 903 perusahaan tercatat saham.

Adapun sepanjang tahun 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 emisi obligasi, tiga ETF, dua EBA-SP, dan 182 waran terstruktur dengan total fund-raised saham sebesar Rp54,14 triliun dan obligasi sebesar Rp126,97 triliun.

"Penambahan pencatatan sebanyak 79 saham baru pada tahun 2023 ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia," ungkap Iman bangga.

BEI terus berupaya untuk menjaring calon perusahaan tercatat. Mulai dari memberikan edukasi terkait IPO dalam bentuk seminar, coaching clinic, masterclass, one-on-one, baik di pusat atau di daerah melalui Kantor Perwakilan BEI.

Dalam hal peningkatan kualitas calon perusahaan tercatat, BEI telah melakukan penyesuaian Peraturan Nomor I-A pada tahun 2021 mengenai persyaratan keuangan dan kapitalisasi pasar yang diharapkan dapat lebih mengakomodasi berbagai jenis perusahaan. 

Pasar modal Indonesia, lanjut Iman, juga telah menyediakan sarana e-IPO (www.e-ipo.co.id) guna mempermudah masyarakat luas untuk berpartisipasi sebagai investor pada proses penawaran umum perdana saham. 

Pencapaian Positif 
Iman menuturkan, pencapaian positif turut tercermin dari meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi dan reksa dana meningkat 1,85 juta investor menjadi 12,16 juta investor.

Sementara itu, khusus untuk investor saham, terdapat peningkatan 811 ribu investor saham menjadi 5,25 juta investor saham.

Partisipasi investor ritel pun masih memiliki porsi transaksi tertinggi pada tahun 2023 dengan diikuti meningkatnya partisipasi dari kalangan investor institusi.

"Hal ini mencerminkan keyakinan investor yang masih cukup terjaga meski dihadapkan dengan berbagai tantangan serta situasi ekonomi global dan domestik," ujarnya. 

Iman menjelaskan, peningkatan jumlah investor ini merupakan hasil dari upaya yang dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, edukasi, sekaligus literasi kepada masyarakat. 

Hingga 28 Desember 2023, di seluruh Indonesia telah berlangsung lebih dari 18 ribu kegiatan sosialisasi, edukasi, sekaligus literasi pasar modal, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 3,1 juta orang. 

Pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2023 bertumbuh secara positif. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 28 Desember 2023 yang ditutup pada level 7.303,89 atau meningkat 6,62% dari penutupan perdagangan tahun 2022. 

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) tercatat berada pada posisi Rp10,75 triliun, diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,8 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,2 juta kali.

Terdapat rekor baru dari sisi kapitalisasi pasar tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai angka Rp11.762 triliun pada 28 Desember 2023. 

Rekor baru lain juga tercatat dari sisi volume transaksi harian tertinggi sepanjang sejarah, yakni sebesar 89 miliar lembar saham pada 31 Mei 2023. 

Sepanjang tahun 2023, BEI telah meluncurkan sejumlah produk, layanan, dan kebijakan baru, di antaranya adalah normalisasi jam perdagangan pada 3 April 2023, normalisasi batas auto rejection bawah (ARB) tahap 1 pada 5 Juni 2023, peluncuran Indeks Papan Akselerasi pada 31 Mei 2023, peluncuran Papan Pemantauan Khusus Hybrid pada 12 Juni 2023, dan peluncuran New IDX Mobile pada 13 Juli 2023.

Baca Juga: BEI Luncurkan Papan Pemantauan Khusus Tahap II pada Maret 2024

Selanjutnya, terdapat pula peluncuran New PLTE, Mofids & Daily Watching (DW) pada 31 Juli 2023, serta peluncuran kampanye “Aku Investor Saham” pada 10 Agustus 2023.

Normalisasi jam perdagangan SPPA dan pelaporan melalui PLTE dilakukan pada 14 Agustus 2023, dan normalisasi batas Auto Rejection Bawah (ARB) tahap 2 pada 4 September 2023.

BEI juga telah mendapatkan penilaian ESG Risk Rating oleh Sustainalytics dengan nilai sebesar 16,9 yang termasuk kategori “Low Risk” pada 12 September 2023. 

Sebagai upaya untuk menambah alternatif acuan investasi subsektor bank, BEI dan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) meluncurkan Indeks IDX-PEFINDO Prime Bank pada 4 Oktober 2023. 

Pada 26 September 2023, IDXCarbon yang merupakan milestone penting bagi komitmen dekarbonisasi Indonesia menuju Net Zero Emission di tahun 2060 atau lebih cepat, resmi diluncurkan. 

Menilik transaksi pada perdagangan IDXCarbon, hingga 28 Desember 2023 telah terdapat lebih dari 1,7 juta tCO2e carbon credit tercatat dan total volume 494.254 tCO2e telah diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp30,91 miliar dan 46 registered users. 

Strategi Tahun 2024 
BEI bersama SRO terus berupaya menjaga kelangsungan pertumbuhan pasar modal Indonesia ke depan. 

Iman menilai tahun 2024 dan ke depannya akan penuh dengan berbagai tantangan baru. 

"Memperhatikan hal tersebut, BEI memiliki tiga fokus utama, yakni Market Deepening; Investor Protection; dan Regional Synergy and Connectivity," tutur Iman. 

Dia menyebutkan, fokus ini bertujuan untuk menumbuhkan sejumlah produk dan layanan yang kredibel bagi seluruh stakeholders dengan didukung pemanfaatan teknologi terkini, serta mampu melindungi kepentingan investor pasar modal. 

Pada tahun 2024, BEI dengan dukungan seluruh stakeholders di pasar modal optimis dapat mencapai target yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2023, seperti peningkatan likuiditas perdagangan sebesar Rp12,25 triliun, 230 pencatatan efek baru, dan penambahan 2 juta investor baru. 

Selain itu, pada tahun 2024, rencananya akan diluncurkan pula Single Stock Futures, dan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) Repo. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar