15 Juli 2023
12:51 WIB
JAKARTA – PLN Indonesia Power melakukan studi banding ke Jepang, untuk mempelajari program transisi energi dan pengembangan pembangkit yang ramah lingkungan di Indonesia. Di egeri Matahari Terbit, PLN IP megunjungi dan mempelajari strategi dan teknologi J-Power, JERA, JGC dan IHI.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, tujuan tim dikirim ke Jepang adalah untuk menyambangi perusahaan-perusahaan yang menjadi pemain utama dalam komitmen dunia menuju Net Zero Emission 2060. Menurutnya, sebagai key player perusahaan pembangkit listrik di Jepang, J-Power dan JERA dijadikan PLN IP sebagai objek benchmark dalam penyusunan Rencana Strategis Korporat dan Adopted Technology sebagai awal langkah menuju Nett Zero Emission (NZE) 2060.
”J-Power menetapkan visi ‘Blue Mission 2050’ dengan target penurunan Emisi CO2 sampai dengan 46 persen pada 2040 dan Net Zero Emission pada 2050. Sementara JERA telah selesai melakukan pengujian cofiring ammonia dan akan meningkatkan penggunaan ammonia hingga 20% pada 2024,” ujar Edwin.
Ke depannya, kata Edwin, PLN Indonesia Power akan menjalankan beberapa inisiatif strategis melalui kolaborasi dengan J-Power, JERA, IHI atau JGC. Di antaranya konversi PLTU menjadi pembangkit IGCC/GTCC dan menjadi hydrogen firing.
Kemudian, peremajaan pembangkit-pembangkit heritage, peningkatan penggunaan biomass untuk cofiring dan pengembangan pembangkit EBT. Lalu, pemeliharaan pembangkit termal konvensional, studi CCS/CCUS, eksplorasi Financial Tools yang tersedia untuk pengembangan proyek hingga digitalisasi pembangkit.
”Di samping itu PLN Indonesia Power dan PLN akan menindaklajuti langkah strategis ini dengan melakukan kerjasama sebagai bentuk komitmen PLN Grup dalam implementasi aspek Environmental, Social & Governance (ESG) dan komitmen untuk mencapai carbon neutral di 2060,” tuturnya.
Green Energy
Sekadar mengingatkan, melalui Proyek Hijaunesia 2023 ini PLN Indonesia Power akan mengembangkan Green Energy sebesar 7 Giga Watt yang tersebar di 108 lokasi di seluruh Indonesia. Selain sebagai upaya untuk mencapai bauran EBT 23%, hal ini merupakan bentuk komitmen dan implementasi PLN melalui Sub Holding PLN Indonesia Power dalam aspek Environmental, Social & Governance (ESG).
Menurut Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN Hartanto Wibowo, proyek Hijaunesia 2023 terdiri dari 12 proyek solar photovoltaic (PV) dan satu proyek pembangkit listrik tenaga angin/bayu.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, total kapasitas terpasang listrik berbasis EBT mencapai 12,5 GW hingga Desember 2022. Capaian tersebut diproyeksikan terus meningkat, seiring komitmen pemerintah untuk menambah kapasitas terpasang pembangkit EBT hingga 368 MW pada 2023.
Catatan saja, suplai tambahan energi hijau 2023 akan terbagi dalam sejumlah proyek, dari pembangkit listrik tenaga air sebesar 136 MW, pembangkit listrik tenaga surya 161 MW, pembangkit listrik tenaga panas bumi 13 MW, dan pembangkit listrik tenaga bioenergi atau PLT Bioenergi dengan kapasitas 58 MW. Produksi listrik EBT tersebut, akan dialokasikan untuk masuk ke dalam grid atau jaringan daya listrik PLN.
Di luar itu, pemerintah juga menargetkan penambahan instalasi PLTS atap atau solar PV Rooftop sebesar 100 MWp. Sejauh ini, capaian porsi energi baru dan terbarukan pada bauran energi nasional hingga 2022 baru mencapai 12,3%.