15 April 2024
16:07 WIB
Perang Iran-Israel, Analis: Investor Saham Bisa Pindah Haluan
Di tengah perkembangan ketegangan Iran-Israel, investor bisa mempertimbangankan emiten-emiten yang memiliki penghasilan dolar AS dan emiten yang bergerak di industri komoditas logam.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Pegawai melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Global (IHSG) di Gedung Bursa Efek, Jakarta, Kamis (28/3/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan
JAKARTA - Serangan Iran terhadap Israel pada Sabtu (13/4) malam waktu setempat menjadi sorotan dunia. Pasalnya, Teheran menembak 300 rudal dan drone berbagai jenis ke Negeri Zionis, yang merupakan musuh bebuyutannya.
Hal itu merupakan balasan atas serangan rudal Israel ke konsulat Iran di Damaskus Suriah yang menewaskan tujuh orang, termasuk tiga jenderal pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC).
Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada mengatakan, kondisi makroekonomi global yang belum menentu dan ditambah dengan masih adanya ketegangan geopolitik tampaknya menjadi perhatian para pelaku pasar.
Mereka pun cenderung memilih saham-saham yang memiliki hubungan dengan kondisi tersebut.
Baca Juga: Usai Libur Lebaran, Dua Emiten Siap Melantai di BEI
"Imbas dari ketegangan-ketegangan tersebut tentunya dapat mempengaruhi harga komoditas misalnya migas yang menjadi mahal," ujar Reza kepada Validnews, Senin (15/4).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, minyak yang mahal memicu kenaikan sejumlah harga logistik, pangan, dan lainnya.
Pada akhirnya, dapat memicu peningkatan inflasi global, meningkatnya permintaan aset safe haven, dan bisa jadi tertahannya rencana pemangkasan suku bunga.
Hal yang mengkhawatirkan, kata Reza, ialah dapat memicu resesi global yang bisa saja berimbas pada kondisi makroekonomi di dalam negeri, terutama pada nilai tukar Rupiah.
Seiring dengan hal itu, aliran outflow pun juga dimungkinkan. Kendati demikian, Reza melihat bukan outflow penarikan secara besar-besaran, tapi bisa saja shifting atau pindah instrumen investasi.
"Mungkin yang tadinya ada di saham, terus keluar pindah ke bond atau ke forex karena melihat potensi pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) lebih menarik di tengah kondisi geopolitik saat ini," jelas dia.
Berdasarkan pengalaman historis yang ada, pada saat terjadi peningkatan ketegangan geopolitik, maka harga komoditas logam yang biasanya akan terjadi peningkatan harga dan terapresiasinya dolar AS.
Baca Juga: Ekonom: Ketegangan Iran-Israel Berpotensi Ganggu Perdagangan Indonesia
Maka dari itu, Reza menyarankan agar investor saham bisa mempertimbangkan emiten-emiten yang memiliki penghasilan dolar AS dan emiten yang bergerak di industri komoditas logam, antara lain emas, nikel, timah.
"Sejumlah saham pilihan dari sektor di atas, juga terdapat dalam indeks LS-27 (indeks acuan Reliance Sekuritas Indonesia Tbk), di antaranya ABMM target price (TP) Rp4.600, ADMR Rp1.550, ADRO Rp3.100, INCO Rp4.800, dan ITMG Rp32.250," terangnya.
Selain itu, INKP dengan TP Rp10.700, RAJA Rp1.550, BREN Rp7.950, dan MEDC Rp1.750.