18 Desember 2024
17:36 WIB
Penurunan Suku Bunga dan Langkah Mengejutkan Trump Picu ATH Bitcoin
Bitcoin mencatat rekor harga baru dalam tiga hari beruntun dan mencapai ATH di US$108.356 pada Selasa (17/12). Naiknya Bitcoin didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga FOMC The Fed Desember 2024.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
Pelaku bisnis Kripto memantau grafik perkembangan nilai aset kripto, Bitcoin di Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (31/1/2023). ValidNewsID/Arief Rachman
JAKARTA - Bitcoin (BTC) mencatat rekor harga baru dalam tiga hari beruntun dan kali ini mencapai harga All Time High (ATH) di US$108.356 pada Selasa (17/12). Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, naiknya Bitcoin didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve dalam pertemuan FOMC Desember 2024.
Dengan kondisi ekonomi AS yang dapat dikatakan relatif cukup stabil saat ini, lanjutnya, penurunan lanjutan suku bunga kebijakan dapat menjadi keputusan yang cukup rasional untuk menunjang momentum pertumbuhan ekonomi yang ada.
“Perkembangan inflasi yang masih relatif terkontrol turut menandakan upaya The Fed yang sudah berada pada jalur yang tepat terlepas dari potensi tantangan ke depan yang tidak pasti,” katanya dalam pernyataan tertulis, Jakarta, Rabu (18/12).
Berdasarkan CME FedWatch Tool, probabilitas The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin mencapai 96%. Jika terjadi, Bitcoin berpotensi melanjutkan tren positifnya.
Untuk itu, Fahmi memproyeksikan potensi kembali terciptanya rekor harga tertinggi baru bagi Bitcoin masih terbuka.
Serupa dengan pasar kripto, pasar saham AS dipimpin oleh sektor teknologi juga kompak menghijau. Indeks Nasdaq Composite naik 1,91% dan ditutup di level 20.173,89 pada perdagangan pada Senin (16/12).
Baca Juga: Kilas Balik 2024, Ini Rangkuman Topik Kripto Sepanjang Tahun
Pada hari perdagangan yang sama, indeks tersebut juga sempat kembali mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa di level 20.197,42. Sektor teknologi, khususnya yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI), menjadi motor penguatan indeks.
“Broadcom (AVGO) melejit 7% berkat prospek produk AI yang kuat, sementara Micron Technology (MU) naik 6% seiring optimisme pendapatan dan dukungan subsidi federal. MicroStrategy (MSTR) menguat 3%, didukung reli Bitcoin dan dimasukkannya saham ini ke dalam Nasdaq 100,” sebutnya.
Adopsi Bitcoin oleh investor AS juga terlihat semakin solid dengan total aliran dana masuk neto (netflow) ETF Bitcoin spot yang menyentuh angka US$637,5 juta pada perdagangan Senin (16/12).
“Netflow positif tersebut turut melanjutkan tren netflow positif secara berturut-turut yang telah terjadi sejak 27 November lalu,” ujarnya.
Senada, Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan, selain sebagai aset digital, Bitcoin sering diperlakukan seperti saham teknologi yang sensitif terhadap perubahan suku bunga.
“Pemangkasan suku bunga mendukung aset berisiko seperti kripto dengan biaya pinjaman lebih rendah, iklim investasi kondusif, serta melemahkan dolar AS dan meningkatkan pasokan uang, yang secara positif mempengaruhi harga Bitcoin,” jelas Panji.
Berdasarkan analisis teknikal pada Selasa (18/12/2024) pukul 11.00 WIB, Bitcoin tercatat di harga US$104.760, atau melemah setelah mencetak level tertinggi pada malam sebelumnya.
“Namun, potensi kenaikan masih terbuka selama Bitcoin mampu bertahan di atas level support psikologis US$100.000. Jika level ini berhasil dipertahankan, tren bullish diperkirakan akan berlanjut, memberikan peluang bagi Bitcoin untuk mencapai target berikutnya di US$110.000,” imbuhnya.
Kabar Mengejutkan Dari Trump
Selain berasal dari sentimen penurunan suku bunga, kenaikan bitcoin disebutkan juga dipicu oleh kabar mengejutkan dari Presiden terpilih Donald Trump terkait rencana strategis Bitcoin di Negeri Paman Sam.
Adapun rencana pembentukan U.S. Bitcoin Strategic Reserve juga menjadi salah satu alasan utama antusiasme pasar. Presiden terpilih Trump menyebut, cadangan ini akan menjadi bagian dari strategi nasional untuk memperkuat posisi AS sebagai pemain utama di dunia aset digital.
“Visi Trump ini sejalan dengan langkah perusahaan besar seperti MicroStrategy, yang terus memperkuat narasi Bitcoin sebagai aset cadangan modern,” ucap Panji.
Info tambahan, Michael Saylor selaku pendiri MicroStrategy, baru-baru ini mengumumkan bahwa perusahaan telah menambah portofolio Bitcoin-nya dengan membeli 15.350 BTC. Sehingga total kepemilikannya mencapai 439.000 BTC senilai US$43,6 miliar.
Baca Juga: Pasca Laporan CPI Bulan November, Kripto dan Saham AS Menghijau
Proposal cadangan Bitcoin yang diajukan Senator Republik Cynthia Lummis pada Juli lalu mengusulkan agar Departemen Keuangan AS membeli 200.000 Bitcoin setiap tahun selama lima tahun, hingga mencapai total 1 juta Bitcoin atau sekitar 5% dari pasokan global.
“Pembelian ini akan dibiayai melalui keuntungan dari deposito bank Federal Reserve dan kepemilikan emas,” kata Panji.
Sejak pemilu AS, Bitcoin telah melonjak 52%, dan sepanjang tahun ini mencatat kenaikan 149%. Dukungan dari administrasi yang pro-kripto, termasuk rencana regulasi yang lebih ramah dan pembentukan cadangan strategis, menjadi katalis positif utama.
Selain itu, arus masuk bersih ke ETF Bitcoin spot di AS kembali melanjutkan tren positif dengan mencapai US$2,17 miliar di pekan lalu, dengan minat institusional yang terus meningkat terhadap aset digital ini.
Pada 16 Desember, data SoSo Value mencatat total aset bersih ETF Spot Bitcoin di AS mencapai US$116,04 miliar atau 5,71% dari kapitalisasi pasar Bitcoin.
“Angka ini menunjukkan besarnya kontribusi ETF terhadap pasar Bitcoin dan mencerminkan minat yang semakin besar dalam investasi Bitcoin melalui produk ETF, yang memungkinkan investor mengakses Bitcoin tanpa harus membelinya langsung,” tandas Panji.