21 Oktober 2025
18:44 WIB
Penuhi Target Lifting Minyak Sejuta Barel, Bos Pertamina Siap Masifkan Eksplorasi
Pertamina buka peluang kolaborasi dan kerja sama untuk memasifkan kegiatan eksplorasi di Indonesia Timur.
Penulis: Yoseph Krishna
Ilustrasi - Pekerja melakukan pengeboran sumur migas. Antara/HO-Pertamina
JAKARTA - PT Pertamina bakal menggenjot kegiatan eksplorasi dan produksi demi mencapai target lifting sebesar 1 juta barel per hari (BOPD). Potensi untuk mendapatkan cadangan minyak masih terbuka, mengingat baru sekitar 65 cekungan yang berada di tahap eksplorasi dan 20 cekungan migas yang sudah berproduksi dari total 120 cekungan.
Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri lewat keterangan tertulis mengatakan pemerintah menargetkan lifting minyak nasional sebesar 1 juta BOPD demi mewujudkan swasembada energi nasional. Target itu menjadi tujuan bersama antara perusahaan dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lain.
"Itu dari sekitar 120 cekungan yang ada. Artinya, Indonesia masih menyimpan banyak potensi migas," ucapnya, Selasa (21/10).
Walau begitu, ia tak menampik potensi migas di Indonesia dewasa ini lebih banyak ditemukan di kawasan timur, serta masuk ke dalam kategori laut dalam (deep water). Dengan demikian, diperlukan investasi yang besar dan teknologi yang pas untuk menggarap eksplorasi migas di Indonesia Timur.
Pertamina, tambahnya, tak menutup peluang untuk menjalin kemitraan dengan perusaahaan lain guna memasifkan kegiatan eksplorasi.
"Dengan demikian, dibutuhkan investasi, teknologi, ataupun kemitraan dengan perusahaan migas lainnya," sambung Simon.
Namun, Simon tidak menjelaskan lebih rinci target eksplorasi yang akan dikerjakan Pertamina.
Baca Juga: Ini Tiga Strategi Pertamina Untuk Masifkan Eksplorasi Migas
Selain memasifkan eksplorasi, Pertamina sampai kini juga terus menggenjot produksi migas dari sumur-sumur atau wilayah kerja eksisting sebagai bentuk kontribusi dalam mewujudkan swasembada dan ketahanan energi nasional.
Sederet upaya telah dilakukan perusahaan pelat merah tersebut untuk mendorong kenaikan produksi, mulai dari memanfaatkan teknologi terkini, hingga intervensi terhadap sumur eksplorasi untuk menjaga keseimbangan produksi energi.
Ditegaskan Simon, sederet upaya itu sejatinya sudah menjadi kewajiban PT Pertamina untuk menjamin ketahanan, keterjangkauan, serta keberlanjutan energi.
"Tidak hanya menjadi entitas bisnis atau entitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah kepada pemegang saham untuk menjaga profitabilitas, tetapi Pertamina punya tugas sebagai agen pembangunan (agent of development)," tandas Simon.
Ikut Lelang WK
Sebelumnya, Simon menyebut pihaknya siap bertarung dalam lelang 74 wilayah kerja (WK) migas yang digelar oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam kurun 1-2 tahun ke depan.
Keterlibatan PT Pertamina dalam lelang WK migas yang akan datang, terangnya, jadi bentuk komitmen mendongkrak lifting minyak nasional dan mewujudkan salah satu Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni swasembada energi.
"Tentunya memang yang paling ideal meningkatkan produksi dengan masuk ke wilayah-wilayah kerja baru yang oleh Kementerian ESDM sudah didorong dalam waktu 1-2 tahun ini sekitar kurang lebih 74 wilayah kerja baru yang akan dilelang," ucapnya dalam sesi diskusi yang digelar di Anjungan Sarinah, Jakarta, Selasa (7/10) petang.
Baca Juga: PHE Pacu Produksi Dan Penemuan Cadangan Baru Untuk Ketahanan Energi
Simon mengatakan, tantangan yang Pertamina alami dalam hal produksi migas selama ini ialah natural declining akibat usia sumur atau lapangan yang sudah tua (mature field).
Selama ini, Pertamina telah melancarkan sejumlah strategi untuk mengatasi tantangan pengelolaan sumur tua, mulai dari mendongkrak produksi lewat intervensi teknologi sampai menahan laju penurunan produksi pada sumur-sumur tersebut.
"Sumur-sumur yang dikelola Pertamina saat ini memang sudah termasuk mature field, sudah sumur tua dan itu secara alami terjadi penurunan produksi. Apa yang kami lakukan selama ini adalah inovasi teknologi dan inisiatif lainnya, antara lain memperlambat lajunya penurunan produksi dari sumur-sumur kami," jabar Simon.