25 April 2023
20:20 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA – Konglomerasi Lippo menilai, kekuatan struktur ekonomi dalam negeri yang kokoh menjadi faktor kinerja perekonomian nasional berpotensi tetap bertumbuh di tengah ketidakpastian global serta gangguan rantai pasok.
Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady mengungkapkan, optimisme itu muncul setelah melihat data makro pada kuartal I/2023, di mana pemerintah telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama yang mampu mencapai kisaran 5-5,3%.
Dari sisi makro, pasar Indonesia dipercaya masih sangat kuat dan stabil walaupun beberapa pihak masih mengingatkan untuk tetap waspada di tahun ini.
"Namun, dengan proyeksi pertumbuhan nasional kisaran 5% pada kuartal pertama dan data kinerja ekonomi riil yang positif, hal itu kian menunjukkan kekuatan struktur ekonomi dalam negeri," ungkapnya dalam pernyataan tertulis, Jakarta, Selasa (25/4).
Ia melanjutkan, awan gelap perekonomian global yang terganggu akibat perang hingga gegernya krisis perbankan di Amerika Serikat dan Eropa tidak serta-merta akan mengguncang perekonomian nasional. Beruntungnya, keyakinan tersebut ditopang dari rilis data ekonomi pada kuartal pertama ini.
Capaian perekonomian domestik cukup menggembirakan di tengah kemelut ekspor yang menurun seiring permintaan global yang melemah. Sebaliknya, sentimen positif dari pasar dalam negeri cukup banyak.
“Selain adanya momentum Ramadan dan Lebaran, pasar dalam negeri masih menjadi gantungan pelaku usaha dan industri,” sebutnya.
Baca Juga: Tumbuh 5,31% di 2022, Pertumbuhan Ekonomi RI Dekati Level Prapandemi
Berdasarkan catatannya, optimisme pertumbuhan ekonomi muncul via konsumsi produk otomotif roda dua dan roda empat yang mengalami pertumbuhan signifikan. Pasar roda empat tumbuh double digit, bahkan melompat hingga 50% sepanjang kuartal pertama 2023.
Karenanya, perekonomian ataupun pasar domestik masih memberikan peluang pertumbuhan yang signifikan. Hal ini pun mendorong pelaku usaha untuk melakukan ekspansi bisnis.
"Dari sisi pengusaha, kami masih harus berhati-hati dan prudent, namun momen tahun ini memberikan banyak kesempatan untuk ekspansi ataupun melancarkan aksi korporasi lainnya,” ungkapnya.
Pernyataan John sejalan dengan tren keyakinan industri. Mengacu data BI terkait laporan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan dunia usaha, terjadi peningkatan 11,05% pada kuartal I/2023, capaian ini jauh lebih tinggi dari tingkat kinerja pada kuartal I/2022.
Sementara, indeks kepercayaan industri yang tergambar melalui Purchasing Managers Index (PMI) maupun Indeks Kepercayaan Industri (IKI) sama-sama berada di level ekspansi.
"Ini menggambarkan bagaimana pandangan pengusaha dan kesiapan industri dalam rentang enam bulan ke depan, ternyata mereka tidak ada kerisauan, malah cenderung optimistis," sebutnya.
Rencana Ekspansi Lippo
John mengaku, optimisme bisnis yang sama juga dirasakan oleh Lippo. Selaku konglomerasi dengan tentakel bisnis mulai dari kesehatan, properti, keuangan, pendidikan, hingga teknologi digital, Lippo tetap berkomitmen melakukan ekspansi di 2023.
Terlebih, Lippo Group pun memainkan peran signifikan dalam menunjang laju perekonomian nasional. "Dari seluruh lini bisnis itu, tidak kurang kami melayani 65 juta orang Indonesia setiap tahun," tukas John.
Di 2023, John menyiratkan bakal ada ekspansi dari gerai tentakel ritel Lippo yakni Matahari Department Store (LPPF) dan Matahari Putra Prima (MPPA). Ekspansi itu merupakan strategi omnichannel Lippo Group yang mengawinkan layanan digital sekaligus fisik.
"Ada 12 lokasi sebagai ekspansi department store kita," jelasnya.
Di sisi lain, menurutnya, keyakinan para pelaku usaha dan industri terhadap kondisi perekonomian ke depan sangat beralasan. Selain pasar potensial yang cukup besar, saat ini upaya pemerataan pembangunan serta melahirkan pusat pertumbuhan baru sangat terlihat.
Baca Juga: BI Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,1% pada Kuartal II
Ia mencontohkan, perluasan tol Trans Jawa hingga ke bagian tengah dan selatan, Trans Sumatra yang semakin tersambung, tol Kalimantan, serta jaringan kereta di Sulawesi.
“Semuanya akan memicu pusat pertumbuhan baru," paparnya.
Sementara itu, sebagai bentuk dukungan pada program prioritas pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, John mengatakan Lippo akan terus berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) kesehatan dan memperluas jaringan Rumah Sakit Siloam (SILO), yang saat ini telah berjumlah 42.
Selama ini, Siloam telah berhasil menjalankan strategi pengembangan dengan membuka 1-2 rumah sakit/tahun.
"Untuk itu, secara konsisten kami akan terus mempersiapkan SDM dokter dan tenaga kesehatan (perawat) melalui kampus Universitas Pelita Harapan (UPH). Ini untuk memperkuat pengembangan industri kesehatan nasional,” ucapnya.