11 Juni 2025
09:13 WIB
Pengumuman Cadev Oleh BI Membuat IHSG Diprediksi Menguat
IHSG dibuka langsung berada di zona hijau, meski begitu pada pukul 09.01 WIB, IHSG langsung memerah melemah sebesar 12,36 poin atau 0,17% menjadi 7.218,38.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
Seorang pria memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/2/2025). AntaraFoto/Akbar Nugroho Gumay
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip dari RTI, dibuka di level 7.232,68 pada perdagangan Selasa (10/6).
IHSG dibuka langsung berada di zona hijau, meski begitu pada pukul 09.01 WIB, IHSG langsung memerah melemah sebesar 12,36 poin atau 0,17% menjadi 7.218,38.
Dalam analis tertulisnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan, IHSG hari ini diprediksi akan bergerak menguat.
“Pada perdagangan kemarin, Selasa (10/6) IHSG ditutup naik 1,65% atau 117,32 poin ke level 7.230. IHSG hari ini, Rabu (11/6), diprediksi bergerak menguat dalam range 7.150-7.290,” tulisnya.
Adapun sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG terapresiasi signifikan senada dengan aksi beli investor asing di seluruh pasar ekuitas senilai Rp1,03 triliun pada Selasa (10/6).
Pergerakan IHSG berlawanan dengan bursa di Kawasan ASEAN yang cenderung melemah. Ratih mengatakan, pelaku pasar pekan ini menanti rilis indeks konsumen, diantaranya Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) dan penjualan ritel.
Baca Juga: Dibuka Langsung Hijau, IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) pada Mei 2025 sebesar US$152,5 miliar atau setara dengan cadev pada bulan sebelumnya. Cadev tersebut berasal dari penerimaan pajak dan jasa, serta penerimaan devisa migas.
“Terjaganya cadev dapat menstabilkan nilai tukar rupiah dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,” terangnya.
Dari mancanegara, Bursa Wall Street menguat terbatas, setelah pemerintah AS-China menyetujui kerangka kerja tarif, khususnya pada sektor semikonduktor dan metal mining.
Pertemuan selama dua hari tersebut membawa sentimen positif di pasar ekuitas sejak pekan lalu. Indeks S&P 500 reli dalam tiga pekan beruntun ke level 6.038.
Di sisi lain, Jepang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi (PDB) pada Kuartal I/2025 sebesar 0,2% yoy atau kontraksi pertama dalam empat kuartal terakhir sejak Kuartal I/2024.
“Ketidakpastian tarif AS berdampak pada ekspor dan iklim investasi,” sebutnya.
IMF dalam World Economic Outlook (WEO) edisi April 2025 memproyeksikan PDB Jepang di tahun 2025 hanya tumbuh 0,6%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 1,1%.
Analisis Teknikal
Senada, dalam analis tertulisnya Tim Riset PT Reliance Sekuritas Tbk memproyeksikan IHSG hari ini akan bergerak dengan kecenderungan menguat.
“Kami memproyeksikan IHSG akan bergerak di kisaran support pada level 7.153 dan resistance pada level 7.267 dengan kecenderungan menguat,” tulisnya.
Sementara pada pagi ini saat laporan ini dibuat, bursa utama Asia menguat. Seperti Indeks Nikkei 225 yang menguat 0.35% dan Kospi yang menguat 0.53%.
IHSG pada hari Selasa (10/6) ditutup pada level 7.230,74 atau naik 1,65%. Penguatan dipimpin oleh saham-saham sektor transportation & logistics sebesar 3,53% dan technology 3,54%.
Baca Juga: Setelah Sempat Terkoreksi, IHSG Hari Ini Diproyeksikan Rebound
Sementara itu, asing membukukan net buy sebesar Rp1,01 trilliun di pasar reguler dengan saham-saham yang paling banyak dibeli seperti BRMS, TLKM, BMRI, BBRI dan ANTM.
Sentimen positif datang dari menguatnya kurs rupiah terhadap dolar AS serta rilisnya data cadangan devisa Indonesia yang menunjukan penguatan.
Secara teknikal, candle IHSG berbentuk white marubozu, masih di atas MA5 dan MA20, indikator Stochastic golden cross.
“Dengan demikian, kami proyeksikan hari ini IHSG akan melanjutkan kenaikannya. Berikut saham pilihan hari ini SCMA, PTRO, TLKM, dan BRPT,” sebutnya.
Sementara itu, indeks utama bursa AS ditutup menguat. Sentimen positif datang dari negosiasi antara AS dan China yang menyepakati untuk meredam perselisihan mengenai tarif.