25 Mei 2022
17:38 WIB
Editor: Rikando Somba
BANDARLAMPUNG-Mocaf atau tepung singkong didagang sebagai substitusi tepung terigu. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung akan meningkatkan produksi mocaf ini untuk mengurangi ketergantungan akan tepung terigu. Selain itu, akan ditingkatkan pula produksi ubi kayu sebagai bahan utama dari pembuatan mocaf di Lampung.
"Dampak sekunder atas adanya pemberhentian pengiriman gandum dari India, ataupun dari negara yang sedang konflik tentu mempengaruhi pasokan yang pasti akan berkurang. Ini jadi peluang kita untuk mengembangkan komoditas substitusi," ujar Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Kusnardi, di Bandarlampung, Rabu.
Kusnardi mengatakan, Lampung adalah wilayah penghasil singkong. Bahkan, 95% hasil panen di wilayah ini diolah jadi tapioka. Salah satu yang dipikirkan adalah meningkatkan pengetahuan petani melalui KWT, agar bisa mengolah ubi kayu jadi mocaf. “Dan IKM nanti yang mengolah jadi produk makanan seperti jajanan tradisional ataupun kue kering," kata Kusnardi.
Di Lampung ada 366.830 hektar lahan singkong. Lahan ubi kayu terbesar di Lampung itu berada di Lampung Tengah dengan luas mencapai 121.000 hektare, lalu diikuti dengan Lampung Utara 53.994 hektare, dan Lampung Timur seluas 49.000 hektare.

Riset Bersama
Niatan mengurangi ketergantungan terhadap gandum impor juga dilakukan PT Sang Hyang Seri sebagai bagian dari Holding BUMN Pangan bersama dengan Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) menjalin kolaborasi melalui penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan dengan riset peningkatan mutu kualitas benih jagung dan gandum.
Direktur Utama PT Sang Hyang Seri, Maryono mengatakan, pihaknya sekarang memiliki 3.200 lebih hektar tanah yang berada di Sukamandi, Subang. Tanah itu dapat dieksplor lebih dalam agar dapat memberikan manfaat yang besar, baik itu untuk perusahaan dan Ketahanan Pangan Nasional.
“Kerjasama ini untuk memperkuat Ketahanan Pangan Nasional khususnya pada benih jagung dan gandum, yang tidak menutup kemungkinan akan ada inovasi – inovasi dan perkembangan baru yang akan dieksplor lebih jauh bersama dengan UAI,” ujar Maryono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT Sang Hyang Seri dan UAI yang dilakukan oleh Direktur Utama PT Sang Hyang Seri Maryono dan Rektor UAI Prof Dr Ir Asep Saefuddin MSc.
Rektor Universitas Al - Azhar Indonesia (UAI) Prof Dr Ir Asep Saefuddin MSc menyampaikan bahwa kerjasama ini akan memberikan keuntungan untuk masing-masing pihak, dimana hasil riset yang dilakukan oleh Universitas Al – Azhar Indonesia dapat diimplementasikan secara real di lapangan untuk membantu Ketahanan Pangan Nasional.
“Dalam kerjasama yang terjalin ini juga dapat memberikan kesempatan bagi mahasiswa – mahasiswa Universitas Al – Azhar Indonesia (UAI) untuk belajar mengenai pertanian melalui PT Sang Hyang Seri serta para karyawan PT Sang Hyang Seri bisa memberikan ilmunya di Kampus Universitas Al – Azhar Indonesia (UAI)," kata Asep.