c

Selamat

Jumat, 29 Maret 2024

EKONOMI

08 Juli 2021

14:55 WIB

Pemerintah Terus Pacu Korporatisasi Petani

Koperasi akan berperan sebagai offtaker, sekaligus agregator produk para petani. Bahkan, koperasi juga bisa mengolah hasil panen dan berhadapan langsung dengan pembeli

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Faisal Rachman

Pemerintah Terus Pacu Korporatisasi Petani
Pemerintah Terus Pacu Korporatisasi Petani
Ilustrasi. Petani mengupas jagung untuk dikeringkan di Dusun Sukamanah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Antara Foto/Adeng Bustomi

JAKARTA – Dalam alasan mewujudkan ketahanan pangan nasional, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM, menyatakan akan terus mendorong korporatisasi petani ke dalam kelembagaan koperasi. 

Langkah ini dilakukan agar hasil panen petani bisa terserap dengan baik.

Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi menyebut, langkah korporatisasi petani ke dalam lembaga koperasi itu dilakukan agar petani bisa fokus berproduksi pada lahan yang dikonsolidasikan menjadi skala ekonomi.

"Jangan sampai mereka hanya menggarap di lahan yang sempit, tetapi harus ada konsolidasi lewat lembaga koperasi," ujar Zabadi dalam webinar bertajuk 'Korporatisasi Petani dan Hortikultura Melalui Koperasi' di Jakarta, Kamis (8/7).

Dengan begitu, Zabadi meyakini nantinya koperasi akan berperan sebagai offtaker, sekaligus agregator produk para petani. Bahkan, koperasi juga akan melakukan pengolahan hasil panen dan berhadapan langsung dengan pembeli.

"Sehingga posisi petani bisa lebih seimbang dan diharapkan tidak dipermainkan lagi oleh para buyer," kata dia.

Menurut Zabadi, petani dewasa ini harus mulai terorganisir untuk menghadirkan komoditas dengan harga yang murah dan memiliki skala ekonomi yang besar. 

Dengan memproduksi dalam jumlah yang banyak, ia meyakini akan tercipta efisiensi di tengah ancaman krisis pangan.

Mengutip proyeksi dari FAO pada 2020 silam, ada potensi gangguan keamanan pangan yang mencakup ketersediaan tenaga kerja, keseimbangan rantai pasok, hingga pembatasan perdagangan. 

Tak hanya itu, World Food Programme juga menyebut ada ancaman kelaparan global sekitar 82% atau dibandingkan sebelum pandemi covid-19. Proyeksi itu menunjukkan sebanyak 270 juta orang terancam menghadapi krisis kelaparan.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal II 2020 mencatat kontribusi sektor pertanian terhadap PDB pada masa pandemi, justru meningkat menjadi 15,46% dan menjadi kedua terbesar setelah industri pengolahan.

"Hal ini harus kita respons secara positif untuk mengoptimalkan berbagai potensi yang ada, baik dari ketersediaan lahan pertanian, peternakan, termasuk perikanan dan kelautan," ungkap Zabadi.

Kolaborasi
Lebih lanjut, ia mengimbau koperasi sebagai badan usaha yang memiliki badan hukum, turut menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Khususnya terhadap akses sumber pembiayaan.

"Termasuk kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam hal pemanfaatan teknologi tepat guna, serta pihak-pihak lainnya untuk hilirisasi produk atau pemasaran baik secara offline maupun online" sebut Zabadi.

Sebagai role model, Zabadi memaparkan Koperasi Tani Hijau Makmur di Kabupaten Tanggamus telah menjalin sinergi aktif bersama PT. Great Giant Pinneapple sebagai offtaker komoditas pisang cavendish.

 



Sejumlah pekerja mengemas sayuran yang akan dikirim di fasilitas National Fulfillment Center (NFC) C ikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/4/2021). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor hasil pertanian Indonesia mencapai US$390 juta per Maret 2021, meningkat 25,04 dari tahun 2020. Antara Foto/ Fakhri Hermansyah 

 

Dari kolaborasi itu, telah terjadi peningkatan pendapatan para petani, dua hingga tiga kali lipat, dibandingkan sebelum menjalin kemitraan strategis dengan PT GGP. 

Pengelolaan komoditas pisang, khususnya pisang cavendish di Kabupaten Tanggamus oleh Koperasi Tani Hijau Makmur pun akan menjadi role model yang akan terus dikembangkan oleh Kemenkop UKM bersama pihak-pihak terkait lainnya, seperti Kementerian Pertanian.

"Kebetulan 2-3 minggu lalu, kami juga baru menandatangani perjanjian kerja sama dengan Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, terkait korporatisasi petani ke dalam kelembagaan koperasi," tandas Zabadi.

Zabadi juga mengajak seluruh pihak terkait untuk berkomitmen mendampingi petani, peternak, hingga nelayan, agar dapat meningkatkan skala ekonomi dan kualitas produksi. Jadi kemudian akan terhubung dengan offtaker dan rantai pasok industri.

"Dengan begitu, akan banyak role model pengembangan korporatisasi petani, peternak, dan nelayan melalui koperasi dengan berbagai komoditas unggulan," imbuhnya. 

Akses Pasar
Sebelumnya, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta menginginkan kebijakan pemerintah, fokus memperluas akses pasar produk pertanian nasional. Hal ini guna meningkatkan kesejahteraan petani dalam masa pandemi ini.

"Bantu akses pasar petani terutama untuk produk segar seperti sayuran dan buah-buahan," tuturnya.
 
Menurut dia, pembukaan akses pasar yang lebih luas bagi hasil petani, merupakan kebijakan yang perlu diprioritaskan pemerintah bila ingin memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan. 

Untuk itu, Aditya menyarankan pemerintah pada 2021 memprioritaskan dukungan penyerapan hasil pertanian di dalam negeri.
 
 Pada saat ini prioritas petani lebih kepada pemasaran hasil panen," ujarnya.
 
Agar hasil pertanian dapat diserap secara optimal, lanjutnya, diperlukan peningkatan infrastruktur subsektor pendukung seperti transportasi dan pergudangan serta perdagangan ritel, mendorong kemitraan dengan penjamin (offtaker) dan di sisi konsumen, meningkatkan daya beli mereka.
 
Apalagi, ia mengingatkan pertanian merupakan salah satu sektor yang masih mampu memperlihatkan laju pertumbuhan positif di saat pandemi, dengan pertumbuhan sebesar 2,15% year-on-year (YoY) dalam kuartal pertama tahun 2021 ini. 

Ekspor sektor pertanian juga memperlihatkan pertumbuhan 16,2% (YoY) dan 20,8% month-to-month (MtM) atau tiga persen dari total ekspor Indonesia.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER