29 November 2023
20:10 WIB
Penulis: Al Farizi Ahmad
JAKARTA - Pemerintah menyiapkan penguatan skill bagi sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam rangka menyambut bonus demografi yang diperkirakan pada tahun 2030-2035 mendatang.
"Yang disampaikan Presiden, kita akan dapat bonus demografi sampai 2030. Yang kami siapkan adalah agar bonus demografi berikan manfaat kepada pembangunan nasional kita harus siapkan skill dan kompetensi," kata Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/11).
Ida menuturkan, penyiapan skill dan kompetensi tersebut dilakukan dengan menganalisa kebutuhan pasar kerja sehingga nantinya saat dibutuhkan bisa menyambut pasar kerja yang ada.
Baca Juga: Bonus Demografi Gagal, Indonesia Emas Berpotensi Terjegal
"Kita kan paparkan tadi kondisi ketenagakerjaan tingkat pengangguran turun 5,32. Saya sampaikan juga ketersediaan pasar kerja yang ada di 'Siap Kerja' di sistem informasi pasar kerja Kemenaker. Kemudian apa yang dilakukan oleh Kemenaker dengan siapkan skill mereka berupa pelatihan," tuturnya.
Ida menjelaskan, dalam penyiapan skill ini tidak hanya dilakukan oleh Kemenaker saja, melainkan juga dilakukan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lewat program vokasinya.
"Kita sedang melihat kembali langkah-langkah yang sudah ada apakah akan menjawab kebutuhan peningkatan sumber daya manusia sampai 2030," jelasnya.
Baca Juga: Jokowi Tak Mau Bonus Demografi 2030 Mubazir
Saat disinggung terkait ancaman Artificial Intelligence apakah juga sudah disiapkan, Ida mengaku sudah membicarakannya saat bertemu Presiden Jokowi.
"Iya banyak hal yang dibicarakan termasuk pak Presiden mention bagaimana peluang kerja di Jepang, pak Menko PMK menyampaikan peluang kerja di Jerman itu yang diidentifikasi bersama. Kita ada Perpres 68/2022 bagaimana sudah bisa berjalan belum," tutupnya.
Tahun 2045 disebut-sebut akan menjadi tahun 'emas' untuk Indonesia. Bukan tanpa alasan penyematan itu. Dalam kurun waktu kurang dari 25 tahun mendatang, diproyeksikan Indonesia akan mencapai titik yang disebut sebagai 'bonus demografi'.
Bonus demografi sendiri adalah kondisi ketika populasi usia produktif (15-64 tahun) mencapai 70%, atau sekitar 180 juta orang. Sementara itu, sekitar 30% adalah orang-orang pada usia tidak produktif.