c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

30 Oktober 2025

08:07 WIB

Pemerintah Bangun Proyek DME Kutai Timur Untuk Substitusi LPG

Proyek hilirisasi batu bara menjadi DME bertujuan substitusi LPG yang selama ini masih bergantung pada impor.

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Pemerintah Bangun Proyek DME Kutai Timur Untuk Substitusi LPG</p>
<p id="isPasted">Pemerintah Bangun Proyek DME Kutai Timur Untuk Substitusi LPG</p>

Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (17/12/2024). AntaraFoto/Nova Wahyudi

SAMARINDA - Pemerintah membangun proyek hilirisasi batu bara Dimethyl Ether (DME) di Kutai Timur, Kalimantan Timur, sebagai langkah strategis untuk mengurangi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).

"Hilirisasi adalah strategi utama pembangunan nasional," ujar Tenaga Ahli Sekretariat Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi M. Fadhil Hasan di Samarinda, Kaltim, Rabu (29/10), dilansir dari Antara.

Langkah ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita untuk mencapai swasembada energi.

Fadhil menjelaskan salah satu tantangan utama Indonesia saat ini adalah ketergantungan yang masih tinggi terhadap impor energi fosil.

Proyek DME di Kutai Timur dirancang sebagai solusi konversi LPG demi meningkatkan kemandirian energi. Pemerintah menargetkan substitusi 100% LPG ke DME dapat tercapai pada tahun 2040.

Baca Juga: PTBA Siapkan Lahan 600 Hektare Untuk Kawasan Hilirisasi Batu Bara

Proyek ini menjadi bagian penting dari transformasi ekonomi Kalimantan Timur, yang saat ini memproduksi 42,8% batu bara nasional.

Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi dan Ketahanan Energi telah mengidentifikasi proyek DME sebagai salah satu dari 18 proyek prioritas nasional.

Nilai investasi proyek konversi LPG ke DME tersebut diperkirakan mencapai US$10,25 miliar, atau setara Rp164 triliun.

"Proyek ini diproyeksikan menyerap total 34.800 tenaga kerja, baik langsung maupun tidak langsung," sebut Fadhil.

Selain DME, strategi hilirisasi batu bara juga diarahkan untuk memproduksi methanol, untuk diproses lebih lanjut menjadi biodiesel. Selain itu, hilirisasi batu bara juga didorong untuk menghasilkan grafit sintetik.

"Grafit sintetik merupakan komponen penting yang dibutuhkan untuk produksi baterai kendaraan listrik (EV)," jelas Fadhil.

Baca Juga: Berharap Pada China Dan Eropa Untuk Proyek Gasifikasi Batu Bara

Sementara itu, batu bara kalori rendah (lignit) yang cadangannya melimpah akan digunakan untuk produksi amonia. Amonia hijau dikembangkan sebagai alternatif energi bersih dan berkelanjutan di masa depan.

"Proyek DME di Kutai Timur, bersama hilirisasi sawit di KEK Maloy, mencerminkan arah baru ekonomi Kaltim. Ekonomi Kaltim didorong beralih dari sekadar ekstraksi sumber daya alam menuju industri bernilai tambah," demikian Fadhil.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar