06 Februari 2023
20:35 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
PROBOLINGGO – PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usaha PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB) menggelar peletakan batu pertama proyek Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi di Kecamatan Suko, Probolinggo, Jawa Timur.
Dalam kegiatan itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut pembangunan tahap I Tol Probolinggo-Banyuwangi merupakan penutup dari proyek Trans Jawa untuk melancarkan mobilitas dari Banten hingga Banyuwangi.
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) untuk Tol Probolinggo-Banyuwangi sejatinya sudah dilakukan sejak 2017 silam. Karena itu, peletakan batu pertama menjadi bukti kesiapan secara teknis untuk pembangunan proyek tersebut.
"Ini bagian akhir Tol Trans Jawa yang tersambung dari ujung barat hingga ujung timur Pulau Jawa. Hari ini, kita mulai untuk yang sudah siap secara teknis dengan nilai investasi Rp10,7 triliun, yakni ruas Probolinggo-Besuki," ujar Basuki dari Probolinggo, Senin (6/2).
Sebagai informasi, pembangunan tahap I dari Tol Probolinggo-Banyuwangi itu dilakukan untuk Ruas Probolinggo-Besuki sepanjang 49,68 km. Secara keseluruhan, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi akan membentang sepanjang 175,4 km.
Baca Juga: PUPR Pastikan Tol Probolinggo Timur-Gending Rampung Maret 2023
Tol tersebut merupakan ruas pamungkas dari Jalan Tol Trans Jawa yang sebelumnya telah tersambung dari Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, hingga ke Probolinggo Timur, Provinsi Jawa Timur.
"Dengan bertambahnya ruas tol ini, diharapkan bisa menjadi roda penggerak perekonomian masyarakat," sebut Basuki.
Asal tahu saja, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi terbagi atas tujuh seksi, antara lain Seksi I Probolinggo-Kraksaan sepanjang 12,8 km, Seksi II Kraksaan-Paiton 11,2 km, Seksi III Paiton-Besuki 25,6 km, dan Seksi IV Besuki-Situbondo 42,3 km.
Kemudian untuk Seksi V Situbondo-Asembagus membentang sepanjang 16,76 km, Seksi VI Asembagus-Bajulmati 37,45 km, dan terakhir Seksi VII Bajulmati-Ketapang sepanjang 29,21 km.
Jalan tol tersebut merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang dikelola oleh PT JPB selaku BUJT. Kepemilikan saham PT JPB sendiri terdiri atas Jasa Marga sebesar 94,93%, PT Brantas Abipraya (Persero) 5%, dan PT Waskita Toll Road 0,07%.
Untuk pembangunannya, Direktur Utama PT JPB Adi Prasetyanto menyebut Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi terbagi menjadi dua tahap, yakni tahap I yang menghubungkan Probolinggo hingga Besuki sepanjang 49,68 km dan tahap II dari Besuki hingga Banyuwangi sepanjang 125,72 km.
"Pembebasan lahan dan pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi difokuskan pada Ruas Probolinggo-Besuki dengan hak konsesi 50 tahun dan nilai investasi Rp10,8 triliun," kata Adi.
Rampung Akhir 2024
Jika pembebasan lahan selesai sesuai target, konstruksi tahap I Tol Probolinggo-Banyuwangi diharapkan bisa rampung pada akhir tahun 2024. Nantinya, tol itu akan memiliki tiga unit simpang susun, yakni SS Kraksaan, SS Paiton, dan SS Basuki.
"Kemudian ada dua lokasi rest area di kedua arah, baik arah Probolinggo maupun arah Besuki," jelasnya.
Lebih lanjut, Adi menerangkan pembangunan tahap I terbagi menjadi tiga paket pekerjaan, antara lain Paket 1 Gending-Kraksaan sepanjang 12,88 km dengan progres pembebasan lahan sebesar 92,02% dan dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya (Persero)-PT Brantas Abipraya (Persero)- PT Marga Konstruksi Nusantara (KSO) dan konsultan supervisi PT Virama Karya (Persero).
Kemudian untuk Paket 2 Kraksaan-Paiton sepanjang 11,2 km, saat ini progres pembebasan lahan mencapai 89,67%. Pekerjaan Paket 2 sendiri dilaksanakan oleh kontraktor PT Hutama Karya Infrastruktur-PT Acset Indonesia-PT Nindya Karya (KSO) dengan pengawasan dari PT Multi PHI Beta.
Sedangkan yang terakhir Paket 3 dari Paiton-Besuki sepanjang 25,6 km, saat ini progres pembebasan lahan mencapai 28,48%. Proyek ini digarap oleh kontraktor PT Pembangunan Perumahan (Persero)-PT Waskita Karya (Persero)-PT Wijaya Karya (Persero) (KSO).
"Pada Paket 3, pengawasan dibagi menjadi Paket 3A oleh konsultan supervisi PT Eskapindo Matra dan Paket 3B saat ini masih dalam tahap persiapan pengadaan," imbuh Adi.
Baca Juga: Tiga Ruas Tol Jasa Marga Bukukan LHR Tertinggi Di 2022
Lebih lanjut, Basuki menegaskan kepada pelaku pembangunan untuk memerhatikan kualitas, estetika, dan keberlanjutan lingkungan, sekalipun Tol Probolinggo-Banyuwangi merupakan ruas terakhir dari Tol Trans Jawa. Ketiga hal tersebut menurutnya bergantung pada perencanaan awal.
"Saya minta konsultan untuk tidak main-main dengan mutu hasil pekerjaan. Konsuktan yang sudah dipercaya mengawasi pekerjaan harus menjalankan tugas sebaik-baiknya," tegasnya.
Tak sampai situ, Basuki juga berpesan kepada kontraktor pelaksana pembangunan agar memaksimalkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Produk-produk infrastruktur dari dalam negeri seperti lead rubber bearing harus dibeli secara berkelanjutan.
"Dilarang impor, produk-produk infrastruktur dalam negeri, seperti lead rubber bearing harus dimanfaatkan. Dengan begitu, produk tersebut akan semakin berkembang," ucap Basuki.