c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

17 Januari 2023

19:24 WIB

Pastikan Kesiapan LRT Dan KCJB, Kemenhub Gandeng Dua Konsultan Inggris

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap pengetahuan dan pengalaman perusahaan asal Inggris bisa membuat operasional LRT dan KCJB berjalan sesuai target dengan tingkat keselamatan yang tinggi

Penulis: Yoseph Krishna

Pastikan Kesiapan LRT Dan KCJB, Kemenhub Gandeng Dua Konsultan Inggris
Pastikan Kesiapan LRT Dan KCJB, Kemenhub Gandeng Dua Konsultan Inggris
Kemenhub Gandeng Dua Konsultan Inggris Pastikan Kesiapan Operasional LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Selasa (17/1). Dok. Kemenhub

JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menjalin kerja sama dengan dua perusahaan konsultan asal Inggris, yakni The Crossrail International dan PT Mott Macdonald Indonesia dalam rangka memastikan operasional LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Komitmen kerja sama telah tertuang antara Kemenhub dengan kedua konsultan itu dan telah ditandatangani pada Senin (16/1) kemarin. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap kerja sama itu bisa memastikan operasional kedua moda berjalan pada tahun ini.

"Kedua proyek tengah menuju tahap akhir. Diharapkan kerja sama ini memastikan operasionalnya berjalan tahun ini dengan tingkat keselamatan yang baik," ungkapnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (17/1).

Baca Juga: KAI Gunakan PMN Rp3,2 T untuk Tambal Pembengkakan Biaya KCJB

Kerja sama dengan Inggris, lanjutnya, tak lepas karena negara itu menjadi salah satu yang punya pengalaman mumpuni dalam pembangunan infrastruktur perkeretaapian dengan sederet teknologi dan inovasi.

Dengan begitu, Menhub Budi Karya berharap pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki kedua konsultan asal Inggris itu bisa diadaptasi dalam pembangunan LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang dimiliki dapat kita manfaatkan untuk melakukan transfer knowledge dan alih teknologi di bidang perkeretaapian," kata Budi Karya.

Beriringan dengan itu, Menhub menyebut kedua proyek yang dikerjasamakan telah menggunakan teknologi terkini. Misalnya saja LRT Jabodebek, dikembangkan dengan communication-based train control (CBTC) dan sistem grade of automation level 3 yang memungkinkan moda itu dioperasikan tanpa masinis.

"Sedangkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung punya teknologi GSM-R, dimana ini pertama kalinya digunakan di Indonesia," tutur dia.

Sebagai informasi, progres pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek telah mencapai 88,3%. PT Kereta Api Indonesia (Persero) pun terus menggenjot proyek itu hingga diharapkan bisa beroperasi pada Juli 2023 ini.

Manager Public Relation LRT Jabodebek Kuswardojo dalam keterangan pers menyebut dalam operasionalnya, LRT Jabodebek akan mengoperasikan 31 trainset atau rangkaian. Nantinya, setiap trainset terdiri atas enam gerbong kereta dengan seluruhnya mampu mengangkut 1.308 penumpang.

Jam operasional LRT Jabodebek pun direncanakan mulai pukul 05.00 WIB hingga 23.27 WIB. Total perjalanan yang akan dilayani LRT Jabodebek ialah 435 perjalanan dengan target awal pengguna jasa 137.000 orang per harinya.

"Setiap empat menit akan hadir di Stasiun Dukuh Atas-Cawang, delapan menit di Stasiun Jati Mulya-Cawang, dan delapan menit di Stasiun Harjamukti-Cawang," tandas Kuswardojo beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Tanggung Pembengkakan Biaya Kereta Cepat

Sementara itu untuk KCJB, PT KAI memastikan progres pembangunannya per awal Januari 2023 telah mencapai 82,6%. VP Public Relations KAI Joni Martinus menjelaskan untuk progres investasinya telah mencapai 91,8%.

Sebelum dioperasikan, PT KAI saat ini tengah mempersiapkan kereta feeder untuk menyambungkan penumpang KCJB dengan Stasiun KAI Bandung dari Stasiun KCJB Padalarang. Dengan begitu, ia berharap KCJB bisa berimbas pada peningkatan aktivitas perekonomian pada wilayah yang dilalui.

Karena itu, perusahaan pelat merah tersebut telah menerima kucuran penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp3,2 triliun guna pembiayaan porsi ekuitas Indonesia atas biaya bengkak atau cost overrun proyek. Kucuran PMN ini dilakukan demi tercapainya target operasional Juni 2023.

"Penetapan cost overrun telah melalui audit BPKP. Berdasarkan review-nya, nilai cost overrun proyek mencapai US$1,45 miliar atau setara Rp21 triliun," ucap Joni.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar