c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

30 Oktober 2025

11:46 WIB

Pasar Langsung Fokus FFR Desember, Rupiah Bergerak Hati-Hati

Ekonom memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp16.575-16.700 per dolar AS. Pemangkasan suku bunga AS sesuai prediksi, pergerakan pasar utama kini didorong sinyal hati-hati The Fed di Desember.

<p>Pasar Langsung Fokus FFR Desember, Rupiah Bergerak Hati-Hati</p>
<p>Pasar Langsung Fokus FFR Desember, Rupiah Bergerak Hati-Hati</p>

Karyawan menghitung uang rupiah dan dolar AS di Jakarta. Antara Foto/Nova Wahyudi

JAKARTA - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan, nilai tukar (kurs) rupiah akan diperdagangkan dalam kisaran Rp16.575-16.700 per dolar AS. Meskipun The Fed memangkas suku bunga sesuai prediksi, pergerakan pasar utama kini didorong oleh sinyal hati-hati The Fed terhadap potensi penurunan FFR di Desember.

“Meskipun pasar sebagian besar telah mengantisipasi penurunan suku bunga acuan FOMC (Federal Open Market Committee) bulan Oktober 2025, investor berfokus pada arahan mengenai potensi arah suku bunga kebijakan ke depannya,” terangnya melansir Antara, Jakarta, Kamis (30/10).

Baca Juga: Fokus FOMC, Rupiah Diprediksi Bergerak Datar Hari Ini

Pada rapat FOMC, The Fed memangkas Fed Funds Rate (FFR) sebesar 25 basis points (bps) ke kisaran target 3,75-4% dari sebelumnya 4-4,25%.

Keputusan itu disebut menghasilkan dua dissenting opinion berbeda. Pertama, Gubernur Stephen Miran mendukung penurunan yang lebih besar sebesar 50 bps, konsisten dengan FOMC sebelumnya. Adapun Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid lebih memilih mempertahankan suku bunga tak berubah.

Dalam pidato pasca rapat, Ketua The Fed Jerome Powell menekankan, pemotongan suku bunga pada Desember 2025 bukan kepastian. Hal ini menandakan sikap hati-hati di tengah tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja AS.

Powell juga menekankan bahwa inflasi AS masih tinggi dibandingkan tahun lalu, kendati pertumbuhan ekonomi AS tetap moderat.

“Meskipun nadanya hati-hati, Powell mengonfirmasi bahwa The Fed akan mengakhiri program quantitative tightening-nya pada Desember 2025,” ucap Josua.

Mengacu komentar Powell, Josua mengidentifikasi juga, investor menilai akan ada ekspektasi untuk pelonggaran lebih lanjut.

“Menurut perangkat FedWatch, probabilitas penurunan suku bunga lagi pada di Desember 2025 menurun menjadi sekitar 65% dari sekitar 80% sebelum pertemuan (FOMC Oktober),” katanya.

Baca Juga: Perundingan AS-China Sentimen Utama Rupiah Menguat, Redam Isu MSCI

Berdasarkan pantauan, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Kamis (30/10) di Jakarta menguat sebesar 0,04% atau 7 poin, dari sebelumnya Rp16.617 menjadi Rp16.610 per dolar AS.

Sayangnya penguatan itu tak berlangsung lama, Bloomberg mencatat, dolar AS terpantau menguat 0,10% atau sekitar 17 poin terhadap rupiah di pasar spot pada pukul 11.18 WIB. Saat ini, rupiah ditransaksikan Rp16.634 per dolar AS, dengan perkiraan pergerakan harian di kisaran Rp16.597-16.638 per dolar AS.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar