c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

30 Juni 2025

19:35 WIB

Optimalisasi Bendungan Hingga Pemanfaatan Nuklir, Senjata Dongkrak Bauran EBT

Pemanfaatan waduk atau bendungan sebagai PLTA dilakukan paralel dengan masifikasi PLTS Terapung

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Khairul Kahfi

<p>Optimalisasi Bendungan Hingga Pemanfaatan Nuklir, Senjata Dongkrak Bauran EBT</p>
<p>Optimalisasi Bendungan Hingga Pemanfaatan Nuklir, Senjata Dongkrak Bauran EBT</p>

Ilustrasi - Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) Sidrap, Sulawesi Selatan. Antara/HO-PT KPS

JAKARTA - Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengungkapkan, ada sederet sumber energi bersih yang dapat Indonesia optimalkan untuk mendongkrak bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sesuai target dalam RUKN maupun RUPTL PT PLN.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR, Jisman menyebut salah satu yang bakal didorong adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berskala besar dengan memanfaatkan waduk atau bendungan di berbagai daerah.

Paralel, waduk atau bendungan juga akan dioptimalkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung, seperti halnya PLTS Terapung Cirata yang resmi beroperasi November 2023 lalu.

"Untuk memudahkan dari segi price, juga dari segi kemudahan perizinan dan segala macam, dan kedekatannya dengan pembangkit yang ada, maka paling pas surya itu ada di DAM-nya PLTA," ujar Jisman di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (30/6).

Baca Juga: Co-Firing Jadi Andalan Untuk Capai Target EBT Tahun Ini

PLTS terapung, sambung Jisman, juga akan dilengkapi Battery Energy Storage System (BESS) sebagai solusi mengatasi intermitensi yang melekat di dalam sumber energi surya.

"Kemudian juga untuk panas bumi di Sumatra, Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara kita dorong juga untuk dioptimalkan," kata dia.

Tak hanya itu, pemerintah juga mulai melirik optimalisasi sumber daya angin dengan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), utamanya di wilayah pesisir seperti Jawa Bagian Selatan dan Utara, Kalimantan Selatan, serta Sulawesi Selatan.

Seorang pekerja melakukan pemeriksaan rutin di ruang kontrol mesin Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Segara di Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, NTB, Rabu (14/12/2022). Antara Foto/Ahmad Subaidi

Jisman mengungkapkan, ada sebuah negara yang telah melakukan identifikasi di Pantai Utara Jawa. Dari hasil identifikasi itu, ditemukan potensi besar jika dipasang PLTB dengan ketinggian 140 meter.

"Ada penemuan baru kalau bisa saya sebut dari satu negara bahwa di Pantai Utara Jawa, di ketinggian sekitar 140 meter diperoleh potensi bayu itu sangat besar. Maka, kita dorong nanti untuk pengembangan bayu yang di RUPTL PT PLN sekitar 7 GW, akan didorong ke sana," jabarnya.

Baca Juga: Danantara Yakini Investasi Sektor Listrik EBT Akan Tumbuh Cepat

Berikutnya, ialah pengembangan sumber daya nuklir yang diharapkan bisa menopang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dengan kapasitas 2x250 MW.

Dirinya mengungkapkan, pengembangan PLTN didasarkan pada sistem ketenagalistrikan dan bukan lokasi pasti. Artinya, ada dua sistem yang kemungkinan besar menjadi pusat pengembangan PLTN, yakni Sistem Sumatra dan Kalimantan.

"Jadi, bisa saja itu di sekitar Sumatra Utara, Sumatra dekat Kepulauan Riau, ada di sekitar Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat. Jadi 2x250 MW yang akan COD di 2032 dan 2033," papar Jisman.

Terakhir, pemerintah juga mulai melirik pengembangan arus laut sebagai sumber energi listrik. Nusa Tenggara, sambung Jisman, telah dipilih sebagai kawasan pilot project pengembangan pembangkit arus laut berkapasitas 40 MW.

"Lalu kita mengembangkan arus laut sebagai pilot project 40 MW itu di Nusa Tenggara," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar