c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

05 Agustus 2024

15:00 WIB

OJK Waspadai Faktor Yang Akan Pengaruhi Sektor Jasa Keuangan

OJK mewaspadai faktor-faktor risiko yang berpotensi mempengaruhi sektor jasa keuangan ke depan.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p>OJK Waspadai Faktor Yang Akan Pengaruhi Sektor Jasa Keuangan</p>
<p>OJK Waspadai Faktor Yang Akan Pengaruhi Sektor Jasa Keuangan</p>

Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Juli 2024, Jakarta, Senin (5/8). Dok. OJK

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa sektor jasa keuangan pada Juli 2024 terjaga stabil. Hal ini didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai.

"Pada Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK yang dilakukan pada tanggal 31 Juli 2024 menilai bahwa sektor jasa keuangan terjaga stabil, yang didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global akibat meningkatnya tensi perang dagang dan geopolitik serta normalisasi harga komoditas global," ujar Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam RDKB Juli 2024 di Jakarta, Senin (5/8).

Dia menjelaskan, perekonomian global secara umum terlihat melemah dengan inflasi termoderasi secara broad based di tengah penurunan inflasi Amerika Serikat (AS) dan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga kebijakan Bank Sentral Amerika atau Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua atau tiga kali di sisa tahun 2024 ini. 

Di Eropa, indikator kebijakan pada pertemuan Juli 2024 menunjukkan bahwa perekonomian terus melemah, sehingga Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) menahan suku bunganya. 

Baca Juga: OJK: Penyaluran Kredit Perbankan Juni 2024 Tumbuh 12,36%

Begitu pula di Tiongkok, sambungnya, pertumbuhan ekonomi melambat. Hal ini didorong melemahnya permintaan domestik di sektor properti. Sehingga, pemerintah dan Bank Sentral Tiongkok terus mengeluarkan stimulus fiskal dan moneter.

"Tensi perang dagang dan tensi geopolitik global terpantau meningkat sejalan dengan tingginya dinamika politik di AS menjelang pemilihan Presiden di bulan November tahun ini serta perkembangan terkini di Timur Tengah dan Ukraina," terangnya.

Selain itu, tensi perang dagang juga meningkat khususnya terkait dengan sektor teknologi dan semi konduktor. Secara umum, pasar melakukan price in dampak kenaikan tensi geopolitik.

Di sisi lain, secara umum tekanan di pasar keuangan global menurun. Ekspektasi The Fed segera menurunkan FFR telah mendorong penurunan yield USD dan pelemahan dollar index. Hal ini mendorong mulai terjadinya aliran masuk modal (inflow) ke negara emerging markets, termasuk Indonesia, sehingga pasar keuangan emerging market mayoritas menguat terutama di pasar obligasi dan nilai tukar.

Baca Juga: OJK: IHSG Juli 2024 Sudah Menguat, Tapi Masih Terkoreksi Tahunan

Sedangkan di dalam negeri, kata Mahendra, kinerja perekonomian nasional masih cukup positif dan cenderung stabil dengan tingkat inflasi yang terjaga. Selain itu, berlanjutnya surplus neraca perdagangan.

Kendati demikian, Mahendra mengingatkan untuk perlu mencermati berlanjutnya tren penurunan harga komoditas yang telah memoderasi kinerja ekspor. 

"Di tengah kondisi pasar keuangan global yang bergerak mix itu, OJK tetap mewaspadai faktor-faktor risiko yang berpotensi mempengaruhi sektor jasa keuangan ke depan, yaitu downside risk dari pelemahan perekonomian Tiongkok, tensi geopolitik yang masih sangat dinamis serta fluktuasi harga komoditas ekspor utama," tutur Mahendra.

Oleh karena itu, OJK meminta agad lembaga jasa keuangan tetap mencermati faktor-faktor risiko tersebut secara berkala.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar