26 Februari 2025
15:16 WIB
OJK: Transaksi Karbon Internasional di IDX Carbon Capai 49,5 Ribu Ton CO2e
Saat ini, pengguna jasa IDX Carbon mencapai 107 pengguna dengan jumlah unit karbon yang dapat diperdagangkan mencapai 2,24 juta ton dan jumlah retirement yang diajukan mencapai 936 ribu tCO2e
Bursa Karbon Indonesia atau IDX Carbon meluncurkan perdagangan karbon secara internasional di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (20/1/2025) . ANTARA/Muhammad Heriyanto
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat volume transaksi perdagangan karbon internasional pada Bursa Karbon Indonesia (Indonesia Carbon Exchange/IDX Carbon) mencapai 49.545 ton CO2 ekuivalen (tCO2e) per 24 Februari 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyatakan, sejak perdagangan karbon internasional diluncurkan pada 20 Januari 2025, jumlah unit karbon yang telah diotorisasi untuk perdagangan internasional tercatat sejumlah 1,78 juta unit.
"Tapi, yang diperdagangkan masih cukup minim, yaitu saat ini 49.545 ton CO2 ekuivalen dan juga yang untuk renewable energy (energi terbarukan) itu 270 ton CO2 ekuivalen," ucapnya di Jakarta, Rabu (26/2).
Sementara itu, sejak IDX Carbon diluncurkan pada 26 September 2023, ia mengatakan total volume transaksi karbon yang diperdagangkan telah mencapai Rp76,56 miliar.
"Per 24 Februari 2025, total volume transaksi yang diperdagangkan itu telah mencapai 1.55.326 ton CO2 ekuivalen (tCO2e) atau senilai Rp76,56 miliar," jelasnya.
Inarno menyatakan, pencapaian tersebut seiring dengan peningkatan jumlah pengguna jasa dan unit karbon yang dapat diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia.
Saat ini, pengguna jasa IDX Carbon mencapai 107 pengguna dengan jumlah unit karbon yang dapat diperdagangkan mencapai 2,24 juta ton dan jumlah retirement yang diajukan mencapai 936 ribu tCO2e.
Dia menuturkan, kini terdapat tujuh proyek yang terdaftar pada Bursa Karbon Indonesia, yakni satu proyek dari PT Pertamina Geotermal Energi dan proyek lainnya berasal dari PLN Group.
"Proyek yang ada merupakan kategori technology-based solution (solusi berbasis teknologi) dan berasal dari sektor energi," ujar Inarno.
Menurutnya, masih terdapat peluang dan potensi besar bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam pengembangan pasar karbon di kawasan Asia Tenggara maupun pada tingkat global. Potensi tersebut didukung kekayaan sumber daya alam, pengembangan regulasi, serta komitmen kuat pemerintah terhadap pencapaian net zero emission.
"Dengan penguatan ekosistem perdagangan karbon melalui pengembangan infrastruktur seperti IDX Carbon serta posisi strategis dalam dinamika pasar karbon, Indonesia dapat memiliki peran kunci dalam integrasi pasar karbon di tingkat regional maupun global," imbuh Inarno.
Beri Insentif
Sebelumnya, Bursa Karbon Indonesia atau IDX Carbon sendiri, akan memberikan insentif terhadap perusahaan pembeli unit karbon dalam perdagangan karbon secara internasional.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman menyampaikan bahwa IDX Carbon akan memberikan insentif berupa pembebasan biaya registrasi dan pembebasan biaya pencatatan unit karbon.
"IDX Carbon juga memberikan insentif bagi perusahaan sebagai pembeli karbon, di mana kita melakukan sama dengan yang lokal tahun lalu adalah pembebasan biaya registrasi bagi pengguna jasa, ada pembebasan biaya pencatatan unit karbon," ujar Iman.
Selain itu, Iman melanjutkan, IDX Carbon juga tidak menerapkan membership fee dan annual fee bagi peserta perdagangan karbon secara internasional. Sementara itu, kepada perusahaan penjual unit karbon, dia menyampaikan, pada 2024 telah didirikan IDX Net Zero Incubator untuk membantu perusahaan menghitung gas emisi efek mereka.
"Jadi, kami membantu perusahaan terutama tercatat untuk menghitung gas emisi efeknya,' ujar Iman.
Pada Senin (20/1), IDX Carbon telah meluncurkan perdagangan karbon secara internasional sebagai upaya untuk meningkatkan volume, transaksi dan pengguna jasa dalam perdagangan karbon di Indonesia.
Langkah ini juga sebagai upaya untuk mendukung aksi nyata demi mencapai target iklim Indonesia yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).