c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

29 Juli 2025

10:07 WIB

OJK Siap Dorong Daya Saing Industri Pasca Kesepakatan Tarif AS 19%

OJK siap mendukung kebijakan pemerintah soal kesepakatan tarif resiprokal 19% AS bagi produk Indonesia, untuk meningkatkan daya saing industri yang terkait dalam merealisasikan peluang yang ada.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p>OJK Siap Dorong Daya Saing Industri Pasca Kesepakatan Tarif AS 19%</p>
<p>OJK Siap Dorong Daya Saing Industri Pasca Kesepakatan Tarif AS 19%</p>

DK OJK Mahendra Siregar, Menkeu Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan DK LPS Purbaya Yudhi Sadewa saat melaksanakan Konferensi Pers KSSK III Tahun 2025, Jakarta, Senin (28/7). ValidNewsID/Fitriana Monica Sari

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut positif kesepakatan tarif dagang antara Indonesia dan AS. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyatakan, regulator siap mendukung kebijakan pemerintah terkait dengan kesepakatan tarif resiprokal 19% AS bagi produk dari Indonesia.

“OJK siap mendukung penuh kebijakan dan memfasilitasi... pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri yang terkait dalam merealisasikan peluang-peluang yang ada,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam konferensi pers KSKK di Jakarta, Senin (28/7).

Baca Juga: Menkeu: Tarif Dagang AS 19% Dorong Sektor Padat Karya RI

Lebih lanjut, Mahendra menjelaskan, OJK menyambut baik kesepakatan yang sudah dicapai tersebut karena memberikan kepastian terhadap hubungan perdagangan dan ekonomi kedua negara.

Selain itu, kesepakatan tarif dagang antara Indonesia dan AS dinilai memberikan peluang yang besar bagi industri di Indonesia terkait untuk memanfaatkannya.

OJK juga terus mencermati perkembangan pasar saham domestik serta mengambil langkah-langkah kebijakan yang diperlukan guna menjaga stabilitas sistem keuangan.

Hal tersebut ditekankan sebagai respons terhadap dinamika tensi perdagangan dan geopolitik global yang berpotensi meningkatkan volatilitas di pasar keuangan dan kinerja debitur sektor riil yang memiliki eksposur terhadap risiko terkait. 

Mahendra menyampaikan, sejauh ini stabilitas Sektor Jasa Keuangan (SJK) nasional terjaga stabil di tengah tingginya ketidakpastian geopolitik dan tensi perdagangan global. Hal itu didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, profil risiko yang manageable, serta kinerja SJK yang stabil.

Di tengah sentimen terhadap dinamika tensi perdagangan dan geopolitik global, kinerja pasar saham domestik di kuartal II/2025 menguat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 6,41% (quarter-to-quarter/qtq) pada 30 Juni 2025 ke level 6.927,68, kendati secara tahun berjalan (year-to-date/ytd) melemah 2,15%, dengan nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.178 triliun.

Baca Juga: KSSK: Keuangan RI Kuartal II Stabil Di Tengah Gejolak Global

Sementara itu, investor nonresiden di kuartal II/2025 membukukan net sell sebesar Rp23,65 triliun (qtq), sedangkan sepanjang Januari-Juni 2025 net sell sebesar Rp59,33 triliun (ytd).

Memasuki Juli 2025, IHSG menunjukkan perkembangan positif dan ditutup pada level 7.543,50 per 25 Juli 2025, serta menguat 6,55% (ytd).

Masih dalam kesempatan yang sama, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kesepakatan tarif dagang antara Indonesia dengan AS mendorong kinerja sejumlah sektor di dalam negeri.

Sri menyebut, keberhasilan pemerintah atas negosiasi penurunan tarif resiprokal AS untuk Indonesia dari 32% menjadi 19% diperkirakan mendorong kinerja sektor padat karya, seperti tekstil, alas kaki dan furnitur.

“Di sisi lain, impor dengan tarif 0% atas produk AS diperkirakan mendorong harga produk migas (minyak dan gas) dan pangan Indonesia menjadi lebih rendah,” sebut bendahara negara.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar