c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

30 Oktober 2023

18:57 WIB

OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil Hadapi Ketidakpastian Global

Sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.

Penulis: Fitriana Monica Sari

OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil Hadapi Ketidakpastian Global
OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil Hadapi Ketidakpastian Global
Dua karyawan bank melayani penukaran uang di gerai penukaran uang pecahan kecil di Lapangan Taruna R emaja, Kota Gorontalo, Gorontalo, Senin (25/4/2022).

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa sektor jasa keuangan Indonesia terjaga stabil dalam menghadapi peningkatan ketidakpastian global.

"Hal itu ditunjukkan oleh terjaganya permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam konferensi pers, Senin (30/10).

Sehingga, menurutnya, meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.

Lebih lanjut, Mahendra menyampaikan, divergensi kinerja perekonomian global masih terus berlanjut. Di Amerika Serikat (AS), pertumbuhan ekonomi kuartal III/2023 tercatat meningkat sebesar 4,9% dari kuartal I/2023 sebesar 2,1% dengan ditunjukkan pasar tenaga kerja terus membaik dan tekanan inflasi tetap atau persisten tinggi.

"Hal ini mendorong meningkatnya sell-off di bond market AS sejalan dengan meningkatnya ekspektasi suku bunga higher for longer dan juga peningkatan supply UST untuk membiayai defisit AS," imbuhnya.

Sementara itu, risiko geopolitik global semakin meningkat seiring dengan konflik di Gaza, yaitu antara Israel dan Hamas, yang berpotensi mengganggu perekonomian dunia secara signifikan apabila terjadi eskalasi di Timur Tengah yang lebih luas.

Kemudian di Eropa, kinerja ekonomi diprediksi masih mengalami stagflasi. Sedangkan di Tiongkok, pemulihan ekonomi masih belum sesuai ekspektasi dan juga kinerja ekonomi masih di level pandemi, meningkatkan kekhawatiran bagi pemulihan perekonomian global.

Kenaikan yield surat utang di AS telah meningkatkan tekanan outflow dari pasar emerging markets termasuk Indonesia, dan mendorong pelemahan terutama di pasar nilai tukar dan pasar obligasi secara cukup signifikan.

Menurut Mahendra, volatilitas di pasar keuangan, baik di pasar saham, obligasi, dan nilai tukar juga dalam tren yang meningkat.

Di perekonomian domestik, tingkat inflasi tercatat sebesar 2,28% yoy, sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 2,2%.

Namun, Mahendra menyarankan agar mencermati tren kenaikan inflasi bahan makanan terutama komoditas beras dan gula di tengah potensi penurunan produksi global akibat El Nino.

"Secara umum, daya beli masih tertekan yang tercermin dari inflasi inti yang kembali turun, serta penurunan indeks kepercayaan konsumen serta kinerja penjualan ritel yang rendah," kata Mahendra.

Capaian Indonesia
Kendati demikian, kinerja sektor korporasi relatif masih. Tercermin dari PMI Manufaktur yang terus berada di zona ekspansi dan neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus.

Selain itu, Indonesia secara resmi telah diterima menjadi anggota penuh (full member) Financial Action Task Forces (FATF), sebagaimana ditetapkan dalam Plenary Meeting FATF tanggal 25 Oktober 2023.

"Capaian ini merupakan hasil kolaborasi yang baik antara PPATK dan seluruh Kementerian/Lembaga terkait, termasuk OJK, yang menunjukkan sektor jasa keuangan nasional telah secara komprehensif memenuhi standar internasional dalam penerapan program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme dan Pencegahan Pendanaan Proliferasi Senjata Pemusnah Masal (APU, PPT, dan PPPSPM)," ujar Mahendra.

Kedudukan Indonesia sebagai anggota penuh FATF ini menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara anggota G20 dengan integritas sistem keuangan yang semakin kuat.

Dengan demikian, akan meningkatkan kepercayaan masyarakat, termasuk masyarakat internasional terhadap integritas sektor keuangan Indonesia dan pada gilirannya akan berdampak positif pada peningkatan perekonomian nasional.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar