04 Agustus 2025
20:23 WIB
OJK: Pertumbuhan Kredit Perbankan Juni 2025 Melambat Di Bawah 8%
Pertumbuhan kredit perbankan pada Juni 2025 tercatat di bawah 8%, atau hanya sebesar 7,77% secara tahunan (yoy) atau menjadi sekitar Rp8.059,79 triliun.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae melaporkan perkembangan bank Juli 2025 dalam RDKB di Jakarta, Senin (4/8). Tangkapan layar YouTube/OJK
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, penyaluran kredit perbankan Juni 2025 masih belum melanjutkan pertumbuhan double digit. Pasalnya, pertumbuhan kredit perbankan Juni 2025 tercatat di bawah 8%, atau hanya sebesar 7,77% (yoy) menjadi sekitar Rp8.059,79 triliun.
Dengan demikian, pertumbuhan kredit bank makin melambat ketimbang bulan sebelumnya yang masih sebesar 8,43% (yoy) atau Rp7.998 triliun.
"Kinerja intermediasi perbankan dalam posisi stabil dengan profil risiko yang tetap terjaga. Pada bulan Juni 2025, kredit tumbuh 7,77% (yoy) menjadi sebesar Rp8.059,79 triliun," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (4/8).
Baca Juga: BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Juni 2025 Tertekan ke 7,77%
Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 12,53%. Diikuti oleh kredit konsumsi sebesar 8,49%. Sedangkan, kredit modal kerja tumbuh sebesar 4,45% (yoy).
"Ditinjau dari kepemilikan bank umum swasta nasional domestik tumbuh paling tinggi, yaitu sebesar 10,78% (yoy)," ungkapnya.
Berdasarkan kategori debitur, Dian merinci, kredit korporasi tumbuh sebesar 10,78%. Sementara, kredit UMKM tumbuh 2,18% di tengah upaya perbankan yang berfokus pada pemulihan kualitas kredit UMKM.
Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit ke beberapa sektor tercatat tumbuh tinggi secara tahunan mencapai double digit.
Seperti, sektor pertambangan dan penggalian tercatat tumbuh 20,69%; sektor jasa tumbuh 19,17%; sektor transportasi dan komunikasi tumbuh 17,94%; serta sektor listrik, gas, dan air tumbuh sebesar 11,23%.
Baca Juga: Data BI, Pertumbuhan Penyaluran Kredit Usaha Menengah Melemah
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh sebesar 6,96% (yoy) menjadi sebesar Rp9.329 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 10,35%, 6,84%, dan 4,19% (yoy).
"Penurunan BI-Rate juga diikuti oleh penurunan suku bunga perbankan. Dibandingkan tahun sebelumnya, rata-rata tertimbang suku bunga kredit tercatat turun 11 basis poin (bps) menjadi 8,99%, utamanya didorong oleh penurunan suku bunga kredit produktif," beber dia.
Dari sisi penghimpunan dana, rata-rata tertimbang suku bunga DPK juga mulai menurun dibandingkan bulan lalu.
Dian menyampaikan, likuditas industri perbankan pada bulan Juni, tetap memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 118,78% dan 27,05%, atau masih di atas threshold masing-masing 50% dan 10%. Adapun, Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 199,04%.
Baca Juga: Kredit UMKM dan KPR Sulit? BI: Standar Pinjaman Kredit Diperketat
Sementara itu, kualitas kredit juga tetap terjaga dengan rasio NPL gross perbankan sebesar 2,22% dan NPL net sebesar 0,84%. Sedangkan, Loan at Risk (LaR) tercatat menurut di angka 9,73%.
"Rasio LaR tercatat stabil seperti di level sebelum pandemi," tegas dia.
Menurut Dian, ketahanan perbankan juga tetap kuat, tecermin dari permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di level tinggi, yakni sebesar 25,81%.
"Ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat untuk mengantisipasi kondisi ketidakpastian global," sebutnya.