10 September 2024
17:24 WIB
OJK Minta Bukalapak Optimalkan Sisa Dana IPO Rp9,8 T
Per 30 Juni 2024, terdapat sisa dana IPO yang belum digunakan Bukalapak sebesar sekitar Rp9,8 triliun.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Grafik pasar saham Bukalapak ditampilkan di ponsel. Shutterstock/Poetra.RH
JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon (KE PMDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyampaikan bahwa pihaknya telah beberapa kali mengirimkan surat kepada PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Hal itu sebagai upaya agar perseroan segera menggunakan dana hasil penawaran umum perdana (IPO) sesuai dengan rencana yang tertuang dalam prospektus.
Pasalnya, hingga kini, Bukalapak masih menyisakan Rp9 triliun yang ditempatkan di surat utang dan Deposito.
"Perseroan menyampaikan bahwa seluruh dana akan direalisasikan sebagaimana rencana dalam prospektus, yaitu selambat-lambatnya pada 31 Desember 2025," kata Inarno kepada media yang dikutip Selasa (10/9).
Adapun, berdasarkan Prospektus IPO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dana hasil IPO BUKA sebanyak 66% akan digunakan untuk modal kerja BUKA, dan sisanya untuk modal kerja entitas anak.
Lalu, berdasarkan hasil Rapat Umum Perdana Saham Luar Biasa (RUPSLB) BUKA tanggal 23 Desember 2021, telah disetujui perubahan rencana penggunaan dana menjadi sebanyak 33% digunakan untuk modal kerja BUKA.
Berikutnya, sebanyak 34% digunakan untuk modal kerja entitas anak; dan 33% digunakan untuk pertumbuhan usaha BUKA dan/atau entitas anak, baik yang saat ini sudah ada atau yang akan ada.
Kendati demikian, per 30 Juni 2024, terdapat sisa dana yang belum digunakan sebesar sekitar Rp9,8 triliun.
Selain itu, penempatan dana yang belum direalisasikan tersebut sekitar Rp900 miliar pada deposito dan giro, sisanya sekitar Rp8,9 triliun ditempatkan pada obligasi pemerintah.
Realisasi Penggunaan Dana IPO
Mengutip laporan realisasi penggunaan dana hasil IPO BUKA per 30 Juni 2024, jumlah hasil penawaran umum mencapai Rp21,90 triliun. Kemudian, dipangkas biaya penawaran umum sebesar Rp574,84 miliar, sehingga hasil bersih menjadi Rp21,32 triliun.
Mulanya, rencana penggunaan dana antara lain untuk modal kerja perseroan Rp7,03 triliun, modal kerja entitas anak (PT Buka Mitra Indonesia) Rp3,19 triliun, modal kerja entitas anak (PT Buka Usaha Indonesia) Rp3,19 triliun, modal kerja entitas anak (PT Buka Investasi Bersama) Rp213,25 miliar.
Kemudian, modal kerja entitas anak (PT Buka Pengadaan Indonesia) Rp213,25 miliar, modal kerja entitas anak (Bukalapak Pte. Ltd.) Rp213,25 miliar, modal kerja entitas anak (PT Five Jack) Rp213,25 miliar, serta pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha perseroan dan entitas anak dan modal kerja entitas anak selain yang sudah disebutkan Rp7,03 triliun. Jadi total Rp21,32 triliun.
Kendati demikian, realisasi penggunaan dana berbeda. Untuk modal kerja perseroan dipangkas menjadi Rp6,40 triliun, modal kerja entitas anak (PT Buka Mitra Indonesia) menjadi Rp1,14 triliun, modal kerja entitas anak (PT Buka Usaha Indonesia) jadi Rp16,96 miliar, dan tidak ada modal kerja entitas anak untuk PT Buka Investasi Bersama.
Lalu, modal kerja entitas anak (PT Buka Pengadaan Indonesia) dipotong menjadi Rp35,61 miliar, modal kerja entitas anak (Bukalapak Pte. Ltd.) menjadi Rp1,05 miliar, modal kerja entitas anak (PT Five Jack) jadi Rp1,25 miliar, serta pertumbuhan dan/atau pengembangan usaha perseroan dan entitas anak dan modal kerja entitas anak selain yang sudah disebutkan juga dipangkas menjadi Rp3,89 triliun. Jadi total Rp11,49 triliun dan sisa dana hasil IPO masih sebesar Rp9,82 triliun.
Rincinya, Direktur PT Bukalapak.com Tbk Natalia Firmansyah melalui keterbukaan informasi BEI menyampaikan, dana hasil IPO disimpan di dua akun deposito dengan bunga 6,60% hingga 7%.
Kemudian, dana dari hasil IPO juga ditempatkan di enam akun giro dengan total bunga 0-3,25%. Selanjutnya, BUKA pun turut menanamkan dana hasil IPO pada 20 seri obligasi dengan imbal hasil dari 4,13% hingga 8,38%.