16 Agustus 2022
08:38 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Financial Fitness Coach OCBC NISP Fellexandro Ruby mengatakan, generasi sandwich memiliki peluang untuk mencapai kondisi keuangan yang sehat atau financial fit, meski membiayai tiga generasi sekaligus yaitu generasi sebelum atau orang tua, diri sendiri, serta generasi sesudah atau anak.
Menurut dia, terdapat langkah penting untuk menyehatkan kondisi keuangan. Yaitu, generasi sandwich ini perlu menjalin komunikasi dengan pihak keluarga terlebih dahulu, terutama orang tua, terkait kebutuhan prioritas yang perlu dialokasikan untuk mereka.
"Pertama adalah komunikasi dulu dengan orang tua, itu yang perlu diberesin. Setelah itu bisa lanjut ke langkah berikutnya," ujar Ruby dalam konferensi pers Peluncuran OCBC NISP Financial Fitness Index 2022 di Jakarta, Senin (15/8), dilansir dari Antara.
Setelah mengetahui kebutuhan orang tua, lanjut Ruby, generasi ini bisa memetakan porsi untuk kebutuhan hidup mereka sendiri, lalu, menabung dan berinvestasi. Pemilihan instrumen investasi maupun lembaga keuangan perlu disesuaikan dengan kebutuhan generasi ini.
Dia juga menyarankan generasi ini bisa mengurangi pengeluaran dan menambah penghasilan, sehingga porsi untuk tabungan dan investasi bisa bertambah.
"Pahami dulu kondisinya, pilih lembaga keuangannya. Baru kita cus pilih tabungan atau investasi yang sesuai dengan kebutuhan kita," ujar Ruby.
Dalam kesempatan sama, Financial Fitness Coach OCBC NISP lainnya, Tjokro Wimantara mengatakan masih banyak anak muda, termasuk generasi sandwich yang parkirkan uangnya di tabungan dan sedikit mengalokasikan untuk investasi.
"Kalau parkirkan uang saja, otomatis pasti akan tergerus inflasi," ujar pria yang akrab disapa Win itu.
Dia mengatakan anak muda perlu lebih peka mengalokasikan uangnya ke dalam instrumen investasi, sehingga berpeluang mengamankan kebutuhan hidupnya ke depan.
Bukan hanya untuk jangka waktu lima hingga 10 tahun ke depan, menurutnya investasi ditujukan hingga masa pensiun. Ia mengatakan tujuan finansial hal ini berlaku untuk professional, pebisnis maupun pekerja lepas.
Skor Financial Fitness Index
Amir menjelaskan, belajar kepada financial planner atau konsultan keuangan adalah langkah paling tepat bagi anak muda untuk mencapai keuangan yang sehat.
Dia mengatakan, anak muda yang belajar melalui financial planner cenderung memiliki keuangan yang lebih sehat dibandingkan mereka yang belajar dengan cara lain.
"Mereka yang melakukan konsultasi keuangan memiliki kecenderungan skor yang lebih baik, karena memberikan akses edukasi, refleksi lebih baik dan langkah lebih nyata dan konkrit yang bisa di evaluasi," ujar Amir.
Pandangan tersebut, lanjut Amir, dilandasi data Nielsen yang mencatat anak muda yang belajar melalui jasa financial planner atau pakar keuangan memiliki skor Financial Fitness Index (FFI) sebesar 53,74.
Lalu, anak muda yang mencari sendiri informasi mengenai perencanaan keuangan melalui berbagai media, baik media massa, media sosial maupun media lembaga keuangan memiliki skor FFI 52,63.
Kemudian, anak muda yang berdiskusi dengan teman memiliki skor FFI 48,22, dan yang berdiskusi dengan orang tua memiliki skor 47,6.
Sementara itu, secara keseluruhan skor FFI anak muda Indonesia sebesar 40,41 pada 2022, atau naik dari yang sebelumnya 37,72 pada 2021.
Melalui financial planner, Amir mengatakan anak muda akan mendapatkan pemahaman keuangan yang tepat, terstruktur, dan berkelanjutan.
"Kalau kita cuma berikan produk dan sertifikat saja, tidak berikan edukasi yang mumpuni, ini tidak bisa menemani masyarakat Indonesia agar skornya lebih baik, karena jalan kuncinya memang edukasi," ujar Amir.
Senada dengan itu, Director Consumer Insights Nielsen Indonesia Inggit Primadevi mengatakan anak muda masih menempatkan keluarga dan teman sebagai tempat diskusi utama mengenai keuangan dan investasi, dibandingkan financial planner.
"Bisa jadi kalau ke orang tua dan teman, informasinya juga terbatas," ujar Inggit.
FFI merupakan riset tahunan oleh NielsenIQ dan OCBC NISP yang menggambarkan kondisi kesehatan finansial anak muda Indonesia usia 25 hingga 35 tahun yang berdomisili di Jabodetabek, Surabaya, Medan, Bandung dan Makassar dengan penghasilan di atas Rp5 juta serta memiliki rekening bank.
Nielsen Indonesia melalui riset FFI 2022 mencatat generasi sandwich di Indonesia mencapai 43%. Riset ini dilakukan terhadap 1.335 responden usia 25 hingga 35 tahun di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan dan Makassar pada periode April hingga Mei 2022.