c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

30 Desember 2022

08:00 WIB

Nilai Ekspor Oleokimia 2022 Diperkirakan Capai US$5,96 Miliar

Apolin mencatat kinerja ekspor produk oleokimia selama tiga tahun terakhir ini menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Editor: Fin Harini

Nilai Ekspor Oleokimia 2022 Diperkirakan Capai US$5,96 Miliar
Nilai Ekspor Oleokimia 2022 Diperkirakan Capai US$5,96 Miliar
Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) Rapolo Hutabarat. ANTARA/HO-Apolin

JAKARTA - Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) memperkirakan nilai ekspor produk oleokimia pada 2022 mencapai US$5,96 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan catatan ekspor 2021 yang sebesar US$4,41 miliar dan 2020 tercatat US$2,03 miliar.

Ketua Umum Apolin Rapolo Hutabarat di Jakarta, Kamis (29/12) menyatakan peningkatan nilai ekspor produk oleokimia tersebut seiring kenaikan volume ekspor dalam dua tahun terakhir.

Pada 2019, tambahnya, volume ekspor produk oleokimia dari 3,18 juta ton dan meningkat menjadi 3,87 juta ton pada 2020. Memasuki tahun 2021, volume ekspor naik menjadi 4,19 juta ton dan diperkirakan tahun ini sebesar 4,16 juta ton.

"Perkembangan industri oleokimia Indonesia merujuk kepada kinerja ekspor produk oleokimia selama tiga tahun terakhir ini menunjukkan pertumbuhan yang positif," ujarnya dikutip dari Antara.

Baca Juga: GIMNI: Pengembangan Riset Dan Inovasi Produk Hilir Sawit Terbuka Lebar

Menurut dia, faktor penopangnya adalah semua sektor industri yang menggunakan oleokimia meningkat permintaannya termasuk industri sanitasi, kosmetik, farmasi, pariwisata, konstruksi (baja), dan transportasi (ban).

Rapolo menjelaskan pertumbuhan industri oleokimia tersebut berkat dukungan pemerintah Indonesia melalui kebijakan gas murah sebesar US$6/MMBTU. Adapula dukungan dari kebijakan tax holiday dan tax allowance.

Ia menambahkan, pelaku usaha berharap adanya dukungan dari sistem logistik nasional karena sampai sekarang ini belum ada kejelasan dari aspek regulasi.

"Pelaku usaha masih menunggu UU Sistem Logistik Nasional yang belum digagas oleh pemerintah maupun legislatif sebagai hak inisiatifnya," ujarnya.

Secara nasional, menurut dia, kapasitas olah industri oleokimia Indonesia sepanjang 2022 berkisar 60-65%. Hingga penghujung tahun nanti, belum ada rencana peningkatan kapasitas industri tersebut.

Rapolo memandang dengan kapasitas saat ini sudah cukup besar untuk memasok produk oleokimia ke berbagai negara tujuan yang digunakan oleh berbagai jenis industri. Meski demikian, ia menilai ke depan kapasitas perlu ditingkatkan lagi.

Baca Juga: Indonesia Bersiap Jadi Raja Hilir Sawit Pada 2045

Salah satu persoalan dalam peningkatan kapasitas adalah tingginya bunga bank di Indonesia, sehingga sumber pembiayaan untuk investasi baru maupun untuk perluasan industri oleokimia di Indonesia menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan negara produsen lainnya seperti Tiongkok, Malaysia, dan Uni Eropa.

"Untuk menambah ragam produk baru, pemerintah perlu menambah dana riset di perguruan tinggi, BRIN agar riset untuk menghasilkan produk baru dan produk hilir lanjut dapat segera diwujudkan,” katanya.

Proyeksi 2023
Proyeksi industri oleokimia di tahun 2023 yang akan datang diprediksi volume ekspornya akan mencapai 4,8 juta-5,1 juta ton dengan estimasi nilai ekspor berkisar US$6,2 miliar–6,4 miliar. Sedangkan, untuk kebutuhan dalam negeri berkisar 1,8 juta-2,2 juta ton.

Dikatakannya, pemerintah bersama industri maupun asosiasi oleokimia Indonesia sudah waktunya untuk memetakan kembali arah hilir lanjut dari oleokimia dasar saat ini.

"Pertimbangannya adalah agar nilai tambah dan ragam produk hilir lanjut oleokimia tersebut tetap dipegang oleh industri oleokimia Indonesia," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar