14 Juli 2025
19:30 WIB
Nikmatnya Laba Dari Masakan Halal Khas Medan Ala Kede Cesku
Penasaran dengan masakan khas Medan, namun masih ragu apakah halal atau tidak? Kekhawatiranmu takkan ada di Kede Cesku yang kaya rempah dan otentik khas Medan ini.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Nofelia Sijabat saat mengenalkan makanan khas Medan Naniura ala Kede Cesku di TVRI, Jakarta, Kamis (10/7). Instagram/@nofelitasijabat
TANGERANG - Warung makan Tegal atau yang biasa dikenal Warteg dan Rumah makan Padang tentu tidak asing lagi di Indonesia. Di banyak belahan wilayah Tanah Air, bisa mudah dijumpai. Beragam brand kondang pun mudah dikenali .
Dua ikon rumah makan tersebut dikenal menyediakan makanan halal khas asal daerah masing-masing, sehingga bisa memperluas jangkauan konsumen yang penasaran dan ingin mengenal makanan daerah. Rupanya, semangat ini juga yang melatarbelakangi lahirnya Kede Cesku, rumah makan dengan aneka masakan khas Medan.
Martin (40) dan Nofelia Sijabat (35), sepasang suami istri yang jadi sosok vital di balik berdirinya Kede Cesku sejak 2023 lalu. Sederhana saja, Kede Cesku punya arti sebagai Kedai 'Ce Es'-ku atau kedai temanku yang diserap dari bahasa gaul di Medan.
Martin bercerita, Kede Cesku lahir bermula dari inisatifnya dan sang istri yang ingin memperkenalkan makanan khas Medan. khususnya yang bernuansa Batak ke khalayak luas. Keduanya bermimpi agar makanan khas Medan terutama Naniura, panganan berupa ikan mentah yang diawetkan dan dibumbui rempah-rempah khas Batak, juga bisa terkenal dan mudah dijumpai seperti Rumah Makan Padang umumnya.
“Kita mau makanan Batak itu kaya makanan Padang, di mana-mana ada,” cerita Martin saat ditemui Validnews, Tangerang, Minggu (13/7).
Baca Juga: BPJPH Sediakan Sertifikasi Halal Gratis Buat Warteg, Warsun, Dan Warung Padang
Sebelum memutuskan membangun rumah makan, keduanya mencoba mengenalkan makanan khas Medan melalui TikTok dan Instagram. Saat itu, tepatnya sekitar Maret 2023, sang istri, Nofelia membuka sistem pre-order makanan.
Sejatinya, niatan untuk membuka rumah makan memang sudah jadi cita-cita keduanya sejak lama. Namun sebelum resmi membuka outlet Kede Cesku, keduanya mencoba 'tes pasar' dengan membuka pesanan via online lebih dahulu. Tak disangka, pesanan membludak hanya dalam waktu dua pekan. Saat itu, Martin mengingat, menu yang ditawarkan hanya beberapa, seperti Naniura, Arsik, Ayam Andaliman, dan Mie Gomak.
Ambisi membuka kedai kian menguat, usai masakan mereka malah jadi viral. Banyak followers yang mempertanyakan kehalalan masakan khas Medan tersebut. Komentar dan pesan masuk silih berganti berdatangan. Hal ini yang memperkuat tekad keduanya untuk mempunyai usaha makanan itu di sebuah ruko.
Selain memudahkan pelanggan yang ingin mencoba langsung hidangan khas Medan, ruko juga berfungsi sebagai jaminan secara langsung kepada pembeli Kede Cesku mulai dari bahan baku, alat masak, hingga proses produksi.
Dengan alasan tersebut, keduanya pun memutuskan agar kedai milik mereka berlabel halal, sehingga bisa meyakinkan bagi siapapun untuk menyoba makanan khas Medan.
“Sebenarnya kita jualan dari rumah enggak masalah. Tapi ternyata banyak dari teman-teman online itu pengen tau kehalalannya, makanya kita sewa ruko. Karena kan kalau di rumah kebetulan kami seluruhnya nasrani, walaupun memang alat masaknya dipisah. Tapi demi menghilangkan keraguan teman-teman, jadi kita buka offline (ruko),” tuturnya.
Dengan begitu, tepatnya di Oktober 2023, keduanya resmi membuka outlet rumah makan Kede Cesku yang berlokasi di Jalan Arcadia Daan Mogot Nomor 7, Batuceper, Tangerang.
Usut punya usut, menariknya, keduanya tak memiliki latar belakang pendidikan kuliner maupun bisnis. Pasangan suami-istri ini justru berpendidikan sebagai sarjana teknik dan sebelumnya menjadi pegawai swasta.
Prioritaskan Kehalalan Masakan
Meski tak mengklaim sebagai rumah makan khas Medan halal satu-satunya di Jakarta dan sekitar, namun bisa jadi Kede Cesku ini menjadi salah satu pelopor di Indonesia.
Bagaimana tidak, selama ini mungkin jika ingin mengeksplor makanan Medan, kita baru bisa menemukan di Lapo. Sayangnya, kehalalanan masakan yang tersedia di Lapo masih jadi tanda tanya. Karena itu, sekali lagi, Kede Cesku hadir menyediakan aneka masakan halal Medan kepada masyarakat luas.
Baca Juga: BPJPH Tegaskan Rantai Pasok Makanan Harus Penuhi Standar Produk Halal
Dari kunjungan Validnews ke outlet Kede Cesku, tersedia aneka menu masakan khas Medan yang kaya rempah nan menggugah selera. Di sana ada Naniura, Ayam Kampung Andaliman dan Napinadar, Ikan Gurame dan Nila Sambal Tombur, Kepala ikan Mas Arsik, Mie Sop Ayam, Mie Gomak, dan aneka jajanan daerah khas Medan seperti Pohul-Pohul dan Godok-Godok, yang seluruhnya ditawarkan dari rentang harga Rp15.000 hingga Rp68.000 per porsi.
Sejak awal berdiri, Martin menjamin, masakan yang diproduksi halal, mulai dari bahan baku, alat masak, hingga cara mengolahnya. Untuk memperkuat kehalalan, maka Kede Cesku memberanikan diri mengajukan sertifikasi halal. Keduanya pun berkomitmen berbulan-bulan untuk melalui audit kehalalan tersebut.
Tak tanggung-tanggung, Martin membeberkan bahwa sang istri pun tak pelit berbagi seluruh bahan dan cara masak menu-menu Kede Cesku di medsos. Dia berharap, upaya ini dapat membuat calon pembeli semakin yakin terhadap produknya.
“Semua bahan-bahannya itu kita proses dari mulai masak itu kalau dilihat di sosial media istri saya, itu kita buka semuanya. Jadi enggak ada yang ditutup-tutupin,” urai Martin.
Dia bahkan buka-bukaan soal bumbu. Tak ada sama sekali menu maupun racikan bumbu rahasia dalam olahan sajian Kede Cesku. Namun dia menjamin, seluruh masakan yang tersaji merupakan resep asli masakan Medan tanpa modifikasi, agar bisa memperkenalkan masakan khas seotentik ini.
“Kita pure semuanya enggak ada bumbu-bumbu yang aneh. Memang kita menjaga kehalalannya. Karena kita kebetulan dari Batak, jadi ingin semua orang, bukan cuma Batak saja yang bisa coba masakan kita,” sambungnya.
Dia mencontohkan, masakan Napinadar biasanya menggunakan bahan baku darah ayam sebagai salah satu resep sehingga tak bisa dikonsumi umat muslim. Namun di Kede Cesku, menu Napinadar tak menggunakan darah sama sekali, melainkan dengan kelapa.
Setidaknya Kede Cesku butuh enam bulan untuk bisa mengantongi sertifikasi halal, lantaran sempat terhenti dengan adanya perluasan outlet dan momen Pemilu Presiden di tahun lalu. Barulah Kede Cesku resmi bersertifikasi halal di akhir November 2024 lalu.

Sistem Penjualan
Martin menambahkan, selain bisa dinikmati langsung di Kede Cesku, masakan khas Medan ini juga bisa didapat melalui platform online maupun pemesanan dari admin. Dia tak bisa menjelaskan secara rinci besaran kontribusi pemesanan online maupun dine in di kedai, yang pasti keduanya cenderung naik-turun saling melengkapi.
“Enggak nentu sih. Kadang tinggi di online, kadang justru di offline yang tinggi. Tapi kalau offline, pasti di sini ramai kalau di weekend,” imbuhnya
Sementara penjualan online umumnya akan meningkat drastis, jika ada selebgram atau reviewer makanan yang mengunggah hasil reviu aneka menu Kede Cesku.
“Biasanya kalau ada selebgram abis nge-review beli dari kita. Itu kita pun enggak endorse. Jadi pure mereka mau nyoba makanan kita, terus mereka review sendiri. Biasanya itu penjualan naik tiga kali lipat,” jelasnya.
Baca Juga: MES Solo Dorong Pelaku Kuliner Segera Sertifikasi Halal Produk
Lebih lanjut, selain menjual makanan khas Medan secara online dan offline, Kede Cesku juga menjajakan beberapa menu tambahan seperti sambal buatan di platform online. Dia berbangga hati, sambal buatannya telah terjual sampai ke Bali, Lombok, Batam, dan beberapa wilayah lainnya.
Sebagai langkah untuk terus memperkenalkan masakan khas Medan, Martin menjelaskan bahwa Kede Cesku juga aktif mengikuti aneka pameran UMKM maupun kuliner yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta. Salah satu yang aktif Kede Cesku ikuti misalnya adalah pameran di Kemendag dan Bank BRI.
Prospek Ke Depan
Di awal berdiri, rumah makan Kede Cesku hanya memiliki dua orang karyawan di ruko satu ruangan dan satu lantai. Seiring berjalannya waktu dan jumlah pelanggan yang makin meningkat, Kede Cesku pun mampu mempekerjakan hingga 16 karyawan dan mampu memperluas ukuran ruko.
Walaupun banyak diberitakan kondisi ekonomi saat ini tengah melesu, Martin bersyukur, kedai miliknya dan istri bisa tetap bertahan serta masih ramai dikunjungi pelanggan. Yang terpenting baginya adalah mempertahankan karyawan, dan ia berhasil melakukannya.
“Pengennya kita tuh, kalau punya karyawan, jangan sampai berkurang. Jangan sampai walaupun misal penjualan turun, kita ngurangin karyawan. Itu sih bersyukurnya kita gitu,” jelas Martin.
Meskipun Kede Cesku laris manis, Martin masih enggan mengungkapkan berapa raihan omzet atau modal yang sudah ia kucurkan sejak awal berdiri. Fokus utamanya tetap pada kualitas masakan. Ia tak mau terburu-buru menambah outlet, melainkan ingin memastikan mutu hidangan selalu terjaga. Martin percaya, ekspansi akan datang sendirinya setelah kualitas benar-benar terjamin.
Baca Juga: Bukan Indonesia, Brazil Jadi Top Eksportir Makanan Halal ke Negara OKI
Pasalnya, bukan keputusan mudah menambah outlet rumah makan. Perlu juga manajemen usaha yang baik sehingga menu yang disajikan di seluruh outlet dapat berkualitas baik. Karenanya, meski bermimpi dapat mengenalkan masakan Medan ke banyak orang, untuk memperbanyak cabang harus diperhitungkan matang-matang.
“Kita mau sih, tapi kita enggak mau buru-buru. Kita mau stabil dulu. Jangan mentang-mentang kita ramai, terus kita langsung banyak cabang yang akhirnya nanti merusak kualitas,” terang Martin.
Hal tersebut yang juga ia sarankan kepada seluruh pelaku UMKM yang tengah merintis usaha agar tidak terburu-buru membuka banyak cabang.