c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

06 Desember 2023

20:52 WIB

Niat Swasembada, Babel Seriusi Pembibitan Cabai Dan Bawang

Ditargetkan, pembenihan ini bisa sukses dan membuat harga cabai di bulan Mei 2024 bisa turun 50% dari harga sekarang yang mencapai 100 ribu rupiah lebih.

Editor: Rikando Somba

Niat Swasembada, Babel Seriusi Pembibitan Cabai Dan Bawang
Niat Swasembada, Babel Seriusi Pembibitan Cabai Dan Bawang
Ilustrasi seorang petani memetik cabai rawit di sebuah desa di tanah air.. Antara Foto/Adiwinata Solihin

BANGKA TENGAH- Provinsi Bangka Belitung ingin swasembada cabai dan bawang merah. Ketergantungan pasokan terhadap dua komoditas itu dari provinsi lain, kini tengah diupayakan tak ada lagi. Penjabat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Safrizal AZ meresmikan rumah pembibitan cabai dan bawang merah di Desa Air Mesu Timur Kabupaten Bangka Tengah, sebagai upaya swasembada cabai dan bawang merah. 

"Kita harus produksi sendiri, jangan ada lagi ketergantungan dari luar daerah," kata Safrizal AZ di Desa Air Mesu Timur, Rabu (6/12).

Ia sangat menyambut baik pembangunan rumah pembibitan atau nursery system soilblock bantuan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) dan dikelola oleh Kelompok Tani (Poktan) Timur Makmur di Desa Air Mesu Timur, guna meningkatkan minat petani dalam mengembangkan pertanian holtikultura di daerah ini.

"Saya menyambut baik dengan hadirnya nursery yang disertai bantuan benih cabai dan bawang merah ini dan diharapkannya, dengan adanya pembenihan ini akan menggeliatkan lagi penanaman cabai dan bawang merah di Babel," ujarnya.

Safrizal juga  meminta kerja sama yang baik dengan Bupati Bangka Tengah. Disamping, mengajak seluruh masyarakat agar lebih membudidayakan bercocok tanam pertanian, baik di lahan perkarangan rumahnya hingga lahan yang dinilai cukup luas.

"Kita harap ke depan, produksi cabai dan bawang merah ini dapat memenuhi kebutuhan seluruh Kabupaten/Kota di Babel. Adapun kelebihan produksi, kita akan dorong untuk buat produk hilirisasi lainnya," jelasnya.

Dia berharap, pembenihan ini bisa sukses dan menargetkan harga cabai di bulan Mei 2024 bisa turun 50% dari harga sekarang yang mencapai 100 ribu rupiah lebih.

"Ini tertinggi inflasinya di Indonesia, jadi program ini kita sudah mulai pembibitan. Dengan bantuan ini mudah-mudah kita mampu memenuhi kebutuhan cabai dan bawang merah," tutup Pj Gubernur Safrizal didamping Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Provinsi Babel Edi Romdhoni.

Galakkan Urban Farming
Upaya sama dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut). Namun yang kini digagas adalah dengan menggalakkan urban farming atau pertanian yang dilakukan di perkotaan dengan sebagian besar media tanamnya tidak di permukaan tanah.

"'Urban farming itu aktivitas yang sangat bagus," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumut Muhammad Juwaini, di Medan, Selasa.

Menurut Juwaini, urban farming ideal dilakukan demi menjaga ketahanan pangan di tingkat keluarga. Sebab, dengan metode tersebut, masyarakat dapat menanam berbagai tumbuh-tumbuhan bermanfaat mulai dari tanaman pangan, sayur-sayuran dan hortikultura khususnya cabai.

"Jadi ketika harga komoditas pangan misalnya cabai merah tinggi, urban farming bisa menyediakan kebutuhannya," ujar Juwaini dikutip dari Antara.

Dia juga menyitir  hasil Sensus Pertanian 2023 tahap I oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, yang salah satu hasilnya memperlihatkan usaha urban farming terus menggeliat di provinsi tersebut.

Sensus Pertanian 2023 Tahap I pada 1 Juni-31 Juli menyimpulkan di Sumut, terdapat 494 unit usaha urban farming perorangan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 137 unit atau 27,73 persen, jumlah terbanyak dari wilayah lainnya, berada di Kota Binjai.

Urban farming perorangan, yang umumnya menggunakan teknik hidroponik, akuakultur, vertikultur, dan lain-lain, tersebar nyaris di seluruh wilayah Sumut mulai dari pantai timur ke pantai barat, baik di dataran tinggi maupun di lingkup kepulauan.

Di dataran tinggi Sumut, pertanian jenis ini terbanyak ada di Kabupaten Simalungun dan karo dengan jumlah masing-masing 13 unit. Sedang di pantai timur, Kota Binjai yang mendominasi urban farming ada  137 unit. Sementara di pantai barat, urban farming terpusat di Kabupaten Tapanuli Tengah yang memiliki enam unit usaha di sana.

Terakhir, di kepulauan, urban farming Sumut mayoritas ada di Kabupaten Nias Selatan dengan 11 unit.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar