c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

05 November 2025

13:31 WIB

Ngebut! Kemenkeu: Penyaluran Kredit Himbara Rp200 T Nyaris 84%

Kemenkeu mencatat realisasi penyaluran dana SAL via kredit Himbara hingga 22 Oktober 2025 mencapai Rp167,6 triliun, sekitar 83,8% dari total Rp200 triliun.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p dir="ltr" id="isPasted"><em>Ngebut</em>! Kemenkeu: Penyaluran Kredit Himbara Rp200 T <em>Nyaris</em> 84%</p>
<p dir="ltr" id="isPasted"><em>Ngebut</em>! Kemenkeu: Penyaluran Kredit Himbara Rp200 T <em>Nyaris</em> 84%</p>

Dirjen SEF Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu melaporkan realisasi penyaluran dana pemerintah Rp200 triliun yang ditempatkan di Himbara telah mencapai Rp167,6 triliun atau 83,8%, Jakarta, Rabu (5/11). Validnews/Fitriana Monica Sari

JAKARTA - Kemenkeu melaporkan realisasi penyaluran dana pemerintah Rp200 triliun yang ditempatkan di Bank Himbara untuk kredit telah mencapai 83,8% hingga 22 Oktober 2025.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, dari total tersebut, dua bank dari Himbara, yakni Bank Mandiri dan BRI melaporkan penyaluran dana SAL telah mencapai 100%.

Bahkan, kedua bank pelat merah ini dilaporkan telah mengajukan permohonan tambahan penempatan dana kepada pemerintah.

‎"Kita lihat Mandiri dan BRI kenceng juga nih (penyaluran dana SAL), BRI sama Mandiri sudah langsung 100%, mereka sudah minta lagi, kita bilang ya kita evaluasi deh," kata Febrio dalam acara Economic Outlook di Jakarta, Rabu (5/11).

Baca Juga: Bank Mandiri-BRI Sudah Salurkan Dana SAL 100%, Bakal Ditambah?

Febrio merinci, hingga 22 Oktober 2025, realisasi penyaluran kredit di Bank Mandiri sebesar Rp55 triliun (100%), BRI Rp55 triliun (100%), BNI Rp37,4 triliun (68%), BTN Rp10,3 triliun (41%), dan BSI Rp9,9 triliun (99%).

Dengan demikian, jumlah realisasi penyaluran kredit hingga 22 Oktober 2025 adalah Rp167,6 triliun dari total Rp200 triliun, atau mencapai 83,8%.

‎‎Febrio menilai, kecepatan penyerapan dana pemerintah tersebut menunjukkan kuatnya permintaan kredit di kedua bank tersebut. 

Baca Juga: Menkeu: Sistem Keuangan RI Stabil-Terjaga di Tengah Risiko Global

Selain itu, penempatan dana pemerintah dengan bunga 3,8% ini berhasil menurunkan biaya dana (cost of fund) perbankan yang sebelumnya relatif tinggi. 

‎‎Adapun, sebelum kebijakan ini dijalankan, sekitar 30% komponen biaya dana perbankan berasal dari deposito dengan bunga spesial (special rate) yang bahkan mencapai di atas 7%. 

‎"‎Sekarang sudah sangat minimal yang di atas 6%. Nah, ini yang kita harapkan menjadi fenomena yang akan terus kita pelajari, sehingga kita melihat momentum untuk ke depannya apa yang akan kita lakukan," jelas dia.

Baca Juga: LPS Likuidasi 23 Dari 26 BPR/S Bermasalah, Siap Intensifkan Polis Asuransi

‎‎Febrio berharap, penurunan biaya dana juga dapat mendorong pertumbuhan kredit, konsumsi, dan investasi. Sehingga akhirnya, dapat memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal IV/2025.

‎‎"Nah, kalau cost of fund-nya sudah turun, pertumbuhan kreditnya sudah meningkat konsumsi dan investasi meningkat pertumbuhan akan meningkat untuk perekonomiannya," jelasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar