04 Juli 2023
21:00 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
BOGOR - Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menekankan, pemerintah berupaya memperkuat ketahanan pangan nasional memanfaatkan riset dan inovasi di bidang pangan. Untuk itu, penerapan kebijakan pembangunan pangan berbasis riset, data, serta visi inovatif menjadi variabel kunci yang harus terus ditingkatkan.
Arief menilai, riset dan inovasi merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam upaya memperkuat sektor pangan nasional. Hal ini disampaikan pada Rapat Koordinasi dan Evaluasi Program dan Kegiatan Badan Pangan Nasional TA 2023.
“Maka dari itu, hari ini NFA bersama BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) sepakat untuk memperkuat kerja sama,” paparnya dalam keterangan pers, Jakarta, Selasa (4/7).
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman tentang penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan hasil invensi dan inovasi, serta kebijakan untuk peningkatan pembangunan di bidang pangan.
NFA berharap, kolaborasi ini memberikan dampak besar bagi kemajuan sektor pangan nasional. Mengingat, BRIN merupakan lembaga negara paling kredibel di bidang riset dan inovasi di Indonesia.
Baca Juga: Bapanas Genjot Keterhubungan Pangan Antar Daerah
Rencananya, kerja sama ini akan menjalankan berbagai program penguatan pangan. Meliputi aspek ketersediaan dan stabilitas pangan, pengentasan rawan pangan dan gizi, serta penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan.
Arief menyebut, salah satu rencana urgen yang hendak dikerjakan dengan BRIN adalah kerja sama pengembangan dan penyatuan data pangan, mulai dari stok dan harga pangan di seluruh daerah.
“Kita harus tahu persis berapa stok sembilan komoditas pangan di daerah, karena sangat krusial dan menentukan arah kebijakan,” ujarnya.
Sebelumnya, kerja sama antara NFA dan BRIN telah berjalan untuk sejumlah program yang masih terus berlangsung hingga kini.
Seperti di antaranya penyusunan standar mutu beras dan vanilla, kajian posisi Indonesia dalam forum Codex Internasional, pemberian rekomendasi teknis penerbitan Sertifikat Penerapan Penanganan yang Baik (SPPB PSAT), hingga pengembangan Artificial Intelligence (AI) untuk forecasting atau peramalan harga pangan.
Karenanya, Arief menyebut, penandatanganan nota kesepahaman ini makin memantapkan kolaborasi yang telah terjalin antara dua pihak dengan sangat baik. Salah satu yang terbaru adalah kerja sama demonstrasi area penanaman benih unggul di Sukamandi bersama ID FOOD dan Sang Hyang Seri.
“Dalam Dem-area (demonstrasi area) ini kita minta dukungan BRIN untuk penyiapan benih unggul, yang nantinya akan dibudidayakan secara massal untuk pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP),” terangnya.
Ajak Daerah Tiru Langkah Serupa
Melihat luasnya potensi kerja sama pengembangan pangan bersama BRIN, Arief mengajak seluruh Dinas Urusan Pangan Provinsi serta Kabupaten/Kota dapat melakukan kolaborasi serupa di daerah masing-masing. Agar semakin banyak riset, pengembangan, dan inovasi yang lahir berdasarkan potensi lokal setiap daerah.
NFA menyampaikan, sudah seharusnya semua pihak mengedepankan riset dan inovasi sebagai landasan dan pertimbangan utama dalam pengambilan kebijakan, khususnya terkait pangan.
“Kebijakan yang memiliki rujukan riset yang kuat bisa menjadi solusi yang presisi dan tepat sasaran,” tambahnya di hadapan para Kepala Dinas urusan pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang turut hadir dan bergabung dalam pertemuan tersebut.
Kerja sama ini juga menambah rentetan sinergi lintas sektor yang telah dijalin NFA. Arief menyebutkan, untuk percepatan pelaksanaan tugas dan fungsi, sebelumnya NFA telah menggandeng Kemendag, Kemensos, Kementan, Kementerian BUMN, BPS, KPK, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), BMKG, TNI, Polri, serta institusi perguruan tinggi dan berbagai asosiasi.
Ia kembali menjelaskan, bahwa NFA mengemban salah satu misi untuk membangun konektivitas sektor pangan nasional, karena hal ini pemerintah sadari tak bisa dilakukan sendiri. Perlu dukungan banyak pihak dalam unsur pentahelix, seperti pemerintah, akademisi, badan/pelaku usaha, masyarakat/komunitas, dan media.
“Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden, agar seluruh stakeholder pangan nasional bersinergi memperkuat ketahanan pangan nasional,” tuturnya.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Harga Jual Gula Petani Paling Rendah Rp12.500/kg
Sementara itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyampaikan, BRIN siap mendukung penuh NFA, khususnya dalam membuat kebijakan berbasis sains dan data. Menurutnya, pangan yang tak berbasis data dan angka berpotensi menghasilkan kebijakan yang tidak tepat.
“Terlebih negara Indonesia sebagai negara kontinen, di mana kebutuhan akan data yang akurat dan sahih di setiap lokasi menjadi sangat penting untuk memastikan produksi, termasuk juga seluruh rangkaian supply chain pangan,” papar Laksana.
Ia juga mengatakan, turut mendukung dilakukannya kerja sama spesifik dalam bidang pangan antara BRIN Daerah dengan seluruh Dinas urusan pangan.
“Jangan segan meminta dukungan BRIN Daerah untuk mendukung implementasi kebijakan pangan, misalnya terkait kajian detail, data, atau riset,” ujarnya.