18 September 2021
12:33 WIB
JAKARTA – Nestlé S.A, produsen makanan dan minuman global, mengumumkan rencananya untuk bertransisi ke sistem pangan regeneratif. Transformasi ini bertujuan untuk melindungi dan memulihkan lingkungan, meningkatkan penghidupan petani dan meningkatkan kesejahteraan komunitas petani.
Dalam keterangannya yang diterima Validnews, Sabtu (18/9), Nestlé akan bekerja dengan para mitra sistem pangannya. Termasuk jaringan perusahaan yang terdiri dari lebih dari 500.000 petani dan 150.000 pemasok, untuk mmemajukan praktik pertanian regeneratif di pusat sistem pangan.
Sebagai bagian dari perjalanan ini, perusahaan juga akan memulai program baru untuk membantu mengatasi tantangan sosial dan ekonomi di transisi tersebut. Pengumuman ini sendiri dilakukan menjelang UN Food Systems Summit di New York, sebagai bagian dari kontribusi Nestlé untuk membantu pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada 2030.
Hal Ini juga merupakan tanggapan terhadap laporan terbaru United Nations’ Intergovernmental Panel on Climate Change, yang melaporkan semakin memburuknya krisis iklim.
“Kami mengerti, pertanian regeneratif memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan tanah, memulihkan siklus air dan meningkatkan keanekaragaman hayati untuk jangka panjang,” kata Paul Bulcke Chairman Nestlé.
Menurutnya, hasil-hasil ini membentuk fondasi produksi pangan berkelanjutan. “Dan yang terpenting, juga berkontribusi untuk mencapai target ambisius iklim kami,” serunya.
Sekadar informasi, Nestlé adalah penandatangan komitmen 'UN Business Ambition for 1.5°C’ dan merupakan salah satu perusahaan pertama yang menyampaikan rencana iklimnya yang terperinci dan terikat waktu pada Desember 2020. Perusahaan, lanjutnya, sedang melakukan upaya-upaya untuk mengurangi separuh emisinya pada 2030 dan mencapai net-zero emisi karbon pada 2050.
“Melalui kemitraan jangka panjang kami dengan komunitas petani di seluruh dunia, kami ingin meningkatkan dukungan kami untuk praktik- praktik pertanian yang baik bagi lingkungan dan baik bagi manusia,” tambah Mark Schneider, CEO Nestlé.
Menurutnya, dengan semangat melakukan transisi yang adil, sangat penting bagi perusahaan untuk mendukung para petani di seluruh dunia yang mengambil berbagai risiko dan biaya, terkait dengan gerakan menuju pertanian regeneratif.
Nestlé menginvestasikan CHF (Swiss Franc) 1,2 miliar selama lima tahun ke depan, untuk mendukung pertanian regeneratif di seluruh rantai pasok perusahaan. Termasuk menggunakan upaya utama untuk membantu petani mengadopsi praktik regeneratif. Seperti penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian mutakhir dan bantuan untuk proyek percontohan untuk menguji dan mempelajari cara terbaik memajukan pertanian regeneratif.
Bersamaan dengan pengumuman ini, Nestlé juga menyampaikan praktik-praktik pertanian regeneratif terpenting yang perusahaan ingin promosikan. Di antaranya, peningkatan keanekaragaman hayati, konservasi tanah, regenerasi siklus air dan integrasi ternak.
Ilustrasi Susu Sapi. dok.Antara/pixabay
Pengurangan Emisi
Asal tahu saja, sektor pertanian menyumbang hampir dua pertiga dari total emisi gas rumah kaca Nestlé, dengan susu dan peternakan menyumbang sekitar setengahnya. Di peternakan sapi perah misalnya, Nestlé sedang melakukan penilaian sains dan teknologi mutakhir untuk mengurangi emisi pada tingkat peternakan.
Perusahaan akan mulai bekerja dengan 30 peternakan sapi perah referensi di 12 negara, untuk menguji praktik-praktik pertanian yang berskala, ramah iklim, dan regeneratif yang membantu mencapai emisi net-zero gas rumah kaca.
Nestlé, lanjutnya, juga bekerja sama dengan para petani untuk memilih dan membudidayakan varietas kacang-kacangan yang bergizi dan lezat untuk digunakan sebagai alternatif susu. Informasi lebih lanjut tentang pendekatan Nestlé tersedia secara daring di sini.
Di Indonesia, tim AgriService Nestlé memanfaatkan pengetahuan lokal, untuk mengembangkan dua model tumpang sari kopi yang memperkuat penghidupan petani kecil dan meningkatkan kualitas bentang alam kebun kopi di Sumatera. Untuk lima tahun ke depan, Tim AgriService mempromosikan tumpang sari kopi sebagai model praktik pertanian regeneratif untuk mencapai target Net Zero Nestlé.
Pertanian regeneratif diyakini berkontribusi pada sistem pangan regeneratif yang harus adil dan transparan bagi semua peserta. Dalam hal ini, Nestlé berkomitmen untuk mendukung peningkatan dan diversifikasi pendapatan petani melalui program keberlanjutannya.
Lebih jauh, Nestlé akan menerapkan program pendapatan memadai yang baru bagi petani di rantai nilainya untuk membuat pertanian lebih menarik. Akhir tahun ini, Nestlé akan mengumumkan rencana khusus untuk rantai pasok kopi dan kakaonya.
Untuk mendukung kaum muda yang bersemangat bertani, Nestlé juga meluncurkan platform pelatihan baru pada bulan November untuk menarik dan melatih generasi petani berikutnya. Pelatihan tersebut akan berfokus pada praktik-praktik pertanian regeneratif dan meningkatkan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim bagi lebih dari 40.000 petani yang berpartisipasi dalam salah satu program agripreneurship kami.
Upaya regenerasi Nestlé diluncurkan di bawah payung “Generation Regeneration” yang berfokus pada para petani, kaum muda, konsumen, dan para karyawannya sendiri.