c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

13 Agustus 2025

20:43 WIB

Natural Decline Sampai Harga LNG Jadi Tantangan Bagi PGN

Pasokan gas PGN terganggu ketika mitra di sektor hulu mengalami natural declining.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted"><em>Natural Decline</em> Sampai Harga LNG Jadi Tantangan Bagi PGN</p>
<p id="isPasted"><em>Natural Decline</em> Sampai Harga LNG Jadi Tantangan Bagi PGN</p>

Petugas menyiapkan Meter Regulator Station (MRS) untuk penyaluran gas di stasiun induk PT Java Energy Semesta di Gresik, Jawa Timur, Selasa (16/10/2018). Antara Foto/Moch Asim

JAKARTA - Corporate Secretary PT PGN Tbk Fajriyah Usman membeberkan ada tiga tantangan yang dihadapi pelaku industri gas bumi, yakni dari sisi pasokan, infrastruktur, hingga pada aspek harga.

Ditemui di Jakarta, Fajriyah menegaskan PGN bukanlah perusahaan yang bergerak di sisi hulu yang bisa memproduksi gas. Sehingga, pasokan gas PGN bakal terpengaruh jika mitra yang ada di sisi hulu mengalami natural declining.

"Dan tidak semua produksi gas dalam negeri itu dikelola oleh PGN. Kondisi pastinya, tergaantung dari yang terjadi di industri hulu juga," ucap dia, Rabu (13/8).

Ketika ada natural declining atau penurunan produksi secara alami, pasokan gas yang dikelola emiten pelat merah berkode saham PGAS itu pun praktis terganggu.

Baca Juga: Utak-Atik Taktik PGN Dongkrak Pemanfaatan Gas Bumi

"Lalu kemudian juga ada rencana-rencana operasional di hulu yang terganggu, pastinya itu akan juga mempengaruhi dari pasokan gas yang ada," kata Fajriyah.

Permasalahan pasokan tersebut bertambah rumit dialami oleh Subholding Gas PT Pertamina itu ketika ada peningkatan demand dari pelanggan. Akibatnya, terjadi mismatch antara supply dan demand gas bumi.

"Begitu juga apabila terjadi di demand side terjadi peningkatan dari yang sebelumnya sudah ditargetkan, pasti akan terjadi kebutuhan yang meningkat dan mismatch antara supply dan demand," sambung dia.

Tantangan lain di samping pasokan, ialah mengenai infrastruktur penyaluran gas bumi. Pasalnya saat ini, pipa gas yang sudah tersambung utuh baru dari Sumatra hingga Jawa.

Sedangkan beberapa waktu terakhir, potensi sumber daya gas bumi lebih banyak ditemukan di kawasan Indonesia Timur. Sehingga, Fajriyah menyebut ketersediaan infrastruktur menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi PGN.

"Memang saat ini yang sudah cukup tersambung itu adalah dari Sumatra sampai dengan Jawa dan sebagian besar memang yang dikelola oleh PT PGN. Infrastruktur sampai saat ini kita masih dalam progres untuk memperluas jaringan-jaringan gas kita ke daerah lain," jabar Fajriyah.

Baca Juga: PGN Bidik Alirkan Gas Bumi Ke Tambang Emas Gosowong

Sebagai salah satu solusi atas tantangan infrastruktur, PGN pun mulai memperkenalkan produk Liquified Natural Gas (LNG) kepada pelanggan. PGN, jelasnya, sudah memiliki fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Lampung untuk regasifikasi LNG.

"Sekarang sudah semakin banyak (LNG) karena memang adanya keterbatasan pasokan dari gas pipa. Jadi, fasilitas kami untuk regasifikasi juga semakin meningkat gitu ya, optimalisasinya," kata dia.

Tapi, PGN juga mengalami tantangan dari sisi harga ketika memperluas pemasaran LNG. Pasalnya, ada biaya tambahan untuk melakukan regasifikasi yang kerap dianggap memberatkan pagi pelanggan.

"Memang harga dari LNG itu juga lebih tinggi dari harga gas pipa, yaitu akhirnnya memang menjadi salah satu hal yang mempengaruhi harga gas secara umum di industri," tandas Fajriyah Usman.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar