c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

01 November 2025

09:58 WIB

Mudah Tergiur Harga Murah Bikin Penipuan Belanja Online Mendominasi

Sepanjang periode 22 November 2025 hingga 24 Oktober 2025, modus scam terbanyak datang dari penipuan belanja online. Mudah tergiur harga murah membuat modus ini marak.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Mudah Tergiur Harga Murah Bikin Penipuan Belanja <em>Online</em> Mendominasi</p>
<p id="isPasted">Mudah Tergiur Harga Murah Bikin Penipuan Belanja <em>Online</em> Mendominasi</p>

Ilustrasi phising/scam bank digital. ValidNewsID/Irvan Syahrul

JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan 10 modus terbanyak yang menjadi media aksi penipuan (scam) keuangan di Indonesia.

Sepanjang periode 22 November 2025 hingga 24 Oktober 2025, modus scam terbanyak datang dari penipuan transaksi belanja.

Berdasarkan data Pusat Penanganan Penipuan Transaksi Keuangan (Indonesia Anti-Scam Centre/IASC), penipuan transaksi belanja (jual-beli online) tercatat sebanyak 56.154 laporan dengan jumlah kerugian Rp1 triliun dan rata-rata kerugian Rp17,53 juta.

"Dari laporan yang masuk ke kami, kami bisa melihat bahwa 10 modus yang terbesar itu adalah penipuan transaksi belanja. Ini tentu saja kebanyakan korbannya sudah bisa kita tebak adalah ibu-ibu," kata perempuan yang akrab disapa Kiki di Jakarta, Jumat (31/10).

Menurut Kiki, ibu-ibu mudah tergiur dengan harga miring. Maka dari itu, banyak oknum yang memanfaatkan hal ini dengan menawarkan hingga setengah harga melalui belanja online.

"Tiba-tiba yang nawari harga setengahnya, semangat banget gitu ya. Beli satu dapet barangnya. Sudah gitu pesen partai besar, tetangga, teman arisan semua diajakin semua barengan gitu. Pas udah transfer barangnya enggak pernah dateng. Ini modus paling besar," ungkapnya.

Baca Juga: Tembus 311.597 Laporan, RI Juara Laporan Scam Keuangan

Modus scam terbanyak selanjutnya adalah modus penipuan mengaku pihak lain (fake call) sebanyak 33.072 laporan, dengan jumlah kerugian Rp1,36 triliun dan rata-rata kerugian Rp39,06 juta.

Kemudian, modus penipuan investasi juga menempati posisi atas, yakni mencatat sebanyak 20.845 laporan, dengan jumlah kerugian Rp1,1 triliun dan rata-rata kerugian Rp47,67 juta.

"Fake call juga paling sering kena di masyarakat kita, membuat kita panik dengan berbagai telepon-telepon palsu, baik itu mengaku dari bank dan sebagainya atau dari saudara kita. Penipuan investasi, ini juga banyak sekali terjadi," terang dia.

Modus scam terbanyak berikutnya adalah modus penipuan penawaran kerja sebanyak 19.022 laporan, dengan jumlah kerugian Rp671,49 miliar dan rata-rata kerugian Rp29,27 juta.

Lalu, modus penipuan mendapatkan hadiah sebanyak 15.958 laporan, dengan jumlah kerugian Rp207,38 miliar dan rata-rata kerugian Rp11,63 juta.

"Penipuan penawaran kerja, ini terutama anak-anak muda yang banyak kena," imbuhnya.

Phising Hingga Soceng
Selain itu, lanjut dia, modus penipuan media sosial dilaporkan sebanyak 14.939 laporan, dengan jumlah kerugian Rp491,13 miliar dan rata-rata kerugian Rp30,98 juta.

Modus penipuan lainnya adalah modus phising, di mana tercatat sebanyak 13.590 laporan, dengan jumlah kerugian Rp515,10 miliar dan rata-rata kerugian Rp37,92 juta.

Selanjutnya, ada modus penipuan social engineering (soceng) sebanyak 9.717 laporan, dengan jumlah kerugian Rp368,99 miliar dan rata-rata kerugian Rp37,20 juta.

Baca Juga: IASC, Secercah Harapan Korban Penipuan Keuangan

Modus scam terbanyak berikutnya adalah modus pinjaman online (pinjol) fiktif. Tercatat, ada sebanyak 4.973 laporan, dengan jumlah kerugian Rp41,16 miliar dan rata-rata kerugian Rp7,66 juta.

Kemudian ada modus scam apk WhatsApp (WA) scam, yakni tercatat sebanyak 3.737 laporan, dengan jumlah kerugian Rp131,51 miliar dan rata-rata kerugian Rp32,07 juta.

"Ini adalah modus-modus yang paling sering terjadi. Tapi sebenarnya yang enggak ditulis disini tapi paling nyesek gitu katanya adalah love scam ya. Enggak banyak, tapi korbannya sakit hati banget ya," ujar Kiki.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar