c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

11 Desember 2021

17:08 WIB

Moncer, Investor SBN Ritel Lewat Fintech Tumbuh 50% Lebih

Pada 2019, investor yang membeli SBN ritel ORI 016 tercatat sebanyak 7,9%, lalu kemudian tumbuh menjadi 12% dalam penjualan ORI 017 pada tahun berikutnya.

Editor: Fin Harini

Moncer, Investor SBN Ritel Lewat Fintech Tumbuh 50% Lebih
Moncer, Investor SBN Ritel Lewat Fintech Tumbuh 50% Lebih
Beberapa calon pembeli di sebuah gerai agen penjual Sukuk Negara Ritel Seri SR-001 saat peluncurannya di Jakarta, Jumat (30/1/2008). (ANTARA/ANDIKA WAHYU)

BALI - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investor yang membeli surat berharga negara (SBN) ritel melalui platform teknologi finansial (financial technology/fintech) tumbuh lebih dari 50% hanya dalam waktu satu tahun.

Pada 2019, investor yang membeli SBN ritel ORI 016 tercatat sebanyak 7,9%, lalu kemudian tumbuh menjadi 12% dalam penjualan ORI 017 pada tahun berikutnya.

“Fintech telah menjadi mitra distribusi dan sekaligus mereka menumbuhkan bisnisnya,” kata Sri Mulyani dalam Indonesia Fintech Summit Day 1, Bali, Sabtu (11/12).

Selain itu, ia menyebutkan fintech turut berperan membantu pemerintah dalam meningkatkan berbagai bantuan sosial secara non-tunai di masa pandemi.

Salah satunya yakni melalui program Kartu Prakerja yang diberikan kepada 5,3 juta penerima baru, sehingga penerima tersebut memiliki rekening bank atau dompet digital (e-wallet) sesudah mengikuti program Kartu Prakerja.

Karena itu, ia menambahkan, pemerintah pun sangat mengapresiasi kontribusi fintech sebagai mitra pemerintah di dalam berbagai program pemerintah, apalagi pada saat menghadapi pandemi.

"Pemerintah juga menggunakan uang elektronik (e-money) di dalam pembayaran berbagai transportasi dan transaksi lainnya dan dari sisi Kementerian Keuangan, pelaporan serta pembayaran pajak juga dilakukan secara daring,” tutur Ani sapaan akrabnya.

Di sisi lain, Bendahara Negara menilai peranan fintech untuk mendukung UMKM juga luar biasa penting, di mana para pengusaha kecil mendapatkan pendanaan yang lebih efisien dan lebih mudah, sehingga menjadi sumber pendanaan alternatif karena prosedurnya dianggap sangat singkat, sederhana, dan mudah.

“Dengan demikian, fintech jelas membantu UMKM untuk bisa memperluas usaha mereka melalui berbagai platform marketplace,” ucap Sri Mulyani.

Selain itu, ia mengatakan nilai transaksi uang elektronik di Indonesia meningkat lebih dari 100 kali lipat. Yakni, dari Rp2 triliun di 2012 menjadi Rp205 triliun pada 2020 lalu.

“Ini menggambarkan dalam kurun waktu kurang dari satu dekade kenaikan (transaksi uang elektronik) lebih dari 100 kali lipat. Jadi, kita tidak hanya menggambarkan tentang pertumbuhan linier single digit, ini adalah eksponensial," ujarnya.

Sri Mulyani bilang, tingginya peningkatan nilai uang elektronik digital di Tanah Air tak lepas dari perubahan perilaku masyarakat untuk lebih memanfaatkan teknologi digital dalam berbagai transaksi ekonomi. Mengingat, adanya sejumlah kemudahan yang ditawarkan teknologi digital dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat.  “Selain itu, ini diakselerasi dengan adanya pandemi covid-19,” imbuhnya. 

Oleh karena itu, pemerintah bersama regulator terkait terus berupaya melahirkan berbagai kebijakan yang dapat menstimulus kelangsungan ekonomi digital. Dengan begitu, diharapkan dapat memperkuat perekonomian Indonesia pasca pandemi covid-19. 

“Ini sebagaimana yang disampaikan Presiden (Jokowi) dalam berbagai kesempatan agar menekankan light and touch (sentuhan lembut) dari sisi regulasi,” kata Sri Mulyani.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar