01 Maret 2024
11:21 WIB
JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebutkan ada masalah distribusi dan tata kelola beras pada penjualan di toko ritel modern di tanah air.
Dia mengatakan bahwa harga beras di sejumlah pasar induk sudah mengalami tren penurunan dan stoknya mencukupi. Namun, terdapat permasalahan dalam distribusi serta harga beras di atas harga eceran tertinggi (HET) di ritel modern.
"Perlu tata kelola penanganan pangan dalam negeri secara menyeluruh, salah satunya dengan melakukan relaksasi. Utamanya, untuk mengisi dulu wilayah-wilayah yang stoknya terbatas di ritel modern," kata Moeldoko dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Jumat (1/3).
Moeldoko menegaskan persoalan beras di tanah air memerlukan penanganan secara cepat dan detail.
Oleh karenanya, dia meminta seluruh pihak terkait seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Sekretariat Kabinet, Bulog dan Badan Pusat Statistik (BPS) dapat berkoordinasi menyelesaikan persoalan beras.
Moeldoko juga menyoroti antrean warga dalam operasi pasar atau Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dimana Bulog kehabisan stok beras 5 kg.
Baca Juga: Naiknya Harga Beras Dorong Inflasi Februari 2024 Tembus 0,37%
Hal ini, kata Moeldoko, disebabkan keterbatasan pengemasan beras SPHP dalam isian 5 kilogram.
"Distribusi dan pengemasan ini harus diusahakan secara cepat, supaya tidak ada lagi antrean," kata Moeldoko.
Terkait permasalahan distribusi beras impor, Moeldoko menegaskan kepada Bulog untuk melakukan koordinasi dengan Pelindo dan Bea Cukai agar mempercepat proses pembongkaran stok beras impor di pelabuhan.
Panglima TNI periode 2013-2015 ini mengimbau masyarakat agar tidak khawatir atau panik.
Dia menyebutkan harga beras telah mengalami tren penurunan saat ini dan ketersediaan pasokan beras kualitas medium maupun premium sudah normal.
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menargetkan beras dengan harga eceran tertinggi (HET) senilai Rp9.450/kg tersedia di berbagai gerai di Indonesia dalam sepekan ke depan guna memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey menjelaskan beras yang ditargetkan membanjiri ritel modern itu adalah beras cadangan pemerintah atau beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Dia meyakini HET beras tersebut nantinya terjangkau bagi masyarakat senilai Rp9.450/kg.
"Kondisi cadangan beras pemerintah dalam satu minggu ini ditargetkan dapat digelontorkan, diguyur ke ritel modern dengan harga sangat terjangkau karena HET. HET contoh per kilonya Rp9.450 untuk beras medium impor dari Thailand," ujarnya dalam Market Review, Jumat (16/2).
Baca Juga: Aprindo Ingatkan Pemerintah Untuk Alirkan Cadangan Beras ke Ritel
Dia juga mendesak pemerintah untuk mengalirkan cadangan beras pemerintah atau beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke toko-toko atau ritel. Dia menilai ini merupakan bagian penting dalam menyiapkan pasokan bahan pangan menjelang bulan suci Ramadan.
Dia menuturkan ada 2 cara menjaga ketersediaan pangan di ritel dan hal ini sudah Aprindo bicarakan dengan Bapanas dan Bulog. Pertama, memastikan produktivitas pangan di dalam negeri, seperti komoditas beras dan gula. Kedua, melakukan impor ketika produktivitas domestik tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.
"Kita bicara beras 1-2 minggu lalu (mahal), karena memang masih masa tanam, belum masa panen. Kemudian impor juga belum masuk. Otomatis perlu langkah preventif dari pemerintah, dan Aprindo sudah ingatkan, dan sudah terealisasi mulai Senin kemarin, untuk bagaimana mengalirkan cadangan beras ke peritel modern," tutur Roy.