c

Selamat

Jumat, 3 Mei 2024

EKONOMI

12 Desember 2022

10:12 WIB

Minyak Naik Karena Ketidakpastian Operasi Pipa Keystone

Harga minyak naik lebih dari 1% di awal perdagangan Asia. Operasi pipa utama Kanada-Amerika, Keystone, menjadi salah satu faktor.

Editor: Fin Harini

Minyak Naik Karena Ketidakpastian Operasi Pipa Keystone
Minyak Naik Karena Ketidakpastian Operasi Pipa Keystone
Pengecekan pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

SINGAPURA - Harga minyak naik lebih dari satu persen di awal perdagangan Asia pada Senin (12/12), karena pipa minyak mentah utama Kanada-Amerika Serikat tetap ditutup. Sementara itu, Rusia mengancam akan memangkas produksi sebagai pembalasan terhadap pembatasan harga Barat atas ekspor minyak Rusia.

Dikutip dari Antara, harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 83 sen atau 1,1%, menjadi diperdagangkan di US$76,93 per barel pada pukul 00.20 GMT. 

Untuk minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan di US$71,92 per barel, meningkat 90 sen atau 1,3%.

Pada hari Minggu (11/12/2022), TC Energy Kanada mengatakan belum menentukan penyebab kebocoran pipa minyak Keystone minggu lalu di Amerika Serikat. TC Energy juga tidak memberikan perkiraan kapan pipa tersebut akan kembali beroperasi.

Jalur Keystone dengan kapasitas 622.000 barel per hari adalah arteri penting yang mengirimkan minyak mentah berat Kanada dari Alberta ke penyulingan di Midwest AS dan Gulf Coast dan untuk ekspor.

Sementara itu, Presiden Rusia Putin mengatakan pada Jumat (9/12/2022) bahwa negaranya, pengekspor energi terbesar di dunia, dapat memangkas produksi minyak. 

Dia juga mengancam akan menolak menjual minyak ke negara mana pun yang memberlakukan batasan harga, yang ia sebut bodoh, untuk minyak Rusia.

Sebelumnya, negara-negara G7 menyepakati sanksi bagi Rusia berupa pembatasan harga minyak sebesar US$60 per barel. Sanksi ini bertujuan mengurangi sumber pendapatan Rusia untuk membiayai perang di Ukraina.

Sejauh ini sanksi tersebut berdampak terbatas pada pasar global, kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Pekan lalu, Brent dan WTI membukukan kerugian mingguan terbesar mereka dalam beberapa bulan dan menyentuh posisi terendah yang tidak terlihat sejak Desember 2021, tertekan kekhawatiran atas resesi global dan dampak pada permintaan minyak.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar