c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

30 Agustus 2025

14:23 WIB

Minus, Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp250 Miliar Pekan Ini

Aliran modal keluar disebabkan penjualan besar di pasar SRBI meski asing tercatat melakukan pembelian di pasar saham dan SBN.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Khairul Kahfi

<p dir="auto" id="isPasted">Minus, Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp250 Miliar Pekan Ini</p>
<p dir="auto" id="isPasted">Minus, Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp250 Miliar Pekan Ini</p>

Petugas menghitung uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung di Jakarta, Kamis (16/11/2023). Antara Foto/Bayu Pratama S/foc.

JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan melaporkan, investor asing terpantau menjual kepemilikan instrumen investasi di Indonesia sebesar Rp250 miliar pada perdagangan di pekan terakhir Agustus 2025.

Meski modal keluar tipis, catatan tersebut memberikan tren negatif terhadap aliran portofolio Indonesia, yang pada tiga pekan sebelumnya pada Agustus menunjukkan tren positif dengan modal masuk yang cukup deras. 

Adapun aliran modal keluar pekan ini disebabkan besarnya penjualan di pasar SRBI, meski asing terpantau melakukan pembelian di pasar saham dan SBN.

“Berdasarkan data transaksi 25-28 Agustus 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp0,25 triliun, terdiri dari jual neto di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp10,79 triliun, serta beli neto sebesar Rp2,62 triliun di pasar saham dan Rp7,93 triliun di pasar SBN,” ungkap Junanto dalam keterangan resmi, Jakarta, dikutip Sabtu (30/8).

Baca Juga: Minat Lesu, Modal Asing Masuk Hanya Rp910 Miliar Pekan Ini

Selain itu, BI mencatat, berdasarkan data setelmen sepanjang tahun berjalan hingga 28 Agustus 2025 (year-to-date/ytd), nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp48,01 triliun di pasar saham dan Rp94,28 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp76,44 triliun di pasar SBN.

“Premi CDS Indonesia 5 tahun per 28 Agustus 2025 sebesar 66,90 bps, naik dibanding dengan 22 Agustus 2025 sebesar 66,15 bps,” tambah Junanto.

Sementara itu, imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun berada di level 6,29% pada Jumat (29/8) pagi, turun tipis dibanding Kamis (28/8) yang juga turun ke level 6,30%.

Per akhir Kamis (28/8), hasil pantauan BI, indeks dolar AS (DXY) terpantau menguat ke level 97,81 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro Eropa, yen Jepang, poundsterling Britania Raya, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Baca Juga: Modal Masuk, Asing Borong Lagi Investasi Domestik Rp15,31 Triliun Pekan Ini

Meski demikian, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau stabil jelang akhir pekan ini. Detailnya, rupiah berada pada level bid Rp16.340 per dolar AS pada akhir Kamis (28/8), begitupun dengan pembukaan pada Jumat (29/8) pagi.

Selanjutnya, Junanto juga menginformasikan, yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun terpantau turun per Kamis (28/8).

“Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke 4,203%,” ungkapnya.

Dia menuturkan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia ke depan.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," pungkas Junanto.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar