26 Januari 2022
13:28 WIB
Editor: Fin Harini
JAKARTA – Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) mengungkapkan, sektor properti rumah tapak tetap bertahan dan melanjutkan tren meningkat pada kuartal IV tahun lalu.
"Kita melihat sektor rumah tapak tetap bertahan di tengah pandemi, penjualan rumah tapak masih bertahan melanjutkan tren yang kita lihat dari 2020," kata Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu (26/1), dikutip dari Antara.
Menurut Yunus, minat pasar terhadap sektor rumah tapak masih terbukti cukup tinggi. Tercermin dari produk baru yang dikeluarkan pengembang tetap mendapatkan respons positif dari pasar. Hal ini dikarenakan permintaan yang didominasi oleh pengguna akhir atau end users.
Selain itu, faktor keterjangkauan harga membuat sektor ini tetap memiliki performa yang baik. Dilihat dari sisi keterjangkauan harga, hampir 70% produk yang terjual pada semester II-2021 memiliki harga di bawah Rp1,3 miliar.
"Melihat permintaan yang cukup tinggi tersebut maka pengembang akan terus aktif meluncurkan produk baru, dan beberapa kawasan perumahan yang sebelumnya tidak aktif pun ikut berkontribusi dalam memasarkan produk-produk mereka," katanya.
Sementara itu, JLL juga menilai sektor kondominium pada kuartal IV tahun lalu masih dalam kondisi stagnan dengan penjualan yang masih relatif lemah.
"Untuk sektor kondominium, kita melihat penjualan masih relatif lemah karena pembeli masih sangat berhati-hati dan menunggu situasi yang tepat untuk melakukan pembelian," kata Yunus Karim.
Secara umum, permintaan kondominium masih tertekan. Ia menjabarkan, pada 2014 ketika tingkat penjualan dalam kondisi cukup sehat di angka 75% untuk seluruh produk yang ditawarkan. Namun, mulai dari 2015 tingkat penjualan terus tertekan dan berada di angka sekitar 60% dan berlangsung selama beberapa tahun terakhir.
"Kita melihat kondisi pada 2021 juga masih melanjutkan apa yang terjadi pada 2020 dengan tingkat permintaan yang terbatas, dan didominasi oleh pengguna akhir sehingga kalau dibandingkan dengan 2020 tingkat penjualan kondominium tertahan atau stagnan pada angka 62%," katanya.
Dari sisi pasokan juga terlihat peluncuran produk baru secara historis memang semakin sedikit mulai 2015, seiring dengan respons pasar yang juga menurun. Akhirnya ketika pandemi mencapai titik terendah dengan hanya sekitar 1.000 unit yang diluncurkan dan hanya mendapatkan tingkat penjualan sebesar 10%.
"Pada 2021 jumlah produk yang diluncurkan lebih sedikit sekitar 500 unit dan sudah mendapatkan tingkat penjualan di angka 39%, namun memang membutuhkan ekstra waktu untuk dapat mencapai tingkat penjualan yang diharapkan," kata Yunus.
Bangkit di 2022
Sebelumnya, Yunus Karim menyatakan sektor properti diproyeksikan akan mengalami peningkatan tahun 2022. Rumah tapak tetap mendapatkan respons positif dari masyarakat terutama dari kalangan milenial dan keluarga muda.
"Hal ini menjadikan rumah tapak sangat diminati, apalagi dengan harga terjangkau, ada akses transportasi publik dan kemudahan cara bayar," ujar Yunus di Jakarta, Rabu (9/1).
Sejumlah pelaku properti lainnya juga memprediksi properti masih menjadi investasi unggulan di Indonesia pada tahun 2022. CEO PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) John Riady menyebutkan kebijakan insentif PPN properti akan memperkuat pertumbuhan pasar properti. Karena itu, ia mendukung upaya pemerintah memperpanjang kebijakan insentif PPN DTP hingga Juni 2022.
Dengan uang muka nol persen dan insentif PPN terbukti membuat penjualan rumah meningkat signifikan. Hal ini pun akan mendorong kalangan milenial untuk berani berinvestasi properti dan memperoleh keuntungan return on investment (ROI) sekaligus untuk kepemilikan aset rumah pribadi. ROI sektor properti diproyeksi bisa di atas empat persen per tahun.
“Sebagai pengembang kami ingin terus berkontribusi dalam menopang pertumbuhan ekonomi pascapandemi. Kami berharap agar tahun ini dapat menjadi tahun keemasan bagi sektor properti. Demi melanjutkan komitmen kami dalam menunjang peningkatan pertumbuhan kepemilikan rumah dengan harga terjangkau yang dapat menjadi instrumen investasi bagi masyarakat," kata John.
LPKR sendiri, ungkap John, berencana untuk terus melanjutkan pembangunan rumah tapak di sejumlah kawasan.
Pengamat properti Ali Tranghanda memprediksi pasar properti nasional, terutama sub sektor rumah tinggal mulai mengalami kebangkitan di tengah pandemi pada 2022, khususnya di kota-kota penyangga Ibu Kota.
"Secara nasional, kita telah melihat tanda-tanda 'rebound' (kebangkitan) pasar properti. Hal ini terjadi berkat dukungan kebijakan pemerintah dan minat beli masyarakat yang terus naik. Jadi, kita bawa semangat ini agar industri properti bisa bangkit tahun ini,” jelas Ali yang juga CEO Indonesia Property Watch (IPW) di Jakarta, Sabtu (22/1).
Ali mengatakan, sinyal membaiknya ekonomi sudah terlihat pada indikator laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2021 sebesar 3,51% (quarter on quarter). Ali mengakui kalau pertumbuhan ekonomi memang masih ditopang belanja negara. Namun sebagian lagi juga berasal dari kontribusi sektor industri yang mulai mengalami pertumbuhan.