11 November 2022
17:48 WIB
JAKARTA – Minat kaum muda untuk berinvestasi terus meningkat. Setidaknya hal ini tergambar dari data Investree yang menyebutkan, kaum milenial dengan usia 24–40 tahun mendominasi pembelian SBN ritel pada platform Investree.
Hal ini terjadi sejak pertama kali Kemenkeu memasarkan Savings Bonds Ritel seri 003 (SBR003) pada 2018, hingga Obligasi Negara Ritel seri 022 (ORI022) pada September–Oktober lalu.
Dari rentang usia tersebut, kontribusi untuk setiap rentang usia adalah; usia 25–34 menyumbangkan Rp89,317 miliar dan usia 35–44 tahun berhasil menyumbangkan Rp114,306 miliar.
“Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan utama Kemenkeu dalam memasarkan SBN ritel, yaitu meningkatkan partisipasi generasi muda untuk berinvestasi SBN ritel dan membangun negeri,” kata Chief Product & Innovation Officer Investree Andi Andries dalam keterangannya, Jumat (11/11).
Sementara itu, dari segi gender, meski perolehan angka kontribusi investor laki-laki masih lebih tinggi dibandingkan investor perempuan, namun selisihnya tidak begitu jauh.
Investor laki-laki berkontribusi sebesar Rp193 miliar, sedangkan investor perempuan berhasil berkontribusi sebesar Rp106 miliar, atau berselisih Rp87 miliar.
“Itu artinya, kesadaran perempuan untuk berinvestasi sudah semakin tinggi, serta diprediksi mampu mengejar dominasi laki-laki,” serunya.
Co-Founder & CEO Investree sekaligus Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi menambahkan, sebanyak 98 juta orang di Indonesia masih masuk ke dalam kategori unbanked karena terganjal persyaratan layanan keuangan konvensional yang rumit.
Pada 2018 saja, kebutuhan pembiayaan mencapai Rp2,650 triliun, namun yang disalurkan oleh industri jasa keuangan baru Rp1 triliun. A
“Artinya, masih ada celah sebesar Rp1,650 triliun per tahun yang dapat menjadi peluang bagi pasar fintech lending untuk memberdayakan lebih banyak masyarakat dan UMKM,” ucapnya.
Usaha meningkatkan partisipasi generasi muda sendiri, memang tercermin dalam produk SBN ST009 yang hari ini diresmikan. ST009 yang berbasis syariah ini diproyeksikan menjadi pilihan berharga untuk bersama-sama menjaga bumi.
Ada istilah “Green” yang disematkan di depan penamaan Sukuk Tabungan seri ini. Dengan membeli ST009, berarti masyarakat ikut andil dalam mengatasi perubahan iklim dan memelihara kelestarian bumi, mengingat hasil penjualannya akan dialokasikan untuk mendukung upaya-upaya tersebut.
“ST009 ini diharapkan dapat menarik generasi muda yang kini lebih sadar akan pentingnya menjaga kelestarian bumi untuk berinvestasi SBN ritel,” ucapnya.
Selama masa penawaran ST009, 11–30 November 2022, masyarakat khususnya Lender Investree dapat membeli instrumen investasi aman dijamin pemerintah ini melalui sbn.investree.id atau aplikasi mobile Investree for Lender dengan tingkat kupon/imbal hasil minimal mengambang dan atraktif 6,15% per tahun.
Selain itu, Lender juga berkesempatan memperoleh bonus hingga Rp7 juta dengan berinvestasi melalui Investree.
Kami senang kerja sama yang terjalin antara Investree dan Kementerian Keuangan sangat positif. Perolehan penjualan di setiap seri tergolong stabil,” ujar Andi.
Dia menyebutkan secara rutin Investree menghadirkan program cashback sebagai stimulus bagi Lender agar semangat berinvestasi SBN ritel melalui platform Investree. Tahun lalu total penjualan SBN di Investree mencapai Rp14,74 miliar. Tahun 2022 ini sudah mencapai Rp11,78 miliar, belum termasuk ST009 yang mulai dipasarkan hari ini.
“Investree berharap hasil penjualan ST009 lebih tinggi dari yang diharapkan, agar capaian tahun ini dapat meningkat dibandingkan tahun lalu. Bagi kami, bukan capaian angka yang terpenting, namun dampak yang diberikan kepada masyarakat dan negeri dari hasil penjualan setiap seri SBN ritel,” imbuhnya.
Sekadar informasi, partisipasi Investree dalam penjualan SBN ritel di Indonesia telah memasuki tahun keempat. Bergabung sejak 2018 sebagai platform fintech lending pertama yang menjadi Midis Kemenkeu, hingga kini Investree berhasil mencatatkan sejumlah pencapaian terkait kontribusinya dalam memasarkan SBN ritel.
“Investree antusias menyambut penjualan SBN ritel pada 2023. Semoga Investree dapat terus mendukung program Kemenkeu dalam memperluas edukasi dan meningkatkan inisiatif investasi SBN ritel sebagai instrumen aman, mudah, terjangkau, dan menguntungkan,” tandasnya.
Co-Founder & CEO Investree sekaligus Ketua Umum AFPI, Adrian Gunadi, menambahkan, sebanyak 98 juta orang di Indonesia masih masuk ke dalam kategori unbanked karena terganjal persyaratan layanan keuangan konvensional yang rumit. Pada 2018 saja, kebutuhan pembiayaan mencapai Rp2,650 triliun, namun yang disalurkan oleh industri jasa keuangan baru Rp1 triliun. A
“Artinya, masih ada celah sebesar Rp1,650 triliun per tahun yang dapat menjadi peluang bagi pasar fintech lending untuk memberdayakan lebih banyak masyarakat dan UMKM,” ucapnya.