11 Juni 2025
13:39 WIB
Mercedes Buka Pabrik Baru, Menperin: Bukti Industri Otomotif Nasional Masih Menggeliat
Menperin mengklaim industri otomotif di tanah air masih berkinerja positif. Salah satu buktinya, pembangunan pabrik baru oleh beberapa perusahaan otomotif, seperti Mercedes Benz.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita (tiga dari kanan) mengeklaim industri otomotif RI masih bergeliat positif meski menghadapi ketidakpastian ekonomi global saat Pembukaan Pabrik Baru DCVMI/Mercedes-Benz, Cikarang, Selasa (10/6). Dok Kemenperin
CIKARANG - Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengklaim, industri otomotif di Indonesia masih menunjukkan geliat positif, meski ekonomi global saat ini tengah mengalami ketidakpastian. Hal ini tercermin dari sejumlah produsen otomotif asing di dalam negeri yang merealisasikan investasinya untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Agus menyebut, peningkatan produksi tersebut disinyalir sejalan dengan peningkatan kebutuhan otomotif di pasar domestik dan ekspor.
“Banyak perusahaan-perusahaan multinasional di dalam negeri, termasuk di antaranya sektor otomotif, yang masih melihat Indonesia memiliki prospek menjanjikan untuk menjalankan produksi manufaktur,” ujar Agus dalam keterangan tertulis, Jakarta, dikutip Rabu (11/6).
Baca Juga: Kemenperin: Tarif AS Picu Sejumlah Perusahaan EV Investasi di RI
Salah satu perusahaan otomotif global yang baru saja merealisasikan investasinya adalah PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing Indonesia (PT DCVMI) yang baru membuka pabrik baru di Kawasan Industri Delta Silicon 8, Cikarang, Jawa Barat.
“Pembangunan pabrik baru ini merupakan langkah strategis dan komitmen nyata Daimler Truck AG dan PT DCVMI dalam memperkuat sektor industri otomotif di Indonesia, sekaligus mencerminkan keyakinan terhadap prospek positif Indonesia sebagai hub-industri kendaraan niaga global," ujarnya.
Atas hal tersebut, Agus pun mengapresiasi PT DCVMI, sekaligus kepada Daimler Truck AG yang telah memberikan kepercayaan pada Indonesia sebagai salah satu basis produksi bus dan truk Mercedes-Benz di Asia.
"Kami optimistis Daimler bisa menjadi perusahaan yang semakin baik dan lebih besar bersama Indonesia,” ungkap Agus.
Sebagai informasi, Mercedes Benz pertama diproduksi di Indonesia pada tahun 1978 silam melalui PT Star Motor Indonesia hingga terbentuknya PT DCVMI pada 2019. Agus menilai, konsistensi produksi Mercedes-Benz di Indonesia menjadi wujud komitmen salah satu brand kendaraan niaga ini dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia.
“Dengan kemampuan produksi mencapai 5.000 unit per tahun, PT DCVMI mampu masuk dalam lima besar produksi kendaraan niaga truk dan bus di Indonesia,” sambungnya.
Lebih lanjut, Kemenperin berharap, pembukaan pabrik baru bisa membuat PT DCVMI bisa lebih aktif dalam mengembangkan model produksi, khususnya untuk kendaraan niaga ramah lingkungan, sebagai respons terhadap tren global yang saat ini semakin mengarah ke mobilitas hijau.
Baca Juga: Gaikindo: Penjualan Mobil 2024 Turun 13,9%, Bidik 900.000 Unit Di 2025
Oleh karena itu, menurut Agus, pihaknya akan memberikan fasilitasi berupa insentif fiskal dan nonfiskal untuk memacu pengembangan pengembangan produksi kendaraan niaga yang bisa masuk dalam fase green mobility.
Hal tersebut sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) sektor manufaktur yang ditetapkan Kemenperin menjadi lebih cepat 10 tahun yakni di 2050, dibanding target nasional.
“Kami berperan aktif memacu kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan akademisi untuk menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten, mengembangkan teknologi dalam negeri, serta memperluas jaringan riset dan inovasi,” ujar Agus.
Menperin juga menyambut baik komitmen PT DCVMI melalui fasilitas pabrik barunya yang mengadopsi standar emisi Euro 4 melalui teknologi SCR (Selective Catalytic Reduction) dan penggunaan DEF (Diesel Exhaust Fluid) berbasis urea dan air terionisasi.
Ke depannya, dia pun berharap perusahaan bisa terus mengembangkan model-model kendaraan yang memenuhi pasar ekspor dengan teknologi Euro 5 dan 6, sehingga memperkuat posisi PT DCVMI baik di pasar domestik maupun global.
“Selain itu, pemerintah juga berharap PT DCVMI dapat terus meningkatkan nilai kandungan lokal, di mana saat ini tercatat rerata nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada line up kendaraan yang diproduksi berada di angka 28,08%,” sebutnya.
Peningkatan TKDN Tetap Penting
Menperin mengingatkan pentingnya upaya peningkatan nilai TKDN dalam setiap proses produksi maupun pengadaan bahan baku dan komponen, akan mendukung penguatan industri nasional.
Selain itu, peningkatan nilai TKDN juga dapat memberikan peluang lebih besar bagi perusahaan untuk berpartisipasi dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, serta memanfaatkan berbagai insentif fiskal yang telah disediakan.
“Oleh karenanya, pencapaian TKDN yang tinggi melalui peningkatan nilai tambah dan local supply, pada akhirnya dapat memperkuat daya saing perusahaan, baik di pasar domestik maupun di pasar ekspor,” tutur Agus.
Baca Juga: Menperin: Opsen Pajak Berpotensi Menekan Industri Otomotif
Kemenperin mendata, neraca perdagangan kendaraan niaga pada Januari-Maret 2025 masih mengalami defisit US$608,7 juta atau senilai Rp9,7 triliun. Sebab, ekspor kendaraan niaga tercatat sebesar US$75,5 juta, sedangkan impornya mencapai US$684,2 juta.
Untuk itu, langkah peningkatan nilai TKDN, khususnya pada industri kendaraan niaga, merupakan langkah strategis dalam upaya menjawab tantangan terhadap tingginya impor pada kendaraan komersial.
“Kami berbahagia karena orientasi pembangunan pabrik baru ini sangat relevan merespons tantangan defisit perdagangan kendaraan niaga nasional," ucapnya.
Pihaknya juga mencatat, komitmen PT DCVMI yang akan mengoptimalkan fasilitas pabrik baru ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, namun juga untuk meningkatkan ekspor kendaraan komersial ke berbagai negara.
"Lebih dari itu, kami juga menyambut baik komitmen PT DCVMI untuk mengembangkan rantai pasok lokal dan menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya melalui pembangunan pabrik baru ini,” pungkas Menperin.