12 Agustus 2025
14:34 WIB
Menteri PU: Bendungan Bulango Ulu Dukung Ketahanan Pangan
Dalam mendukung program ketahanan pangan nasional, Bendungan Bulango Ulu berperan untuk penyediaan air untuk irigasi, ketahanan air dan pengurangan risiko banjir.
Penulis: Fin Harini
Pembangunan Bendungan Bulango Ulu di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Antara/HO - Kementerian PU
JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan pembangunan Bendungan Bulango Ulu di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan ketahanan air, khususnya di Indonesia Timur.
Karena itu, Kementerian PU terus mendorong percepatan pembangunan bendungan yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini. Hingga 1 Agustus 2025, progres fisik pembangunan bendungan tersebut telah mencapai 85,6%.
"Kementerian PU menargetkan konstruksi rampung pada akhir 2025, mudah-mudahan dapat berjalan lancar sesuai rencana," katanya di Jakarta, Selasa (12/8), dikutip dari Antara.
Bendungan Bulango Ulu dirancang untuk memiliki kapasitas tampung total mencapai 140,95 juta m³ dengan volume efektif sebesar 58,61 juta m³.
Baca Juga: Hanya Dapat Rp22,3 T, Kementerian PU Batalkan Beberapa Pembangunan Infrastruktur
Dalam mendukung program swasembada pangan nasional, Bendungan Bulango Ulu berperan untuk penyediaan air untuk irigasi, ketahanan air dan pengurangan risiko banjir.
Nantinya, berdasarkan data Kementerian PU, Bendungan ini akan mengairi irigasi seluas 4.950 hektare, khususnya pada Daerah Irigasi (DI) Lomaya, DI Alale, dan DI Pilohayanga. Dengan demikian, akan meningkatkan intensitas tanam (dari IP 265 menjadi IP 300) pada pola padi-padi-palawija jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya menghasilkan satu kali panen dalam setahun.
Bendungan dengan tipe urugan batu inti tegak ini memiliki luas genangan mencapai 483 ha yang dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir wilayah hilir Sungai Bolango. Sumber air yang berasal dari DAS Bolango akan dikendalikan oleh bendungan, khususnya pada musim hujan dengan mereduksi debit banjir hingga 414 m3/detik.
Bendungan Bulango Ulu menyediakan air baku sebesar 2.200 liter/detik dan sebagai pengendali banjir untuk wilayah seluas 629 hektare.
Selain itu, Bendungan ini akan dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) berkapasitas 4,96 MW, serta potensi pengembangan pariwisata di kawasan bendungan.
Proyek in bernilai Rp2,42 triliun ini dikerjakan melalui dua paket utama. Paket I mencakup pembangunan jalan akses, jembatan, timbunan utama (main dam), serta pembersihan area genangan. Sementara Paket II meliputi bangunan pelimpah, pengelak, hidromekanikal, serta fasilitas bendungan lainnya.
Selain konstruksi utama, pembangunan fasilitas umum seperti kantor Unit Pengelola Bendungan (UPB), rumah dinas, musholla, aula serbaguna, gapura, dan pos jaga juga terus berjalan, memperkuat integrasi kawasan bendungan sebagai pusat layanan dan pengawasan operasional pasca pembangunan.
Baca Juga: Agar Bendungan Tak Kekurangan Sawah
Dody menyebutkan salah satu tantangan utama dalam penyelesaian proyek adalah pembebasan lahan. Dari total 1.723 bidang tanah, sebanyak 75,91% atau 1.231 bidang telah bebas. Sisanya masih dalam proses penyelesaian administratif, baik melalui konsinyasi, penetapan pengadilan, maupun koordinasi lanjutan dengan pemerintah daerah.
Kementerian PU juga mencatat pekerjaan fisik utama seperti main dam, spillway, serta bangunan pengambilan terus didorong agar selesai sesuai dengan target.
Agenda penting lainnya seperti plugging & impounding, pemasangan sistem hidromekanikal, hingga penataan lanskap direncanakan selesai secara bertahap hingga pertengahan 2026.
“Dengan kerja sama seluruh pihak, Kementerian PU optimistis Bendungan Bulango Ulu dapat segera rampung dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Gorontalo dan sekitarnya,” kata Dody.
Pembangunan bendungan Bolango Ulu masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dan merupakan bagian dari proyek pembangunan 61 bendungan dari 2015 hingga 2025 yang akan menambah jumlah tampungan air yang dibangun Kementerian PUPR dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Gorontalo.